Chereads / Istri Sang Juragan / Chapter 22 - Hukum Menikahi Orang Gila!

Chapter 22 - Hukum Menikahi Orang Gila!

Richman menatap Murni dengan amarah. Dia tidak bisa mengabulkan permintaan Murni. Dia tidak sanggup melakukannya. Sungguh tak bisa.

Richman memukul dinding kamar dengan dengan kecewa. Murni berkata dengan mata berkaca dan memeluk kakinya. " Ku mohon Rich....tolonglah...nikahi Lina...", Murni menangis tersedu. Richman memeluknya. Tapi kemudian melepaskannya. Ia berjalan meninggalkannya. Richman tak sanggup melihat Murni menangis. Tapi ia lebih terluka. Matanya basah.

Beberapa saat kemudian ia kembali. Berharap Murni berubah fikiran, kenyataanya Murni tetap tak berubah "Mei...minta apa saja...aku pasti bisa....tapi aku tak bisa...jangan paksa aku....", Richman memegang tangan Murni. Murni memandang Richman dengan sedih bergerak menuju kamar menguncinya.

3 hari sejak hari itu. Mereka tak saling bicara. Richman sementara menginap rumah mbo Yam, menambah rumah walet baru. Ia masih marah dengan Murni, energi negatifnya dihabiskan dengan bekerja. Beberapa hari tidak bertemu Murni. Ia sudah rindu.

Muni di Vorvo, memikirkan langkah meyakinkan Ricman. Ia tetap ingin membahas Lina.

Senentara di Anggana. Richman tak habis fikir dengan keinginan Murni. Untuk apa Murni mengorbankan dirinya. Wanita mana sih yang rela memberikan suaminya untuk menutup dosa wanita lain.

Richman membuka HP, pesan dari Murni.

M: Rich...! (emoji menangis)

R : emoji marah

M: Jgn begitu..aku merindukanmu

R: emoji peluk

M: aku membutuhkanmu

Richman bergegas mengambil kunci mobil melaju menuju rumah. Mereka berpelukan. Suster melihat itu mundur kembali ke dapur.

Richman meletakkan kedua tangannya ke tubuh Murni, mengangkatnya masuk kamar.Klik. Terkunci.

Dua jam kemudian terdengar tangisan Maulana. Richman bangun. Keluar menuju kamar bayi. Dia juga kangen sama anaknya.

Murni menyusul kemudian dia sudah rapi. Mengambil Maulana dari tangan Richman. Berbisik menyuruhnya Mandi.

Richman kembali. "Temani aku!" Murni memberikan Maulana ke suster, bayi itu sudah kenyang menyusu.

Murni mengambil kunci mobil lalu menggandeng Richman ke mobil. Ia yang nyetir. Melaju 40/km. Mereka sampai, Richman membaca tulisan "RSJD Atma Husada Samarinda". Rumah Sakit Jiwa!!!

***

Murni menggandengnya memasuki lorong rumah sakit. Di depan kamar 102 seorang wanita duduk di lantai. Badannya sangat kurus, wajahnya pucat tak bercahaya . Ibu Mega. Dia terkejut melihat mereka tiba. bu Mega memeluk Murni. Menangis tanpa suara. Terlihat sekali beban deritanya. Richman memeluk bu Mega. Dia seakan tak berdaya. Bila dilhat dari keadaannya sekarang ini nampaknya tidak jauh beda dengan para pasien di sepanjang koridor dan taman rumah sakit. Tapi bukan dia pasiennya.

Lina duduk di ranjang rambutnya awut-awutan dengan mata kosong, perutnya kelihatan membuncit. Meski pakaiannya rapi dan bersih. Tapi lebih mirip cangkang tak bernyawa. Fikirannya entah dinana. Sudah 1 bulan ia disini setelah jatuh pinsan berkali-kali. Karena ia sedang hamil ia tak diberi obat yang bisa membahayakan tubuh dan bayinya.

Pacarnya Dodi Arif seorang pengedar narkoba. Bu Mega sangat percaya dengan Lina. Ia gadis yang pandai. Melepaskan begitu saja ketika Murni kuliah dan kost di Samarinda. Lina kuliah sambil bekerja sebagai perias dan salon keliling. Ia fikir Lina sukses dalam usahanya. Tetapi ia jadi heran kenapa ia punya butik dan salon dan tinggal di rumah kontrakan yang besar dan berkecukupan. Ternyata ia di dukung dan di biayai Dodi yang pengedar narkoba.

