Tong Yue berdiri di dalam kamar sampai dia merasa bahwa Shen Liunian sudah pergi. Kedatangan Shen Liunian membuat Tong Yue banyak-banyak menghirup napas yang dalam.
Namun tak lama setelah kepergian Shen Liunian, muncul suara lainnya dari luar kamar: "Apakah ini adalah kamar Nona Tong Yue?"
Karena itu suara seorang perempuan, Tong Yue langsung saja membuka pintu kamarnya. Di hadapannya berdiri seorang Nyonya yang kaya raya.
"Maaf, kalau boleh tahu, Anda siapa?" Tong Yue bertanya pada Nyonya itu.
"Aku adalah Ibu Li Liunian. Panggil aku Nyonya Li." Jawaban dari Nyonya besar ini membuat Tong Yue terkejut, lalu merasa takut.
"Ternyata Ibu Li Liunian. Maaf. Nyonya Li, silakan masuk!"
Nyonya Li masuk bersama dengan asistennya yang berusia sekitar 40 tahun. Sambil berjalan ke dalam Nyonya Li melirik-lirik kamar Tong Yue, dan tak lama ia mulai kembali bicara: "Kamar di asrama ini sangat sederhana dan kecil. Kasihan sekali kamu tinggal di sini."
Tong Yue terkejut mendengar pernyataan itu. Balasnya dengan tenang sambil menyuguhkan teh hangat: "Tapi, saya merasa lingkungan di sini cocok dengan saya."
Hati Tong Yue merasa tidak tenang. Hatinya bertanya-tanya, mengapa Ibu Ah Nian ingin bertemu dengan dirinya.
"Hahaha~~" Nyonya Li tertawa… lalu dia lanjutkan ucapannya, tapi dengan nada merendahkan, "Oh, begitu…. Kamu sepertinya sudah miskin sejak kecil. Sekitar umur dua puluhan, orangtuamu meninggal, dan kamu masih memiliki adik laki-laki yang perlu dirawat. Dengan latar belakang kehidupan seperti itu, untuk memiliki kasur saja juga sudah bagus bagimu."
Karena seperti direndahkan Tong Yue langsung berujar, "Nyonya Li, Apakah Anda sedang merendahkan kehidupan yang saya jalani?"
Sementara itu Nyonya Li menatapnya tajam, lalu mengatakan hal lainnya, "Aku harus mencari tahu wanita seperti apa yang dicintai oleh anakku…. Tak kusangka ternyata kamu adalah orang miskin yang ingin menjadi orang kaya."
Tong Yue mengerti perkataan itu: Nyonya Li ternyata ingin menghinanya dan ingin menegaskan bahwa dirinya tidak cocok dengan Li Liunian.
Nyonya Li pun minum teh yang disajikan oleh Tong Yue. Ia lanjutkan lagi kata-katanya, "Tenang…. Jangan khawatir. Untuk sementara ini, aku tidak akan memisahkan kalian berdua karena Li Liunian masih membutuhkanmu."
Tong Yue menggeleng, katanya kembali pada Nyonya Li, "Saya tidak mengerti."
Nyonya Li kembali menatap Tong Yue seraya menegaskan: "Kamu akan menemani Ah Nian pergi ke Amerika Serikat besok. Tapi yang aku inginkan adalah: setelah operasinya berhasil, kamu baru boleh pergi, jauh dari anakku."
Setelah selesai berbicara, Nyonya Li melihat asistennya, lalu menyuruhnya sang asisten untuk mengeluarkan sebuah selembar cek dari tas.
"Ini 5 juta. Biayamu menjadi suster anakku," tanganya menyodorkan cek itu.
"Hah? Suster? 5 juta terlalu banyak," Tong Yue terkejut.
Nyonya Li melihatnya dan seolah-olah melakukan negosiasi, "Yang penting uang ini cukup untuk kamu. Terimalah agar ada kesepakatan di hari ini."
Tong Yue lagi-lagi melihat Nyonya Li dan menggeleng. Penolakan keluar dari mulut Tong Yue, "Maaf, saya tidak akan menerima uang ini. Setelah Ah Nian selesai operasi, saya adalah--seperti keinginannya juga--orang pertama yang ingin dia lihat. Saya sudah berjanji dengan Ah Nian dan saya tidak ingin mengingkari janji!"
Nyonya Li kembali menatap Tong Yue, tapi kali ini lebih tajam. Kata-katanya yang seolah merendahkan kembali keluar: "Oh, ternyata kamu menginginkan lebih daripada angkat yang tertera di cek. Apa kamu benar-benar ingin menjadi Nyonya Li?"
Tong Yue kembali menggeleng, "Perkataan Anda itu hanyalah imajinasi Anda sendiri, yang belum tentu sesuai dengan isi hati saya. Saya tidak pernah memikirkan warisan Keluarga Li. Kalau memang kami berdua menikah nanti, tak satu sen pun aku ingin dari Ah Nian!"
Nyonya Li tersenyum dingin seraya mengatakan, "Jangan berharap lebih, pernikahan itu tidak akan terjadi. Anakku sudah buta dari kecil dan belum banyak tahu bagaimana ciri-ciri wanita yang hanya menginginkan warisannya."
Suasana hening sebentar, lalu Nyonya Li melanjutkan ucapannya: "Aku tidak akan setuju kalau kalian menikah. Bahkan dapat dipastikan Ayah Ah Nian juga akan menolaknya. Sampai kedua mata Ah Nian bisa melihat, kami akan mencarikan istri yang cocok dengannya, seorang wanita yang mampu menunjang karier dan dapat menjaga rumah tangga!"