Chereads / You Are Mine, Viona : The Revenge / Chapter 19 - Viona Angel

Chapter 19 - Viona Angel

Sejak kepergian Viona ke London suasana toko muffin menjadi lebih sepi karena Jenni dan Amina yang pada dasarnya adalah orang yang pendiam, mereka tenggelam dalam kerinduan yang sama akan hadirnya Viona sang penyelamat hidup mereka dulu. Jenny adalah seorang pecandu narkoba yang hampir meninggal jika tak ditolong Viona di awal-awal Viona menjadi dokter, dengan telaten Viona membantu Jenni bangkit dan lepas dari narkoba. Sedangkan Amina hampir dijadikan pelacur oleh pamannya sejak kedua orang tuanya meninggal, ia ditolong Viona saat hampir di garap oleh pria hidung belang di hotel tempat Viona menginap saat sedang menghadiri seminar bahkan karena peristiwa itu Viona harus mempunyai bekas luka di lengan kirinya karena terkena sabetan pisau para suruhan pria hidung belang itu.

"Kak Jenny itu,"ucap Amina pelan sambil menunjuk ke arah pintu depan toko dimana terlihat beberapa orang dokter datang, Amina tau mereka adalah dokter di rumah sakit yang sama dengan Viona.

"Aku tau," jawab Jenni gugup.

Para dokter itu langsung masuk dengan pandangan tajam mengintimidasi pada Jenny dan Amina yang berdiri dibalik etalase salah satu dokter bahkan langsung membalik tulisan open di pintu menjadi close.

"Dimana dokter Angel?"tanya profesor Frank pada Jenny dan Amina yang terlihat kaget.

"Apa maksud anda?"tanya Jenni balik dengan gugup.

"Kalian teman satu kamar dokter Angel kan?"ucap dokter Ashley tak sabar.

"Tolong jawab dimana dokter Angel kami membutuhkannya," tanya profesor Frank lagi dengan serius. "Kami sudah tau kalau kalian adalah keluarga sekaligus dokter Angel jadi tolong kerjasamanya," imbuh profesor Frank memelas.

Jenny terlihat serba salah mendapat pertanyaan memberondong dari para dokter yang ada dihadapannya sedangkan Amina hanya tertunduk ketakutan. Dengan suara terbata akhirnya Jenny mengatakan kejadian yang sebenarnya dan dimana Viona pergi.

" Kanada,"pekik semua dokter itu berbarengan.

"Iya kak Viona pulang ke negara asalnya tapi kami tak tau dimana rumahnya karena kak Vio tak memberitahukan alamatnya pada kami,"ucap Jenny dengan sedih.

"Kak Vio?" tanya dokter Brian bingung karena sejak tadi dua gadis dihadapannya selalu menyebut nama itu.

"Dokter Angel yang kalian cari bernama Viona Angel dan kami terbiasa memanggilnya dengan nama Viona," ucap Amina terbata.

"Akhhh bahkan nama lengkapnya saja kita tak tau," gerutu dokter Ashley kesal, pasalnya dokter cantik ini tak percaya nama Viona hanya Viona Angel saja.

"Kemarin kak Vio memberitahu kami kalau dia sudah sampai di Kanada tapi nomor ponselnya sudah tak aktif lagi," celetuk Jenni sambil menunjukkan ponsel nya dihadapan semua dokter itu.

Mereka langsung berebut ingin membaca pesan dari Viona di ponsel milik Jenny, beberapa dari dokter itu langsung terduduk lemas di kursi setelah membaca pesan dari Viona.

"Dia benar-benar sudah pergi," ucap dokter Darren sang dokter senior dengan lemas.

"Sebenarnya ada apa kenapa kalian semua mencari kak Vio?"tanya Jenni penasaran.

Dengan terpaksa akhirnya dokter Brian menceritakan alasan mereka mencari Viona, beberapa pasien yang sebelumnya dirawat oleh dokter Angel menolak dirawat oleh dokter lain bahkan beberapa dari mereka membuat petisi untuk mengembalikan dokter Angel karena ada gosip yang beredar bahwa pihak rumah sakit telah memecat dokter Angel dan hal itu membuat pasien dan keluarganya marah. Hal itu yang akhirnya membuat pihak manajemen ingin meminta dokter Angel kembali berkerja di rumah sakit lagi, pihak rumah sakit akhirnya tau bahwa karena kebaikan dan ketelatenan sang dokter cantik itulah para pasien lebih memilih dokter Angel sebagai dokter mereka dibanding dokter lain.

"Kak Vio tak hanya cantik parasnya tapi hati nya juga," ucap Amina terharu setelah mendengar cerita dokter Brian.

"Mungkin kalian tak akan pernah bisa membawa kak Vio kembali ke London selamanya" celetuk Jenny dengan sedih.

"Apa maksudmu!" teriak prof Frank kaget.

