Chereads / Jodoh Tak Pernah Salah / Chapter 18 - Part 15 ~ Honeymon ( 3 )

Chapter 18 - Part 15 ~ Honeymon ( 3 )

Pagi-pagi sekali Dian berangkat ke rumah Bara dengan Abi,sopir pribadi Bara setelah mengantar Egi ke bandara BIM.

Jadwal mereka pagi ini menuju kantor KPU provinsi.Walau Bara baru selesai resepsi kemarin namun ia harus pergi ke kantor KPU mendengarkan pengumuman KPU.

Dian dan tim relawan sudah menyiapkan  acara selamatan dengan ketua partai dan anggota partai.

Abi dan Dian adalah dua orang kepercayaan Bara. Abi juga mengetahui jika Bara seorang gay.Awalnya Abi menolak jadi sopir Bara,namun setelah diyakinkan oleh Dian akhirnya lelaki itu bersedia menjadi sopir Bara asal Bara tidak tergoda padanya.

" Kak yakin si Egi ga bakal balik lagi kesini?" tanya Abi hati-hati pada Dian yang sibuk memainkan Iphone.

" Mudah-mudahan dia tidak berani balik Bi.Kakak sudah menghajarnya semalam."

" Tapi aku liat dia pantang menyerah lo kak.Kayaknya dia cinta mati sama bos."

" Cinta mati?" Dian terkekeh geli mendengar ucapan Abi.

" Kenapa kakak ketawa kayak gitu?" tanya Abi penuh keheranan menatap Dian dari kaca spion.

" Habis kamu lucu."

" Apa yang  lucu kak? "

" Sebut Egi cinta mati sama bos.Itu bukan cinta Abi tapi nafsu semata.Cinta mereka tidak benar.Mereka sudah menyimpang dari norma adat dan agama."

" Jika mereka menyimpang kenapa kakak masih setia disamping bos.Kakak saja sudah lima tahun ini berusaha membuat bos straight namun sia-sia."

" Aku setia berada disamping bos karena dia banyak berjasa untuk aku Bi.Dia yang  membuat aku bangkit setelah aku terpuruk lima belas tahun yang lalu.Jika bukan karena bos mungkin aku sudah bunuh diri dan tak bisa seperti ini."

" Demi balas budi begitu kak?" tanya Abi semakin penasaran dengan kisah Dian.

" Bisa dibilang begitu." Air mata mengalir di kedua pelupuk mata Dian.

Mengingat peristiwa pahit ketika ia masih remaja memberikan trauma tersendiri untuk Dian.Jika bukan karena Bara mungkin ia sudah mengakhiri hidupnya saat itu juga.

Abi melirik kaca spion terlihat Dian menghapus air matanya.Ada rasa bersalah dalam diri Abi karena membuat Dian sedih mengingat masa lalunya.

" Kakak maaf pertanyaan aku bikin kakak sedih," kata Abi penuh penyesalan.

" Ndak baa doh Bi, " ucap Dian dalam bahasa Minang. ( Gapapa Abi).

Dian sudah bisa berbicara dalam bahasa Minang karena sudah tinggal hampir sepuluh tahun di kota Padang.Walau Padang belum semaju Bandung namun ia betah tinggal disini karena tidak ada kemacetan dan makanan disini enak-enak.

Tak akan ada kalian menemukan ayam tiren atau ikan busuk dijual di Padang.Semua produk makanan segar-segar.Daging pun segar-segar.Jika beli ayam di pedagang.Ayam hidup mereka sembelih.Pembeli tinggal menunggu ayam mereka untuk di potong.Ikan tawar seperti lele,nila dan gabus dijual dalam keadaan masih hidup.Hanya ikan laut yang dijual dalam keadaan mati namun masih segar.Jika tak segar jangan harap ikan itu akan dibeli.

Masyarakat Padang paling pintar melihat kualitas bahan makanan.Jika dijual murah tapi kondisinya tidak bagus tak akan dibeli.

Perut Dian dimanjakan dengan keenakan masakan Padang.Jika kedua orang tuanya berkunjung ke Padang mereka sangat senang di ajak wisata kuliner.

Mobil yang dikemudikan Abi memasuki komplek rumah Bara.Abi menurunkan kaca mobil untuk menampakan diri pada satpam yang berjaga di depan rumah Bara.Satpam segera membuka pintu pagar.Mobil Abi segera memasuki pekarangan rumah.

Rumah Bara berada di komplek perumahan elit di Kota Padang.Rumah yang didominasi warna putih itu kelihatan megah dari rumah lainnya.Rumah Bara ibarat taman bunga karena di halaman depan di tumbuhi bunga mawar dan anggrek. Ranti,mamanya Bara sangat suka berkebun.

