Air di kamar mandi terus bergejolak.
Su Xiaoyun sedang duduk di tepi ranjang - dengan lebar 1.5 meter - sambil mengamati bayangan samar di kamar mandi.
Ayolah, cepat peluk wanita bau dan menjijikkan itu. Apa Rong Linyi hanya ingin terus-terusan mandi di dalam sana?
Di sisi lain, mana orang ketiga yang - dengan percaya dirinya - berani tidur dengan Rong Linyi?
Su Xiaoyun melihat kaca berembun itu dengan geram, sambil mengamati siluet sempurna suaminya.
Ternyata suamiku sangat tinggi dan tampan. Tapi kenapa aku tidak pernah ditiduri!
Bahkan, kenapa dia masih mencari wanita lain?
Tidak bisa begini! Bagaimanapun juga, dia harus melindungi suaminya dan mempertahankan rumahnya!
"Belum tidur?" pintu kamar mandi itu terbuka, sementara Rong Linyi - dengan handuk yang melingkar di pinggangnya - berjalan keluar dengan rambut basah.
"Ahh!"
Su Xiaoyun tidak tahan melihat itu. Jadi, ia cepat-cepat menutup mukanya dengan kedua tangan.
Suaminya sedang setengah telanjang!
Diam-diam, wanita itu mengintip tubuh suaminya, lalu ke arah bahunya yang bidang dan kekar, dengan delapan otot perutnya yang kotak-kotak. Bagaimana tidak, karena ketika suaminya sedang mengenakan pakaian, saat itu ia terlihat sangat kurus. Jadi, kenapa berbeda sekali setelah dibuka?
Mata kecil wanita itu mengintip dari balik celah-celah jarinya, jadi Rong Linyi pun tidak menyadarinya.
"Kalau kau belum bisa tidur, mandilah." katanya santai.
Biasanya, beberapa orang telah mandi di siang hari. Maka dari itu, sebenarnya Su Xiaoyun ingin melayangkan protes.
Namun, ketika ia melihat ekspresi Rong Linyi yang dingin, maka hal itu membuatnya merasa getir.
Namun, ketika wanita itu hendak pergi ke kamar mandi…
"Tunggu dulu, tidak perlu," kata suaminya.
"Terima kasih, suami!" Su Xiaoyun mengangguk, seperti sedang mengangguk kepada bosnya.
Namun, apa yang dikatakan Rong Linyi setelahnya langsung membuat wanita itu merasa tersentak: "Menjauhlah dariku, dan jangan sentuh aku dengan pakaian yang sudah kau kenakan seharian." Bibir Su Xiaoyun mulai berkedut-kedut, dengan jarinya yang mulai menarik-narik ujung pakaian pinknya, sambil menggigit bibirnya sendiri: "Wuwu, kan baru setengah hari."
Ternyata suamiku membencinya. Tapi, bukankah pakaian ini berasal darinya? Tapi kenapa dia masih tidak senang.
"Kalau begitu, sebaiknya aku mandi." suaranya terdengar lirih.
Bagaimanapun juga, pakaiannya telah dipakai untuk waktu yang lama. Jadi, bukankah itu masuk akal kalau suaminya berkata demikian?
"Kubilang tidak perlu. Besok, aku akan meminta Bibi Chen untuk memasangkan keset, agar kau bisa menggunakannya," kata Rong Linyi dengan tidak sabaran.
"Ahh!"
Su Xiaoyun merasa tertegun.
Ternyata, suaminya takut kalau istrinya sampai terpeleset di kamar mandi.
Jadi, rupanya pria itu cukup pengertian.
"Suami, kau baik sekali." tiba-tiba, Su Xiaoyun bersikap seperti seekor anak kucing yang sedang dibelai rambutnya. Jadi, ia pun mulai menggosok-gosok telinganya.
Sebelum Rong Linyi sempat menghentikannya, namun wanita itu sudah lebih dulu menghentikan aksinya.
Setelah memikirkannya matang-matang, maka wanita itu akhirnya menggerakkan tangannya dan menurunkan resleting pada bagian samping pakaiannya.
"Kau…" Sebelum Rong Linyi sempat menghentikannya, saat itu Su Xiaoyun telah mengangkat pakaiannya dan melepaskannya ke atas kepala.
Setelah itu, dengan malu-malu, maka ia segera menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya, dan meminta pendapat suaminya dengan hati-hati. "Pakaian dalamnya tidak terkena polusi. Jadi, bisakah kau tidak melepaskannya?"
Rong Linyi menyipitkan matanya.
Kedua matanya yang dingin, ditambah dengan tatapan birahi yang tertahan.
Kombinasi keduanya membuat wanita itu tersipu, hingga ia tampak sangat manis, dengan tubuh kecilnya yang mirip seperti batu giok. Alhasil, setiap inci lekukan di tubuhnya berisi timbunan lemak. Meskipun wanita itu sedang berusaha untuk menutupi beberapa "bagian" tubuhnya, namun karena bagian itu setengah tersembunyi dan setengah terbuka, maka hal itu pun akhirnya terlihat lebih menarik.
Selain itu, dikarenakan sikapnya yang malu-malu, bulu matanya yang ringan, lentik, panjang dan tebal, maka semua itu membuatnya terlihat seperti sepasang sayap kupu-kupu. Meski ringan, namun di dalamnya menyimpan badai yang mampu mengguncang hati seorang pria.
,