Sammy menikmati pemandangan 5 pria bertubuh atletis melakukan tarian stripis super hot, mereka naked.
Kelima pria itu gigolo yang di sewa Sammy untuk private party bersama teman-teman komunitas gay.
Kelima pria naked berwajah masculine itu tanpa malu memainkan miliknya berukuran wow layaknya bintang porno terus berjoget erotis naik-turun disertai wajah nakal mengikuti irama musik menggoda para penyewa mereka untuk bermesraan dan melakukan sexs.
Salah seorang teman Sammy, Ivan yang sudah mempunyai istri dan anak sedang asyik bercumbu dengan pacarnya dalam keadaan naked.
"Elo yakin bakal nikah sama pacar lo?Sam." ujar Berri, salah seorang temannya.
"Ya, mang kenapa?" balas Sammy santai, kedua matanya masih fokus memandang salah seorang penari yang menurutnya paling Hot.
"Jadi elo mau ngikutin jejak Ivan dll? Jujur gue gak setuju, gimanapun kita gak boleh jadiin perempuan tameng menutupi status kita. Gue lebih milih hidup apa adanya gak peduli anggapan orang lain." Berri mengucapkan kata dengan tegas.
Mendengarkan omongan temennya itu membuat Sammy merasa mual seolah Berri lebih baik dibandingkan dirinya saja.
"Hidup itu pilihan, elo cuma perlu menghargai pilihan orang lain terlepas elo gak sepemikiran, okey."ujar Sammy menekan setiap kata, menyeringai lalu kembali menegak whisky.
"Udahlah kita gak perlu bahas itu, mending kita senang-senenang aja." Sammy mengedipkan sebelah matanya, tersenyum.
Pria itu memanggil penari yang di incarnya, tanpa buang waktu melumat bibir sang penari.
Mereka berciuman panas, mendesah.
Akhirnya semua sibuk dengan kenikmatan masing-masing...
Sammy sudah naked, Mengajak penari itu berhubungan disamping pintu masuk yang terletak samping balkon.
Saat tengah asyik bercinta tiba-tiba pintu apartemen terbuka, saking asyiknya bercinta pria itu tak menyadari bahwa pacarnya tengah berdiri membeku disertai wajah syok berat.
Entah mengapa Evalina tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
Dia menangis sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan. Pria yang dicintai didepan matanya sedang asyik menyodomi pria lainnya dengan kedua tangan Sammy memegang pinggang patner seksnya, posisi mereka memang sedang membelakangi Evalina.
Desahan Sammy bukti bahwa pria itu menikmati aktivitasnya.
"JADI KAMU GAY, PACAR AKU GAY!!" Teriak Evalina karena sudah tak tahan lagi.
Sammy dan patner seks ya terkejut begitupun kawan2nya yang lainnya mereka juga sama, mereka semua sontak kabur masuk ke dalam kamar Sammy dengan keadaan Naked.
Sammy pucat, dia berlari mengambil bokser dan segera memakainnya kembali.
Dan menghampiri Evalina dengan tingkah salting plus panik.
Plak... Plakkkkk...
Dua tamparan keras mendarat pada sebelah pipi pria itu, tangisan Evalina semakin kencang.
"KITA PUTUS!! DAN JANGAN PERNAH GANGGU HIDUP AKU LAGI KALO KAMU MAU RAHASIA MENJIJIKAN KAMU TETAP AMAN, NGERTI." Teriak Evalina sambil menangis histeris,menghapus airmatanya yang tak bisa berhenti.
Menjaga jarak..
Tapi..
Sammy memeluk Evalina,mencoba menenangkan calon istrinya tersebut, "Sayang, aku mohon dengerin aku dulu."
Pria itu benar-benar panik.
Bbbuuuugggg...
Sammy jatuh kelantai karena di dorong oleh sang pacar.
Perempuan itu melempar kalung dan iphone pembelian Sammy, memandang jijik pria itu.
" Dengar apaan? Pembelaan elo!! Gue bersyukur karena Tuhan udah nunjukin gue pria macam apa elo ini sebenarnya!!Elo tuh gay menjijikan, enyah dalam hidup gue selamanya!!!"
Evalina menjambak rambut Sammy sangat keras hingga pria itu kesakitan, menampar kencang kembali pria itu lalu pergi begitu saja sambil manangis.
Sammy membeku, dia tak pernah menyangka bahwa ini akan terjadi.
Sammy menutup pintu apartemen dengan keras, masuk ke dalam kamarnya.
Wajah terlihat murka.
Menatap semua orang penuh kemarahan.
