'DIA DISINI' ARUMI
"Arumi."
"Rayyan" Mereka berdua bersamaan memanggil nama. Arumi gemetaran saat melihat Rayyan. Spontan dia lari menuju ke Toko bu Ema. Rayyan segera mengejarnya. Keenan dan Bu Ema yang tidak tahu apa-apa tercengang melihat kejadian yang baru saja terjadi. Dengan memegang tangan kirinya yang sakit, Keenan pun juga berlari mengejar Arumi. Bu Ema mengikuti dari belakang.
Segala fikiran buruk berkecamuk di dalam kepala Keenan. 'Ada apa sebenarnya dengan mereka berdua? Kenapa Arumi seperti ketakutan saat melihat Rayyan? Apa mereka berdua saling mengenal? Apa Rayyan dan Arumi sebelumnya punya hubungan?'
"Arumi tunggu!!!" Arumi tak menghiraukan panggilan Rayyan. Rayyan terus mengejar dan membuat Arumi semakin berusaha menghindar dengan berlari lebih kencang.
Saat di depan Toko, Arumi langsung masuk dan mengambil tasnya. Dia harus segera pulang untuk menjauhkan anak-anaknya dari Rayyan.
"Teh Arumi kenapa?" Arumi tak menjawab. Dia sibuk dengan pikirannya.
"Arumi!!!" Rayyan tiba-tiba masuk ke dalam. Lalu berusaha memegang tangan Arumi. Namun ditepis dengan kasar.
"Apa lagi maumu Ray? Minggir!!" Arumi berusaha untuk pergi dari Rayyan namun di cegah. Rayyan mengunci pergerakan Arumi.
"Arumi, tolong dengarkan aku dulu."
"Dengar apa lagi Ray? mendengarkan kalau kamu mau mengambil anak-anakku?"
"Bukan begitu kamu salah faham. Tolong dengarkan aku. Aku hanya ingin bicara dan menjelaskan semuanya. Aku tidak ada maksud jahat sama kamu. Aku hanya ingin bertemu kamu dan anak kita. Aku ingin minta maaf sama kamu."
Tanpa mereka sadari ada Keenan dan Bu Ema yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka berdua. Keenan hendak maju untuk melindungi Arumi. Namun Bu Ema mencegahnya. memberi tanda agar mendengarkan dulu apa yang mereka bicarakan.
"Minta maaf katamu? Setelah semua yang kamu lakukan padaku? Ingat Ray, kita sudah bercerai. Tidak ada hubungan apa-apa lagi di antara kita. Tolong jangan ganggu hidupku lagi!"
"Kita memang sudah bercerai, tapi aku menyesal. Aku ingin kamu kembali lagi padaku. Aku mohon."
Intan dan Mita kebingungan. Mereka yang menyadari kehadiran Bu Ema, menoleh ke arah beliau, Lalu Bu Ema menyuruh mereka untuk keluar dulu. Bagaimanapun permasalahan Arumi dan Rayyan bukan sesuatu yang layak mereka dengar.
"Kamu pikir aku mau kembali sama kamu? Kamu pikir hatiku masih bisa menerima kamu? Kalau kamu ke sini hanya untuk mengambil anakku, jangan harap aku akan memberikan kepadamu."
"Rum, aku mohon. Maafkan aku. Kembalilah padaku." Arumi berusaha untuk pergi dari Rayyan, pergerakan Arumi semakin cepat sehingga membuat Rayyan kewalahan dan tiba-tiba saja memeluk Arumi.
Bug!!! Bug!!!
"Awwww!!!"
Keenan memukul Rayyan dan mendorongnya hanya dengan tangan kanannya, agar melepaskan pelukannya dari Arumi. Dia menarik pergelangan tangan Arumi, menggeser tubuh Arumi di belakang tubuhnya. Sehingga sekarang Arumi berlindung di balik tubuh Keenan.
"Jangan ikut campur Ken. Arumi mantan istriku."
"Mantan kan Yan? bukan istrimu lagi!! kamu sudah meninggalkannya, jadi kamu tidak ada urusan lagi dengan Arumi.
"Kita punya anak. Jadi kita berdua masih ada urusan Ken. Aku ke sini hanya untuk minta maaf. Aku ga bermaksud menyakiti Arumi."
"Bohong mas Ken. Dia bohong. Dia sudah sering minta maaf tapi dia ulangi lagi kesalahannya." Arumi terisak di balik tubuh Keenan.
Rayyan tak kuasa menahan perih saat melihat Keenan melindungi Arumi. Ternyata calon istri yang dimaksud tantenya adalah Arumi mantan istrinya. Berarti yang ingin melamar Arumi juga Keenan?
"Minggir Ken! Aku mau bicara baik-baik dengan Arumi."
