Egi tersadar dari amarahnya. Ia melihat kondisi kamar bak kapal pecah. Barang-barang berserakan, ada ceceran darah di lantai rumah. Ia melihat Musba tergolek pingsan. Egi merutuki dirinya kenapa tak bisa mengendalikan emosi.
Ia harus membawa Musba ke rumah sakit sebelum tantenya pulang. Keadaan akan genting jika Ira melihat suaminya dalam keadaan babak belur dan Ira akan mempertanyakan kenapa suami bisa dihajar sampai babak belur.
Dengan susah payah Egi menggendong Musba masuk mobil. Egi tancap gas menuju rumah sakit terdekat. Ia membawa Musba ke UGD agar segera ditangani.
Perawat dengan telaten membantu Egi mengangkat Musba ke atas brankar. Perawat mendorong brankar dan membawa Musba ke ruang perawatan untuk mendapatkan penanganan dari dokter.
"Lakukan pendaftaran dulu Mas," kata perawat.
Egi segera mengurus pendaftaran Musba agar segera bisa ditangani. Setelah mengurus pendaftaran Egi duduk di kursi tunggu depan UGD.