Tetap masih sama tidak ada yang berubah untuk wanita dua puluh lima tahun ini. Bangun tidur bereskan tempat tidur dan sekarang dia sudah berada di depan rumah duduk melihat orang melewati rumahnya, kendaraan keluar masuk dari gang satu persatu.
Selain tempat perdesaan banyak pabrik produksi di sini. Pantssan kendaraan mobil besar kadang buat suasana tidur siang tidak merasa tenang. Belum lagi pagi begini jam tujuh sudah ada penjual lewat di persimpangan.
Fera memperhatikan si penjual gerobak itu. Semakin di lihat rasa aroma tercium sangat jelas. Ia pun penasaran untuk melihat jual apa sih sampai ramai begitu.
"Ini apa, Bang?" Fera tiba bertanya pada si penjualnya.
"Kue cubit, mbak," jawab si penjual, "satu buah berapa?" tanya Fera lagi
"Lima - seribu, mbak," jawab lagi si penjual.
"Ya sudah, aku beli dua ribu ya, campur rasa ya, bang." Fera mengeluarkan selembar mata uang Indonesia senilai dua ribu rupiah.