Jenni kembali menunjukan pesan masuk dari Viona di ponselnya, dalam pesan itu Viona mengatakan bahwa dirinya sudah berkerja di sebuah panti asuhan di Kanada tanpa memberi tahu nama panti dan dikota mana ia berada. Viona hanya mengirimkan foto dirinya yang sedang menggendong bayi usia delapan bulan dan dikelilingi anak-anak kecil sambil tersenyum cantik.

Para dokter pria nampak terpesona oleh foto Viona di ponsel milik Jenni, terlihat kecantikan lain terpancar di wajah Viona di foto itu ketika berpose dengan anak-anak.

"Ini dokter Angel?" tanya dokter Toni tak percaya.

"Iya ini kak Vio," jawab Amina pelan.

Profesor Frank nampak tak berkedip melihat foto Viona didalam foto itu Viona nampak menggerai rambut panjangnya dengan menggunakan celana jeans belel dan kemeja putih yang dimasukan kedalam sehingga menampilkan sosok baru lain Viona.

"Kanada ya,"gumam prof Frank lirih.

"Iya dok tapi kami tak tau dimana kak vio tinggal, kak Vio tak pernah menceritakan tentang kehidupan masa lalunya di Kanada. Yang kami tau kak Vio dulu dibesarkan di panti asuhan juga," ucap Jenni sambil mengambil ponselnya kembali dari para dokter.

"Whattt!!"pekik semua dokter itu kaget.

Dengan menarik nafas panjang akhirnya Jenni dan Amina menceritakan yang mereka tau tentang Viona bagaimana Viona berjuang untuk bisa kuliah kedokteran dan alasan kenapa ia sangat berusaha agar bisa menjadi dokter.

Brakkk

Suara meja yang dipukul oleh profesor Frank setelah Amina dan Jenni berhenti bercerita ia kemudian keluar dari toko pergi sambil berlari.

"Dasar gadis bodoh,"ucap profesor Frank kesal, entah apa yang membuatnya sakit ketika mendengar masa lalu dokter cantik itu.

Ia terus memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit dengan perasaan kacau, sedangkan dokter-dokter di toko milik Viona akhirnya pulang setelah mengetahui keberadaan Viona. Mereka tak pernah menyangka bahwa dokter yang hebat itu mempunyai masa lalu yang berat untuk dijalani seorang gadis sendirian. Hanya dokter Ashley yang masih shock ketika mengetahui siapa teman baiknya itu, dia tak pernah menyangka kalau dokter Angel yang nampak sempurna itu berasal dari panti asuhan yang mempunyai kehidupan yang menyedihkan ia merasa telah menjadi teman yang jahat karena tak tau apapun tentang dokter Angel. Bahkan alamat tempat tinggalnya pun dokter Ashley tak tau.

Mobil milik profesor Frank nampak berhenti di rumah sakit ia langsung berlari bergitu keluar dari mobilnya, ia langsung masuk ke ruangan direktur dan tak bergitu lama ia terlihat kembali ke ruangannya dan langsung membereskan meja kerjanya ke dalam sebuah kardus. Rupanya profesor yang baru bekerja satu bulan itu sudah mengundurkan diri dengan alasan kecewa dengan management rumah sakit karena membuat dokter Angel keluar. Pihak rumah sakit pun tak bisa menahan profesor muda itu.

"Aku akan mencarimu dokter Viona Angel," gumam profesor Frank lirih sambil berjalan keluar dari rumah sakit menuju mobilnya.

Panti Asuhan Mentari

"Hatchii"

Viona bersin berkali-kali

"Pergilah ke dokter nak Vio," perintah ibu Carol lembut ketika melihat Viona bersin tak selesai-selesai.

"Vio tak apa bu,"jawab Viona sambil melanjutkan pekerjaannya seperti biasanya tiap ia pulang dari rumah sakit ia akan datang ke panti asuhan untuk membantu kepala pantai atau sekedar bermain dengan anak-anak panti.

"Nak pergi lah ke dokter ibu tak tenang," ucap ibu Carol memaksa Viona pergi.

Akhirnya Viona mengalah dan menuruti ibu kepala panti untuk ke dokter padahal dirinya adalah dokter tapi ibu kepala panti tak tau kalau dirinya adalah dokter. Saat Viona keluar dari pintu samping matanya menangkap iring-iringan mobil masuk ke dalam panti, karena penasaran Viona berhenti sebentar di balik tembok dan jantungnya mendadak berdetak dengan kencang ketika melihat siapa sosok yang baru keluar dari mobil dengan tatapan sinis dan marah, sebuah tatapan yang Viona takuti.

Viona pun memilih pergi sejauh mungkin bagaimana mungkin pria itu sudah bisa menemukan dimana ia berada akhir-akhir ini. Ketakutannya kembali datang ketika mengingat tatapan mengerikan itu, memorinya membawa Viona kembali dimalam dia hampir kehilangan kesuciannya.

"Maaf ibu Carol mungkin hari ini adalah pertemuan terakhir kita," batin Viona sambil terus berlari ke arah kerumunan orang.

Bersambung