Maaf jika masih ada typo. Kalo ada bantu koment di paragaraf mana. Aku ga cek lagi setelah nulis. Maafkan kekhilafan aku. Tak ada manusia yang sempurna karena sempurna hanya merk rokok.
๐ ๐ ๐
" Rahasia. "
" Sama aku kok main rahasia segala sich Gi. Ya udah aku ngambek." Bara memasang wajah cemberut.
" Ah Bara ga seru kayak gitu." Egi mendorong Bara hingga tertidur di sofa.
Egi mengelus tubuh Bara dengan lembut dan penuh cinta. Bara menutup matanya merasakan sentuhan Egi di tubuhnya.
Egi menuntaskan hasratnya menyentuh tubuh Bara. Kecupan dari pipi turun ke bibir, dagu, leher , dada, perut dan pusat.
" Ahhhhhhh." Bara tak kuasa mengeluarkan desahannya. Napasnya takย beraturan karena perbuatan Egi.
Bara ingin segera melepaskan hasrat pada Egi. Tanpa basa-basi Bara segera membalikan tubuh Egi dan melakukan perbuatan yang sangat dilaknat Tuhan dan alam semesta. Bara dan Egi melepaskan hasrat mereka untuk memiliki satu sama lain.
( Ya Allah mual banget bikin adegan ini. Makanya aku tulis secara eksplisit aja. Jujur mual banget kalo ceritain secara detail ๐ท๐ท๐ท ).
Egi dan Bara mendesah saling bersahutan. Mereka terengah dalam nafsu yang membara. Mereka benar -benar melepaskan kerinduan. Mereka nikmati dan hayati penyatuan mereka.
Bara dan Egi kelelahan setelah pergulatan mereka. Egi merasa puas bisa menggantikan posisi Dila disamping Bara. Sampai kapan pun Dila tak boleh mengambil posisinya dihati dan diranjang Bara. Dila boleh saja menjadi istri Bara di atas kertas namum untuk hati dan tubuh Bara dialah penguasa.
Egi tersenyum puas menatap Bara yang tertidur disampingnya. Usahanya kabur dari Dian tak sia- sia.
Waktu Dian mengantarnya ke bandara Egi memang masuk untuk check in untuk mengecoh Dian. Saat Dian telah pergi Egi keluar dari bandara memesan taksi. Egi nekat pergi ke rumah Bara dan menyamar sebagai rekan bisnis Bara dari Jakarta. Kala itu Egi dijamu oleh Lusi.
" Maaf saya datang merepotkan tante. Saya Egi rekan bisnis Bara di Jakarta tante. Maaf baru sempat datang karena kemaren masih disibukan dengan urusan bisnis. Saya ga enak hati ga bisa hadir di pesta pernikahan Bara. Jadi saya sempatkan datang kesini memberi ucapan selamat dan kado pernikahan untuk Bara dan Dila," kata Egi berusaha meyakinkan Lusi.
Lusi sampai terharu dan tersanjung Egi sangat menghargai undangan Bara.
" Egi ga usah repot - repot. Dari Jakarta sempetin ke Padang padahal sibuk."
Egi tersenyum berkamuflase menatap ibu dari kekasihnya. Andai Lusi tahu siapa ia sebenarnya apakah Lusi masih menyambutnya sehangat ini.
" Gapapa tante. Maaf tante saya ga bisa lama. Saya mau ke Bandung." Egi membohongi Lusi. " Boleh saya ketemu sama Bara? "
Lusi jadi tak enak hati. Egi jauh-jauh datang dari Jakarta namun tidak bertemu dengan Bara.
" Bara dirumah istrinya. Nanti dia akan pergi honeymoon dengan istrinya."
Egi menghela napas kasar. Percuma kucing - kucingan dengan Dian pada akhirnya ia tak akan bertemu dengan Bara. Egi berusaha menutupi kekecewaannya.
" Blom jodoh ketemu tante. Kalo boleh tahu honeymoon kemanaย tante ? Keluar negeri ?"
Lusi melambaikan tangan menyangkal pernyataan Egi.
" Bukan. Mereka cuma liburan di Kandui resort Mentawai."
Mata Egi membola memikirkan tempat honeymoon Bara. Baru kali ini Egi mendengar nama tempat itu. Seketika otaknya berpikir bagaimana bisa sampai kesana.
" Ya sudah tante. Saya pamit dulu. Tolong sampaikan salam saya untuk Bara dan istri. Selamat buat pernikan mereka semoga langgeng sampai kakek nenek," kata Egi berbasa-basi. Ia segera berpamitan dengan Lusi dan tak lupa menyalami Lusi.
