Chereads / PERNAHKAH KAU MENCINTAIKU? / Chapter 6 - MAU AKU BUKTIKAN?

Chapter 6 - MAU AKU BUKTIKAN?

Andre dibuat pusing dengan kelakuan direktur barunya. Bagaimana dia bisa mendapat investor baru yang lebih besar dari investor lama. Dia harus memutar otak agar perusahaan tidak terus terpuruk. Andre melirik Jamnya sudah waktunya makan siang. Dia butuh waktu untuk menyegarkan pikirannya.

"yank, nanti ketemuan di tempat biasa ya." Andre menelpon kekasihnya.

"Iya sepuluh menit lagi mungkin aku nyampe sana."

"Oke. see you. " Andre menutup telponnya. Hanya membawa dompet dan ponsel dia berjalan keluar kantor. Saat ini dia butuh penyegar pikiran.

Andre mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, karena jarak cafe yang dituju dengan kantornya tidak terlalu jauh. Sesekali dia memijit keningnya saat mengingat banyak masalah yang terjadi di perusahaan pamannya itu.

"Kasihan sekali Arumi. Siapa sebenarnya Rayyan? Kenapa dia seperti ingin menghancurkan perusahaan om Ferdy?" gerutu Andre sambil menyetir mobilnya.

Selang beberapa menit kemudian mobil Andre sudah berada di parkiran Cafe tempat dia janji bertemu kekasihnya. Dia melihat tidak ada mobil kekasihnya di situ. Mungkin belum sampai. Pikirnya.

Andre bergegas turun dan memasuki Cafe itu. Ketika dia masuk, sudah ada wanita yang melambaikan tangan ke arahnya. Ah rupanya kekasihnya sudah sampai duluan.

"Hai.. Sudah lama Sher.." Ucap Andre pada Sherly kekasihnya.

"Enggak koq beb, baru lima menitan lah."

"Udah pesen yank?"

"Belum." Andre pun memberi kode pada pelayan untuk datang dan mencatat pesanan mereka.

"Aku lagi pusing beb." Ucap Sherly sambil memijit keningnya.

"Pusing kenapa?" Tadinya Andre juga mau cerita tentang masalahnya. Tapi melihat kekasihnya sepertinya juga ada masalah, dia memilih untuk mendengarkan terlebih dahulu.

"Sepupuku minta tolong ke aku buat jadi kekasih gelapnya. Udah Gitu aku disuruh nginep di tempatnya lagi. sekamar sama dia. Dan kamar kami sebelahan sama kamar istrinya?"

"Heh koq gitu? ga ga... apa-apaan itu. ga boleh. Emang kenapa sepupumu sampai setega itu sama istrinya?"

"Dia dendam sama ayah istrinya, Karena ayah istrinya itu pernah selingkuh sama ibunya. Dan sekarang ayah sepupuku itu,yang juga omku, sampai masuk rumah sakit jiwa karena depresi. Disaat perusahaannya pailit, istrinya kabur sama laki-laki lain. Aku juga kesel awalnya. Omku sampai seperti itu. Akhirnya aku mau di mintain tolong sama sepupuku. Tapi lama-lama koq aku kasihan juga ya sama tu cewek. Duh bayangin aja gimana rasanya jadi dia."

"Udah ga bener itu Yank. Udah deh jangan mau lagi di mintain tolong kayak gitu. Yang punya masalah kan ayahnya. Tidak seharusnya dia balas dendamnya ke anaknya."

"Aku juga mikir kayak gitu beb.. Tapi mau gimana lagi, sepertinya dendamnya udah ke ubun-ubun. Udah ga bisa diajak kompromi lagi."

"Pokoknya mulai hari ini kamu jangan mau dimintain tolong lagi sama dia. Nanti kalau ada apa-apa kamu juga kebawa-bawa lho yank."

"Iya juga sih beb."

Pesanan merekapun sudah datang. Andre yang tadinya ingin bercerita masalahnya di kantor, Jadi tidak enak hati untuk mengutarakannya di depan kekasihnya. Karena Sherly juga punya masalah. Tidak seharusnya dia menambah beban Sherly dengan masalahnya di Kantor. Akhirnya Andrepun mengurungkan niatnya untuk bercerita pada Sherly.

"Kamu ga bawa mobil Yank?" Tanya Andre pada Sherly saat sampai di parkir Cafe.

"Enggak. Semalem kan aku nginep di rumah sepupuku. Tadi pagi Aku dianterin sama dia."

"Awas ya.. kalo nanti malam kamu masih nginep di sana."