Aneka bunga cantik ditanam di halaman rumahnya.Taman dirumah Bara dilengkapi kolam air mancur otomatis.

Malam hari pemandangam kolam air mancur itu makin indah karena lampu-lampu di sekitar kolam

Bara sudah bersiap dari tadi menunggu kedatangan Dian di ruang tamu.Walau hanya tidur beberapa jam namun semangat Bara sangat membara karena tujuannya tercapai dan ia memenangkan pemilu caleg dan akan segera berkantor di kantor DPR Provinsi Sumatera Barat.

Bara tipe lelaki yang sangat ambisius. Sebelum ambisi tercapai ia tidak akan pernah berhenti.Dia tak mau berpuas diri menjadi pengusaha sawit,tambang dan kontraktor.Jika bisa kota Padang dibawah kekuasaannya.

Dian segera turun mobil dan menemui Bara.Baru saja memasuki rumah Bara sudah menampakan batang hidungnya.

" Udah siap aja bos.Mentang-mentan menang," celetuk Dian menggoda Bara.

" Menang apa?" sahut Ranti datang tiba-tiba dari ruang tengah.

" Bos menang Buk.Bos menang pileg Buk." Dian menjawab dengan antusias.

Ranti speechless.Wanita baya itu tidak menyangka jika putranya memenangkan pilkada.Berkali-kali Ranti mengucek mata menyakinkan diri bahwa yang diucapkan Dian bukan mimpi.

Ranti memeluk Bara dengan penuh kasih.

" Bangga mama sama kamu Bara," ucap Ranti terharu.

" Aku akan selalu membanggakan mama," ucap Bara puitis menggoda sang ibu.

" Selamat ya nak.Kemenangan kamu adalah kado pernikahanmu yang paling indah.Benar mama bilang jika menikah ada aja rejekinya.Jika kamu dan Dila udah punya anak bakal ada rejeki anak," kata Ranti.

Bara jadi salting mendengar ucapan Ranti.Boro-boro punya anak bercinta dengan Dila saja itu tak mungkin.

" Bara nanti jangan pulang sebelum magrib ya.Habis isya kamu akan dijemput oleh para sumando dari Dila.Kalian akan menjalankan ritual malam pertama." Ranti mengingatkan.

Semalam Lusi sudah menelpon Ranti tentang acara penjemputan Bara.Setelah menikah menurut adat Minang Bara akan tinggal di rumah keluarga Dila.

Sistem matrilineal yang dianut di Minangkabau mengharuskan lelaki yang sudah menikah tinggal dirumah keluarga perempuan.Berbanding terbalik dengan tradisi di daerah lain yang mana istri yang tinggal di tempat suami.

Sang suami pindah ke rumah istrinya dengan membawa segala harta miliknya.

Secara budaya, orang Minangkabau mempertahankan sistem matrilineal, di mana wanita memiliki hak yang lebih besar daripada pria dalam hal-hal yang berkaitan dengan harta pusaka atau warisan, keluarga, dan pengasuhan anak. Harta warisan hanya dibagikan kepada saudara atau anak perempuan.

" Ritual malam pertama?" tanya Bara tak mengerti maksud pembicaraan sang ibu.

" Biasanya marapulai yang di jemput oleh para sumando malamnya langsung melakukan malam pertama," ucap Ranti tersipu malu.Wajahnya merona mengingat malam pertamanya dengan Herman tiga puluh enam tahun yang lalu.

" Mama ada-ada aja.Malu sama umur Ma." Bara mencandai Ranti.

" Barang kamu udah mama masukin koper.Ntar ketika dijemput kamu bawa ya.Sekalian besok keluarga Dila antar kamu ke pelabuhan Bungus."

" Ngapain ke Bungus Ma?"

" Kalian dapat hadiah honeymoon dari atasan Dila.Yang kasih kalian kacamata hitam itu lo.Ingat gak?"

Bara berpikir sejenak.Ia ingat dengan Pak Satria kepala cabang Dila yang berotak mesum.Walau usianya sudah tua namun otak mesumnya selalu muda.

" Ya ingat Ma.Emang kami mau honeymoon kemana?"

" Kandui Villas."

Dian yang berdiri menunggu Bara bicara dengan sang ibu tidak bisa menahan tawa.Bara dan Dila honeymoon.Pasti Bara akan sangat tersiksa dan bosan.Dian tertawa kecil melihat perdebatan Bara dengan Ranti.Perempuan cantik itu bersikap seolah tak ada apa-apa.

" Oke dech kalo gitu.Bara berangkat ya Ma," ucap Bara dingin.

Dalam batinnya Bara memberontak tak ingin pergi honeymoon dengan Dila tapi untuk menolak tidak punya kuasa.Pernikahan mereka sudah di atur oleh kedua kelurga.