Li Liunian memang tidak bisa melihat, tapi dia bisa mendengar, dan apa yang sedang terjadi saat ini membuat perasaannya cemburu, sedih dan marah.
Shen Liunian berbicara dengan kurang ajar pada Li Luinian, "Ternyata kamu, hai orang buta. Mengapa kamu masih belum pergi juga?"
Li Liunian tidak menanggapi kata-kata itu, tapi malah berbicara pada Tong Yue: "Xiao Yue, kesinilah, berdirilah di sisiku."
Tong Yue langsung menghampiri Li Liunian. Dia berpikir bahwa saat ini telah ada seseorang yang mau melindunginya. Sesampainya di sisi Li Liunian, Tong Yue langsung menggenggam jari-jari tangan Li Liunian.
"Ah Nian, kenapa kamu kembali ke sini lagi?" tanya Tong Yue heran.
Momen ini juga membuat Li Liunian luluh, sebab Tong Yue memanggil dirinya dengan sebutan 'Ah Nian'.
Li Liunian tersenyum dan menjawab, "Karena aku khawatir denganmu, jadi aku kembali untuk melihat kondisimu."
Mendengar sebutan 'Ah Nian' dan 'Xiao Yue', Shen Liunian seperti orang yang merasa hatinya tengah ditusuk-tusuk. Dia sangat cemburu, tapi juga harus menahan diri.
Shen Liunian yang memendam amarah bertanya secara kasar: "Tong Yue, apakah kamu benar-benar berpacaran dengan si buta ini?"
Tong Yue yang sedang merasa tenang menjawab pula dengan ketenangan, "Shen Liunian, sudah tidak mungkin lagi kita hidup bersama. Aku sudah tidak mencintaimu. Kalau benar Xu Qing Qing mencintaimu, balaslah cintanya. Kita tidak mungkin seperti dulu lagi."
Shen Liunian mengarahkan jari telunjuknya pada Tong Yue sembari melontarkan kata-kata dengan nada keras: "Ingatlah! Kamu akan menyesal!"
Shen Liunian akhirnya pergi dan hatinya dipenuhi amarah.
Tong Yue menatap Li Liunian sambil tersenyum. Kata-katanya lembut pada Li Liunian, "Ah Nian, terima kasih~~"
Mendengar ucapan terima kasih dari Tong Yue sebenarnya tidak membuat Li Liunian bahagia, karena itu Li Liunian tidak menjawab apa-apa. Tak lama kemudian, Li Liunian, karena masih ingin bersama dengan Tong Yue, mengucapkan satu hal: "Apakah kamu tidak ingin mengajakku masuk ke dalam asramamu dan memberikan segelas air putih? Aku haus."
Tong Yue memberi jawaban singkat, "Iya," Lalu tersenyum.
Li Liunian berbalik badan dan menatap pengawalnya sambil memberi perintah, "Xiao Wang, tunggu di sini, ya. Kamu tidak usah ikut masuk."
Satu orang pengawal itu mengerti apa maksud Tuannya, sebab inilah kali pertama dia melihat Tuannya sangat peduli pada seorang wanita.
"Baik, Tuan Li."
Li Liunian mengikuti Tong Yue masuk ke dalam Gedung asrama.
Sementara itu, Tong Yue memegang tangan Li Liunian untuk menuntunnya karena kedua matanya tidak bisa melihat.
"Ah Nian, hati-hati ya. Tangga di sini sangat sempit."
Li Liunian memang tidak bisa melihat, namun dia tidak pernah mengandalkan orang lain. Di saat ini sajalah Li Liunian tampaknya sangat mengandalkan Tong Yue.
Ketika tangan Tong Yue yang lembut menarik dan memegang tangan Li Liunian, seketika itu pula Li Liunian merasa berbahagia. Setelah menaiki banyak anak tangga, sampailah mereka di kamar asrama dan pada saat ini pula Tong Yue mengatakan, "Ah Nian, aku hanya punya teh bunga."
"Jangan khawatir. Duduk dan temani aku mengobrol," balas Li Luinian sambil menarik tangan Tong Yue dan tidak ingin melepaskannya. Dia hanya berpura-pura haus saja agar bisa mengobrol banyak dengan Tong Yue.
Melihat tangannya ditarik oleh Li Luinian, Tong Yue hanya menunduk dan tersenyum. Balasnya dengan lembut, "Baiklah. Aku tidak akan pergi dan akan menemanimu."
Tong Yue duduk.
"Xiao Yue, bolehkan aku menyentuh wajahmu?"
Tong Yue sedikit terkejut, tapi juga tersenyum dan membalas: "Ya, boleh."