Selesai mengantar anak-anak ke sekolah, Ria datang ke rumah orang tuanya. Ia diliputi perasaan emosi dan sakit hati. Baru saja sampai di depan rumah ia sudah menghempaskan pintu dengan keras hingga membuat papa dan mamanya kaget.
"Pagi-pagi bukan ucapkan salam kamu malah lempar pintu sembarang," tegur Wita tak suka dengan sikap sang putri. Ia dan suaminya baru saja selesai sarapan.
"Aku kesal mama, papa," ucap Ria frustasi.
"Duduk sini!" Sigit memerintahkan putrinya untuk duduk. "Ma, berikan segelas air untuk Ria!"
Wita mengambil gelas dan menuangkan air putih, lalu memberikannya pada Ria. Dalam satu kali teguk air itu habis diminum Ria.
"Sudah lega sekarang?" Sorot mata Sigit tajam menatap sang anak.
"Sudah pa. Soni mana?" Ria melirik keadaan sekitar dan tak melihat sosok sang adik.
"Soni dia sedang tidur. Semalam kami begadang lagi dan kami kalah judi," jawab Sigit enteng. Judi sudah jadi hobi bagi keluarga mereka.