Hari-hari berlalu. Paginya , saat Naija sampai di sekolah (tentunya dengan kondisi Mata bengkak dan ia memakai kacamata) , ia bertemu dengan Niel. Naija berusaha tidak peduli , dan tetap menyalami guru-guru yang menunggu di depan. "Naija , matamu semakin bengkak ," ujar Bu Tri dengan nada khawatir. "Iya bu , besok kalau semakin bengkak , besok saya tidak masuk untuk periksa ," jawab Naija. "Iya , lebih baik segera periksa ya. Udah bengkak gitu ," timpal Bu Tri. Naija segera ke dalam kelasnya. Hari itu berjalan seperti biasa , sampai istirahat kedua , Naija istirahat bersama Marsha , Shiro , dan Mulheirs. "Ya , tdi aku datang , Niel juga datang. Aku berusaha memperlambat jalanku agar ia duluan , dan dia mempercepat jalan juga akhirnya. Tapi percuma , sehabis dia absen , aku juga absen ," curhat Naija. "Rip ," jawab Marsha. "Hey temanku!!! You harus gu tu hospital!" Timpal Mulheirs. "Gu tu...." pungkas Naija. "Eh , maksudku , eh , go to , hehehehe ," balas Mulheirs. "Besok aku periksa kok ," kata Naija. "Nah! Habis , your ice is bengkak!" Timpal Mulheirs. "Ice?!" hardik Marsha. "Ice!!" hardik Naija. Mereka tertawa ria. "Iya aku tau mataku itu es batu ," jawab Naija. "harusnya eye , woy ," kata Shiro. "Eh , ah , ya itu lah ," kata Mulheirs. Ketika mereka asyik bicara , Naija melihat Niel menaiki tangga. Kebetulan Naija berada di dekat tangga. Niel tidak melihat ke arahnya , begitu juga Naija. Entah kenapa di hati Naija selalu berkata bahwa ia harus bisa move on , dan jangan pernah kembali lagi ke orang yang sama. Tapi , Naija selalu begitu , sekali ia suka atau cinta , ia tak bisa move on dengan cepat. "Ah , semoga aku bisa move on dari Niel. Ini semakin menyakitkan. Cukup sakit karena mata bengkak saja , jangan ditambah dengan sakit hati ," gumam Naija. "Mana berpapasan terus , aku kurang hoki. Berpapasannya di saat mataku bengkak. Sementara saat aku sehat , dia tidak pernah kelihatan. Ck ," Naija berbicara dengan suara pelan. "Hey , Naija. Coba nanti tanya ke Pak Bros , apakah ia seorang wibu atau bukan ," canda Marsha. "Kau gila , kalau nilaiku di 0 kan gimana?!" Tanya Naija. "Ya kan cuma tanya , apa salahnya ?" Tanya Marsha kembali. Dan panjang umur , Pak Bros datang dengan senyum khasnya , uh , alias , senyum maut. "Weh panjang umur hahahahhha!!!!" Ujar Marsha. "Eh buset! Pak! Pak Bros! Di tanyain Marsha!" Kata Naija dengan tertawa. "Hm? Tanya apa?" Tanya Pak Bros dengan senyumnya. "Anu. bapak wibu?" Tanya Naija sambil melihat Marsha yang kabur sambil tertawa. "Hah ? Enggak tuh ," jawab Pak Bros dengan senyum. "Lha dulu bapak pernah datang ke event Jejepangan ," pungkas Shiro. "Oh , itu kebetulan saja anak bapak suka ," jawab Pak Bros sambil senyum dan pergi. "Yah! Kirain Pak!" Jawab Shiro dan Naija. "Permisi Kak , " sapa Elshaja , adik kelas Naija. "Ya , ada apa?" Tanya Naija. "Kakak bisa pelajaran fisika?" Tanya Elshaja. "YAAAH!!!!!" Dan suramlah Naija. "AKU , AKU TIDAK BISA , DIK ," jawab Naija sambil suram. Hari-hari berjalan seperti biasa , dengan tidak mementingkan bahwa ia bisa saja modus ke Niel dengan membawa Elshaja untuk bertanya soal Fisika. Naija tidak ingin hatinya terusik karena cinta seharian ini.
~~~~~®®®®®~~~~~