Tong Yue sudah tahu bahwa kedua mata Li Liunian akan bisa melihat.
Li Liunian adalah pria yang sangat baik hati. Karena itu, karma baiknya pasti akan berbuah.
"Nona Tong, Tuan Li jarang sekali sarapan. Tolong Nona Tong bantu saya untuk membujuk Tuan Li," mohon seorang Pembantu padanya.
"Pembantu Li, Anda terlalu cerewet hari ini."
Li Liunian adalah pria yang sangat lembut, sifatnya sangat baik, sabar, dan tidak mudah marah.
Pembantu segera meninggalkan tempat tersebut.
Tong Yue duduk di depan Li Liunian.
Dia melihat Li Liunian sedang mengambil secangkir kopi yang tidak ditambah dengan gula ataupun susu.
"Tuan Li, kalau Anda tidak sarapan dan hanya meminum kopi saja, ini sangat tidak baik." Tong Yue mulai membujuk.
Li Liunian tersenyum manis.
"Apakah Anda benar-benar sedang memberi perhatian pada saya?"
Tong Yue senyum dan mengangguk.
"Iya. Kamu telihat sedikit kurus. Kamu harus banyak makan makanan yang bergizi."
Li Liunian berkata dengan nada sedih: "Esok hari adalah hari pernikahan kalian. Selamat ya, Guru Tong."
Mendengar kata 'selamat' itu, Tong Yue merasa sangat sedih. Dirinya hanya teringat pada sebuah momen, ketika Li Liunian menangis di depan pusaranya.
Kali ini, Tong Yue bisa merasakan kesedihannya.
Tong Yue hampir menangis ketika dia melihat pria yang di depannya sedang minum kopi.
"Saya tidak jadi menikah," tegas Tong Yue.
Li Liunian tersentak. Raut wajahnya pun berubah menjadi bahagia. Dia kembali bertanya, "Apa yang Anda katakan?"
Tong Yue tersenyum manis dan membalas, "Aku bilang, aku tidak jadi menikah. Aku tidak jadi menikah dengan Shen Liunian."
Senyum Li Liunian menampakkan seribuh kebahagiaan.
Sementara Tong Yue berpikir ke arah lain, bahwa pria ini layak untuk diperjuangkan.
"Mengapa? Bukankah Guru Tong sangat mencintai Shen Liunian?" Li Liunian kembali bertanya pada Tong Yue.
Tong Yue tidak bisa menjelaskan bahwa dirinya pernah meninggal dalam satu waktu. Bahkan, dia juga tidak mau mengingatnya lagi.
"Ya, aku mencintai Shen Liunian, tapi dia tidak mencintaiku. Sangat gampang, kan?" Tong Yue menjawabnya dengan singkat dan jelas.
Setelah Li Liunian mendengar, muncul sebuah niat dalam hati untuk melindungi Tong Yue.
Tong Yue adalah wanita yang sangat baik.
Kenapa Shen Liunian tidak mencintai dirinya?
Mata pria itu memang sudah buta.
"Anda sangat baik. Saya sangat yakin pasti akan ada pria yang mencintaimu." Li Liunian berbicara dengan jujur sambil tersenyum.
Tong Yue menatap Li Liunian dengan tajam.
"Tuan Li, apakah kamu pernah mencintai seorang wanita?"
Mendengar pertanyaan itu, Li Liunian terkejut, bahkan tidak berani berkata jujur.
"Apakah pria seperti saya berhak mencintai? Saya tidak berhak mencintai siapapun, karena saya tidak bisa menjaga diri sendiri dengan baik, apalagi kalau harus menjaga orang lain?"
Tong Yue sedih setelah mendengarnya. Bagaimanapun juga, Tong Yue telah mengetahuai bahwa Li Liunian mencintai dirinya, hanya saja Li Liunian tidak berani berkata jujur.
Hanya karena dia merasa tidak pantas.
"Tuan Li, apakah kamu percaya jodoh?"
Li Liunian tersenyum. kata-katanya, "Ya, percaya. Seperti saya bertemu dengan Anda. Ini adalah jodoh."
"Lalu, apakah kamu percaya bahwa matamu jug bisa sembuh?" Tong Yue lanjut bertanya.
Li Liunian menarik nafas panjang,
"Sudah. Jangan menghibur saya lagi. Sudah banyak orang yang menghibur saya. Akan tetapi, tidak ada harapan untuk saya. Kedua mata saya sudah tidak bisa melihat sejak saya dilahirkan."
Tong Yue bisa merasakan kesedihan Li Liunian.
"Tidak! Saya berjanji dengan kamu. Kedua mata kamu pasti akan bisa melihat!"
Li Liunian juga terkejut, sebab Guru Tong Yue pada hari ini sanggat berbeda dengan Tong Yue sebelumnya.
Dulu, Tong Yue hanya bisa bermain piano dan sekadar basa-basi dengannya. Dia pasti akan membahas tentang Shen Liunian.
Dalam setiap percakapan yang Tong Yue utarakan, Li Liunian mampu merasakan bahwa wanita ini sangat mencintai Shen Liunian.
Namun kali ini berbeda, tak sedikit pun Tong Yue membahas pria.