"Edward bokapnya Dirga?"
Vano berdecih sinis menatap ponselnya. Tak menyangka bahwa lelaki sialan itu kembali merecoki hidupnya. Walau Dirga belum menampakkan diri di hadapan Vano, tapi Vano sangat tahu jika keberadaannya akan selalu di awasi oleh Dirga.
Jarum pendek jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas. Vanya, David dan Vino belum kembali dari acara perayaan perusahaan David dan Vanya yang entah keberapa. Jika di pikirkan kembali, Vano mengambil sisi positif kejadian yang dialami oleh Galena tadi. Kalau bukan karena Galena, sudah dipastikan detik ini Vano masih luntang-lantung kebosanan dalam aula hotel dimana acara berlangsung.
Tapi sisi positifnya harus segera ia singkirkan ketika membuka pintu kamar dan melihat sosok Austin yang tengah tengkurap di atas ranjangnya seraya memakan chiki yang sudah di pastikan sumbernya dari dapur rumah Vano.