"Iya iya enggak lagi-lagi Beb."

"Udah ayo aku anterin."

*******

Rayyan nampak kesal saat Sherly bilang sudah tidak mau lagi membantunya. Rayyan tidak tahu lagi bagaimana cara menyiksa batin Arumi lagi saat mereka di rumah. Sebenarnya kehadiran Sherly juga agar dia tidak hanya berduaan saja dengan Arumi di rumah. Rayyan yakin dia akan lemah ketika berhadapan dengan gadis itu. Iya Arumi memang masih gadis. Karena sejak menikah, Rayyan belum pernah sekalipun menyentuhnya.

Rayyan keluar dari Kantor pukul setengah enam. Hujan sangat deras. Dia segera masuk ke mobil dan menyalakan mesinnya. Sekilas dia melihat Arumi yang nampak kelelahan berdiri di lobi. Ada perasaan kasihan pada istrinya itu.

"Ah biarkan saja dia. Aku ga peduli sama dia. " Bisik Rayyan. Diapun melajukan mobilnya dengan tatapan tak peduli saat melihat Arumi.

Arumi menunggu taxi yang dia pesan, namun lama sekali tidak datang-datang. Setelah lima belas menit menunggu, Akhirnya Taxi itu datang juga. Kepala Arumi terasa berat sekali. Dia sampai lupa melewatkan jam makan siang karena harus mengurus kekacauan yang dibuat suaminya.

Perut yang kosong dan dinginnya AC di dalam taxi membuatnya berkeringat dingin. Pusing yang sangat amat, Dan rasa ingin muntah yang tak tertahankan. Tapi dia mencoba untuk menahannya sampai di rumah. Dia mengeluarkan permen rasa mint dan mengunyahnya, untuk mengurangi rasa mual. Karena hanya permen itu yang ada di dalam tasnya. Perjalanan selama 30 menit menjadi sangat lama buatnya. Akhirnya sampai juga dia di rumah. Dia berlari membuka pintu rumah, masih dengan pakaian kerjanya dia berlari menuju kamar mandi.

"Hoek hoek.. " Arumi menumpahkan semua isi perutnya.

Rayyan yang berada di ruang tengah mendengar suara orang muntah dari kamar mandi. Dia berdiri dan melihat ke kamar mandi ternyata istrinya sedang muntah-muntah. Ingin dia menghampiri karena rasa kasihan. Tapi segera diurungkan dan meninggalkan Arumi begitu saja.

Arumi keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang lemas. Dia sama sekali belum makan sejak siang. Dia membuka jilbab dan blazernya. Hanya mengenakan tank top dan rok panjangnya, dia gelung rambutnya ke atas. Dia ambil telur dan mengocoknya dengan sedikit parutan keju. Dia membuat omelet ala kadarnya. Karena dia butuh asupan makanan sekarang. Rayyan melirik tampilan istrinya yang sedang berada di dapur. Wajah Arumi nampak pucat tapi yang dilihat Rayyan adalah tubuh Arumi yang hanya memakai tank top itu membuatnya terlihat sexy. Rayyan hanya bisa menelan ludahnya sendiri saat melihat pemandangan seperti itu dari sudut matanya.

Arumi melihat Rayyan berada di depan televisi. Herannya lagi chanel televisinya dia ganti-ganti terus. Arumi hanya mengernyitkan dahinya. Dia mengambil nasi dan omelet yang dia masak tadi. Aromanya sungguh menggoda. Rayyan yang berada tidak jauh darinya mencium aroma omelet yang menggoda. Lagi-lagi Rayyan hanya bisa menelan ludahnya sendiri.

"Dimana kekasihmu? tumben ga kamu ajak ke sini lagi?" Tanya Arumi tanpa melihat Rayyan dan masih menikmati makanannya.

"Bukan urusanmu!" Jawab Rayyan.

"Paling juga dia bosen sama kamu. Atau jangan-jangan kamu impoten kali." Arumi semakin berani pada suaminya. Ya karena Rayyan juga tidak pernah menghargai dia. Jadi buat apa dia berlaku manis pada suaminya. Begitu pikirnya.

Rayyan tersinggung dengan ucapan Arumi. Dia berdiri dan menghampiri Arumi. Rayyan menarik lengan Arumi, lalu menarik gadis itu ke dalam kamarnya.

"Kamu bilang aku impoten ha? mau aku buktikan kalo ucapanmu itu salah?" Arumi ketakutan dengan tatapan tajam suaminya. Dia ingin lari dari sana tapi Rayyan telah membuang kuncinya di kolong tempat tidur.

**********