Rumah petak sederhana suasana di dalam begitu menegangkan, sunyi, sepi, hening pokoknya cukup terdengar suara ayam, Bebek, angsa, burung-burung, angin, gemercik pohon, dan terakhir detak jarum jam dinding.
Chandra, Hana, Herman berada ruang tamu duduk merenung sibuk dengan pikiran masing-masing. Hana tidak tahu penyebab menantunya marah kepada putranya sebaliknya Herman juga. Chandra masih memegang selembar foto menatap gambar itu. Bibi Inem datang membawa minuman untuk mereka bertiga.
Fera di kamar memijit pelipisnya yang sakit luar biasa. Hidung sakit terlalu banyak menangis, mata perih ke asyik mengeluarkan air mata, tenggorokan sakit kebanyakan teriak. Ia tidak ingin keluar dari kamar ini, lebih menyenangkan di kamar menyendiri terlalu banyak menguras tenaga untuk suami jelek itu.
Masih hening ruang tengah tidak ada satu pun membuka mulut, Hana mengembuskan napas yang panjang. Chandra masih memikirkan kata-kata dari istrinya maksud arti kebohongan.