"Tidak Yan. Aku tidak akan menyerahkan Arumi sama kamu. Aku mencintainya. Kamu adalah masalalu Arumi. Dan aku adalah masa depannya. Aku akan melindungi dia."
"Sudah cukup!!! Hentikan!! Apa-apaan kalian ini? kalian sudah dewasa. Kenapa tidak membicarakan masalah ini dengan kepala dingin?ha?"
"Kalian bertiga duduk!!"
Rayyan, Keenan, Arumi kemudian duduk di sofa sesuai yang diperintahkan bu Ema. Ketika duduk justru tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Semua sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Sekarang jelaskan Arumi. Ada hubungan apa kamu dan Rayyan?"
"Maaf bu Ema. Rayyan adalah mantan suami saya."
"Benar begitu Rayyan?"
"Iya Tante."
"Lalu kenapa kamu mencari Arumi lagi? Kalian kan sudah bercerai?"
"Aku menyesal telah meninggalkan Arumi, tan. Aku ingin bertemu anakku."
"Jadi Arumi adalah anaknya Ferdi?"
"Iy... ya Tante." Rayyan menjawab dengan ragu.
Bu Ema menghela nafas panjang. Kenapa dunia ini sempit sekali. Dan kenapa dia harus bertemu dengan Arumi? Yang ternyata adalah anaknya Ferdi. Orang yang telah membuat adiknya menjadi gila seperti sekarang?
"Bukankah dulu kamu bilang menikahi anaknya Ferdi hanya untuk membalas dendam? Kenapa kamu bisa sampai punya anak dari Arumi?"
"Aku mencintai dia Tante. Aku sangat mencintai dia. Tapi karena suatu hal Aku jadi meninggalkan dia."
"Begini Yan.. Tante tahu bagaimana Arumi waktu awal dia pindah ke sini. Dia dalam keadaan mengandung. Tapi dia berusaha mencari nafkah dengan bekerja di sini. Tante tahu persis bagaimana menderitanya dulu. Walau tante sebenarnya membenci Ferdi, yang ternyata adalah Ayah Arumi."
"Setelah Arumi pergi, aku sangat menyesal tante. Aku sudah berusaha mencarinya hampir setahun ini. Aku ingin meminta maaf padanya dan kembali padanya."
"Tidak bisa Yan!! Arumi sekarang milikku. Aku sebentar lagi akan menikahinya. Aku tidak mau dia di sakiti lagi olehmu." Keenan sekarang yang terlihat sangat emosi menghadapi Rayyan.
"Cukup Ken.. Cukup!! Selesaikanlah dengan kepala dingin. Jangan pakai emosi. Sekarang kita keluar Ken. Biarkan Arumi dan Rayyan bicara empat mata menyelesaikan masalah mereka. Setelah selesai, baru kamu pikirkan apa langkah selanjutnya untuk hubunganmu dan Arumi.
"Tapi Mah.."
"Sudah ayo." Bu Ema menarik tangan Keenan agar menjauh dari Arumi dan Rayyan.
Setelah Bu Ema dan Keenan keluar, sekarang tinggal Rayyan dan Arumi yang berada di ruangan itu. Mereka saling diam. Hingga tiba-tiba Rayyan mendekati Arumi dan berlutut di hadapannya.
"Apa-apaan kamu Ray?"
"Arumi, aku mohon maafkan aku. Aku tahu aku banyak salah sama kamu. mungkin ribuan kata maaf tidak akan mampu menebus kesalahanku. Aku menyesal telah menyakitimu berulang kali. Aku pernah hampir mati karena kecelakaan. Tapi aku masih selamat, itu artinya aku masih diberi kesempatan untuk minta maaf padamu. Aku ke sini bukan untuk mengambil anak kita. Aku hanya ingin memperbaiki hubungan kita."
"Aku tidak percaya dengan ucapanmu, Ray. Kamu pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya waktu di Pulau Bira. Tapi apa yang kamu lakukan setelahnya? Kamu berkhianat dengan sahabatku sendiri. Sekarang apa pantas aku memaafkanmu?"
"Aku tahu aku salah waktu itu. Sangat salah. Tapi tolong ijinkan aku memperbaiki semuanya lagi. Kita mulai semua dari awal bersama anak kita."
Arumi tersenyum sinis." Kamu pikir aku mau kembali sama kamu setelah semua yang kamu lakukan sama aku?"
"Mungkin tidak akan pernah. Baiklah Jika memang Keenan yang terbaik buat kamu, Aku ikhlas. Aku tahu kesalahanku terlalu besar untuk bisa kau maafkan. Tapi ijinkan aku bertemu dengan anakku. Aku mohon Arumi." Rayyan menunduk berlutut di depan Arumi yang tanpa Arumi tahu, Rayyan meneteskan airmata.