Egi meraih Iphone dan menghubungi kenalannya di kota Padang.
" Bantu gue ke Kandui resort. Gue ingin sampai hari ini. Kalo perlu rental pesawat. Berapa pun bayarannya ga masalah. "
Klik ! Sambungan telpon terputus. Egi ke Kandui resort menggunakan helikopter sehingga ia lebih dulu sampai daripada Bara.
Egi mengelus pipi Bara. Matanya tak henti memandang ketampanan Bara. Lelaki itu sangat kelelahan setelah pergulatan mereka. Terdengar dengkuran halus dari bibir Bara.
Egi tersenyum puas menatap Bara. Ia bangga menjadi penguasa hati Bara. Egi teringat Dian, sekretaris Bara.
Egi masih tak terima perlakuan wanita itu padanya. Bagaimana Dian dengan kejam menghajarnya tanpa perasaan. Egi tak bisa memandang remeh sekretaris dari kekasihnya itu. Pantas saja Bara selalu mempertahanakan Dian disisinya. Selain cantik, jago negosiasi, menawan dan sangat jago bela diri. Dian bisa melakukan apa saja yang Bara perintahkan. Hanya satu yang tidak bisa dilakukan Dian yaitu membuat Bara straight.
Dila terbangun dari tidurnya. Karena kecapekan melewati perjalanan panjang menuju resort ia ketiduran ketika sampai di kamar pengantinnya.
Dila melihat sekeliling. Kamarnya sangat mewah dengan perabotan mahal. Beraneka bunga menempel di tubu Dila. Ia baru menyadari jika ranjangnya bertaburan bunga mawar. Wangi lilin aroma terapi menyeruak dihidungnya. Dila merasakan gelanyar aneh dalam tubuhnya ketika menghirup aroma terapi.
Aroma terapi membangkitkan gairah seksualnya. Dila wanita normal bohong jika ia tak merasakan gelanyar aneh ketika melirik ranjang pengantinnya.
Dila tak habis pikir jika Pak Satria mempersiapkan kejutan ini untuknya. Lelaki tua itu masih saja nakal diusia senjanya. Namun Dila mengucapkan terima kasih untuk atasannya itu karena telah repot-repot mempersiapkan semua ini.
Dila bangkit dari ranjang. Ia melirik keberadaan Bara. Kenapa Bara tak ada dikamar? Pergi kemana ?
Dila menyesal karena telah ketiduran. Pasti Bara berkeliling resort selagi ia tidur. Dila mengelilingi kamarnya. Jendela kamarnya ia buka. Kamar bergaya tradisional Mentawai. Kamar menawarkan sisi modern dan klasik namun tetap bersih dan nyaman. Pengelola resort benar - benar mengelola resort ini dengan baik. Membangun resort bergaya modern tanpa menghilangkan budaya asli Mentawai.
Dila berjalan keluar dari kamarnya. Tamu di resort ini tak terlalu banyak. Pengelola ingin memberikan pelayanan privat untuk tamu ditempat ini. Tamu diresort ini dibatasi hanya 40 orang. Bagi yang butuh privasi dan ketenangan dari hiruk pikuk perkotaan silakan datang ke tempat ini.
Dila mencari Bara di sekitar resort. Dila melihat para bule di resort ini. Ia merasa asing disini. Tak ada warga lokal yang ia lihat sedari tadi mengelilingi resort ini. Ternyata tempat ini sangat terkenal di luar negeri. Ia jadi malu sendiri karena tak mengenal tempat seindah ini sebelumnya. Ia harus mengucapkan terima kasih pada Pak Satria yang telah mengenalkan tempat ini padanya.
Seorang staf hotel mendekati Dila yang kebingungan.
" Can I help you Mrs ?" Staf resort bernama Ela menyapa. Dila membaca name tag staf resort tersebut.
" Ela bisa kamu membantuku ? Aku mencari suamiku namun tak menemukannya dari tadi. "
" Kalau boleh tahu siapa nama suami anda ?"
" Aldebaran biasa dipanggil Bara."
Dila kelihatan kebingungan. Ia kehilangan akal karena sendirian. Ia tak mungkin menghabiskan liburan seorang diri disini. Ia berpikir buruk jika Bara pergi meninggalkannya disini.
" Dila." Suara bariton seorang pria memanggil nama Dila.
Dila menoleh sumber suara yang memanggil namanya