Galena mendengus, menatap pemandangan membosankan di hadapannya saat ini. Aula hotel sudah ramai, dipenuhi orang dewasa yang tengah sibuk berbincang seraya melemparkan senyuman palsunya. Persis seperti di drama Korea yang menceritakan konglomerat.
Awalnya Galena senang ketika Ryan mengajaknya ke acara pesta kolega bisnis seperti ini dengan kesan mewah. Apa lagi Ryan membangga-banggakannya di hadapan para kolega. Galena yang cerdas, cantik, dan sopan.
Hingga Galena menyadari bahwa itu semua hanyalah sebuah citra Ryan sebagai sosok ayah yang baik dihadapan para kolega. Padahal kenyataannya, Ryan tidak mengetahui apa-apa tentang Galena.
"Perkenalkan, ini putriku, Galena." Ryan mulai memperkenalkan Galena kepada kolega bisnisnya. Sementara Galena hanya mengangguk sopan dan tersenyum kaku. Sejak tadi ia tidak suka ditatap terus-terusan oleh pria berdasi hitam putih, salah satu kolega bisnis Ryan.
Galena merasa terintimidasi.