Parahnya lagi Lina juga ikut jadi pemakainya, semula ia mendapatkanya gratis dari pacarnya, lama-lama ketergantungan. Dodi tertangkap polisi dan dan meninggal dipenjara. Lina syok hingga di terapi disini.

'Lina...inu aku murni....masih ingat ? Lina tidak merespon.

Murni mengeluarkan boneka panda dari kantong plastik. Lina merampas boneka itu. Dia tampak suka. Lina memang suka boneka panda.

"Ini suamimu!" Murni menarik Richman mendekat. Lina meliriknya tak peduli. Tiba-tiba ia melompat dan memeluknya Richman.. " Dodiii...kamu kemana aja hik hik...aku rinduu..." Lidah Richman kelu. Sejak kapan dia punya 2 istri. Murni tersenyum melihatnya.

Richman menyuapi Lina bubur ayam. Dia makan dengan lahap. perlahan wajahnya memerah cerah. Tangannya bergayut manja.

"Besok kita pulang ya? Richman membujuknya. Lina mengangguk. Ia terseyum manja. Kepalabya di sandarkan ke Richman. Tidak mau berpisah dengan Richman. Richman memberinya obat yang disodorkan bu Mega. Richman menepuk-nepuk bahu Lina hingga ia tertidut. Richman menarik nafas lega. Bu Mega menatap penuh terimakasih. Ia tak mampu bicara. Airmatanya mengalir lagi. Murni mengusap pundak gurunya itu. Tak ada jalan lain. Ia menatap Richman. Suaminya paham maksud tatapannya

Pernikahan Richman dan Lina terjadi di KUA setempat, Murni menandatangani surat pernyataan mengizinkan suaminya menikah lagi. Om Aji dan pegawai kantor KUA menjadi saksinya.

Sepulang dari KUA om Aji tidak habis-habis mengomel. "kenapa tidak cari orang lain saja. Kenapa Richman mau, Murni juga. Lihat aja nanti dia pasti menyesal! Om Aji memukul setir dengan keras, hingga klakson mobil berbunyi keras. Untunglah mereka di hutan. Jalannya sepi. Mbo Minah menyabarkannya. " Mereka cuma menolong Ji"."Menolong apanya !wanita itu hanya pura-pura gila. Dia licik! Aku ini bukan orang naif seperti Richman dan Murni, mereka tidak pengalaman menghadapi artis penipu seperti Lina". Mbo Minah menarik nafas. Ia juga berprasangka begitu. Lina cuma berakting. "Apa hukumnya menikahi tidak waras? Apa orang waras boleh dinikahi?" tanya Mbo Minah ke om Aji. "Pertanyaan cerdas! Om Aji menjentikan jarinya. Mbo Minah mengomel. Dari dulu dia cerdas. Ilmu Fiqih selalu dapat 9. Om Aji tersenyum. Fiqih Munaqahat. Fatwa Ibnu Taimiyah¹. "Tidak sah! pekiknya. Ia menghentikan mobil. Dia bisa membatalkan pernikahan itu. Orang gila tidak sah dinikahi. "Tidak sekarang!" mbo Minah menyabarkannya. Ia mengerti maksud Om Aji. Om Aji pasti mau berbalik lagi ke Samarinda. Ia membayangkan wajah bu Mega. Dia benar-benar sakit dan terluka. Belum lama di tinggal suaminya, putrinya malah membuat masalah.

Richman dan Murni baru sampai ke Kotabangun, Villa Murni sudah lama di tinggalkannya. Bu Sunanik menyambutnya bersama suaminya Gianto Rumah itu sudah sangat ramai. Mereka membuat acara syukuran atas kelahiran putranya

___________

¹Dalam kitab Majmu' Al Fatawa, Ibnu Taimiyah memberikan penjelasan terkait orang gila.

"Orang sakit jiwa yang amalnya tidak dicatat, tidak sah ibadahnya dengan sepakat ulama. imannya, kufurnya, shalatnya dan ibadah lainnya, tidak sah. Bahkan umumnya orang menilai dia tidak boleh melakukan aktivitas dunia, seperti berdagang dan melakukan produksi. Tidak boeh jadi tukang tenun, penjual minyak wangi, pande besi, atau tukang kayu."

"Demikian pula tidak sah akad-akadnya dengan sepakat ulama. Tidak sah jual belinya, nikahnya, talaknya, pengakuannya, persaksiannya, maupun yang lainnya, yang dia ucapkan. Bahkan semua ucapannya laghwun (tidak dinilai). Sama sekali tidak berlaku hukum syar'i, tidak ada pahala maupun dosa."