" Elo semua keluar dari apartemen gue sekarang!! "
-
-
-
Monika menelan ludah mendengar ancaman Alfando.
Pria itu tersenyum evil, mencium bibir Monika lembut cukup lama.
Meskipun Monika hanya diam tak membalas ciuman suaminya itu.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi ternyata vcall dari Evalina, perempuan itu langsung mendorong dada bidang suaminya dengan keras hingga jatuh ke lantai untuk kedua kalinya.
Alfando marah..
Saat akan memarahimu Monika, Perempuan itu malah berlari ke lantai bawah.
*Elo kenapa? (Monika terkejut saat mendapatkan sahabatannya tengah menangis historis)
(Evalina terlihat tertekan tak mampu berkata-kata awalnya, berusaha untuk berhenti menangis tapi tak bisa)
*Sammy Gay, Mo!! Cowok gue GAY!! (Tangisan Evalina semakin kencang)
(Monika terkejut) *Apa Sammy Gay!
*Momo, gue mohon elo ke apartemen gue sekarang ya. Gue gak enak minta ditemenin sama yang lain secara merekakan tinggal sama ortu mereka. (tangisan Evalina semakin kencang)
*Yaudah gue ke sana, okey.
Vcall pun tertutup...
Alfando bingung saat mendapat Monika tengah berganti pakaian.
Bersiap untuk pergi.
"Kau mau ke mana tengah malam begini?" selidik Alfando memegang pergelangan tangan istrinya.
"Aku harus ke apartemen Evalina, dia membutuhkanku, aku mohon biarkan aku pergi."Monika terlihat panik.
Pria itu ikut berganti pakaian," Aku akan mengantarmu."
Sepanjang perjalanan Monika terlihat gelisah, Alfando yang tengah menyetir hanya melihat istrinya.
Karena tidak mengetahui apa yang terjadi pria itu memutuskan diam tapi dia yakin apapun yang terjadi itu pasti hal buruk.
Apalagi kondisi Monika saat ini juga tak memungkinkan untuk ditanya.
Dan akhirnya Mobil Alfando memasuki area apartemen Evalina.
Pria itu tak mau pergi meski Monika sudah menyuruh pergi.
Monika merasa terkejut dalam hati mendapatkan fakta ini tapi dia tak mau memikirkan hal itu dulu, tiba-tiba ponselnya berbunyi ternyata dari Sammy tapi Monika memutuskan untuk mengabaikannya.
Sammy țerus-menerus menelepon tapi diabaikan.
Monika menekan password apartemen Evalina, pintu terbuka.
Evalina sedang menangis tersedu diatas ranjang memeluk guling.
Alfando memutuskan tak mau ikut campur, cukup melihat saja.
Jam menunjukan pukul 1 malam.
Monika memeluk Evalina, "Gue ada di sini."
Evalina menangis memeluk Monika, "Sammy Gay MO!! Calon suami gue Gay!!!"
Alfando akhirnya mengerti persoalan sebenarnya, sejujurnya Alfando sudah tahu tentang hal itu begitupun Sammy dia juga mengetahui rahasia pria itu.
Hanya saja mereka berdua tak saling bocor dan ikut campur dalam kehidupan masing-masing.
Tanpa berpamitan Alfando pergi...
Satu jam kemudian kondisi Evalina sedikit lebih baik, tangisannya tak keras lagi.
Hanya menangis tanpa isak.
"Syukurlah Elo udah baikan sekarang." wajah Monika terlihat lega, mengambil air mineral untuk sahabatnya di dapur.
Memberikan segelas air pada Evalina, Evalina meminum hingga habis.
"Gue syok mo, pas mergokin Sammy lagi ngelakuin itu sama cowok. Gak nyangka calon suami gue kaum luknut!! Gue bersyukur bisa tahu fakta ini sebelum kami nikah."
Gak tahu harus ngomong apa pada sahabatnya ini? Selain terus mengusap punggung Evalina sambil memeluknya.
"lebih baik kita bicarain hal ini besok, okey. Ini udah malam mending kita tidur biar besok fresh."
"Tapi besok pagi kita harus kerja,Momo."
"Kita off dulu, ntar gue minta izin sama suami gue. Bereslah dia pasti ngerti."
Evalina menganguk setuju
-
-
-
Alfando merasa dongkol karena Evalina telah mengacaukan situasi.
Dengan emosi mengganti pakaian.
Naik ke atas ranjangnya, mengacak rambut karena kesal gagal bercinta dengan Monika.
"Shit!! Kenapa sih harus ada acara kayak gini!!"
Tbc.