Vano memberhentikkan motor hitam kesayangannya di depan rumah Galena. Kemudian ia turun dan menghampiri wanita paruh baya yang sedang menyapu dipekarangan rumah Galena.
"Permisi, Bu. Galena-nya ada?" tanya Vano sesopan mungkin.
Bi Sunarti menghentikkan kegiatannya dan menatap Vano dengan kagum. "Eh, aya si Aa kasep. Eum, eta A, neng Galena na atos angkat,"
Dahi Vano mengerut, tak paham apa yang dibicarakan oleh wanita paruh baya tersebut. "Maaf, Bu. Saya gak paham bahasa Sunda." Vano menyengir kikuk, merasa canggung.
Bi Sunarti tertawa ringan. "Maksud saya, neng Galena udah berangkat." Alibinya, sesuai perintah dari Galena sebelum pergi mengantar Monica ke rumah sakit. Walau didalam hati Bi Sunarti tak tega membohongi Vano.