Vano menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Tak habis pikir dengan Galena yang ternyata sangat sulit untuk dibangunkan.
"Kak Glen biasanya gak susah bangun kok. Baru tidur kali dia makannya susah dibangunin," komentar Lili setelah menguap,
Dirinya adalah Vano, manusia yang selalu memiliki seribu satu cara lain. Vano membungkukkan badannya, bibirnya mendekati telinga Galena.
"Kalau lo gak bangun sampai hitungan ke lima, gue bakal cium lo. Gue gak pernah main-main sama ucapan gue, Galena." Bisiknya dengan seringaian yang jarak sekali diperlihatkan.
Galena menggumam tidak jelas. "Halah, sepik cium-cium, di mimpi masih aja belagu lo,"
Vao tak dapat menahan senyumannya lagi mendengar gumaman Galena ditengah kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya.
"Hitung mundur ya, biar kayak Syahrini," Vano berbicara sendiri.
"Lima,"
"Empat,"
"Tiga,"
"Dua,"
"Satu,"
Cup~