Ada kejadian kurang menyenangkan sebelum So Hwan mengikuti acara makan malam untuk merayakan hari jadinya dengan Hye Seon yang sudah diatur oleh Kang Sun Ah. Tangannya mengalami patah ringan karena tertimpa guci porselen besar yang ada di samping tangga rumah.
Kejadian berawal ketika Min Jung sedang mencoba untuk berjalan di lantai bawah. Tanpa pengawasan dari bibi Lee, Anak kecil itu merayap pada tembok sampai di depan tangga utama. Di ujung tangga di sebelah kanan ada sebuah guci cina besar yang kakek beli sebagai hiasan. Karena masih labil, Min Jung memegang guci itu dan hampir saja tertimpa kalau So Hwan tidak menolongnya.
Untunglah gerakan cepat So Hwan bisa menolong anak kecil ini. Akibatnya, tangan kiri So Hwan tertimpa guci yang mengakibatkan ia harus menggunakan spaleg. Jadilah ia pergi ke restauran yang dimaksud Sun Ah menggunakan jasa supir pribadi kakek Kim dan tangan yang dibalut perban.
Semua yang hadir kaget sekali melihat keadaan So Hwan. Terlebih Hye Seon yang tampak khawatir sekali.So Hwan menyakinkan pada semua yang hadir kalau dia baik baik saja.
Perayaan hari jadi yang diatur Sun Ah cukup meriah. Ia sendiri datang dengan suaminya Park Wo Han, sedang Hyung Won, walau dengan berat hati, mengajak Na Ra. Gadis itu seperti biasa, bersikap terlalu posesif pada Hyung Won. Sejak ia datang, tak sekalipun ia beranjak dari sisi Hyung Won.
Hye Seon tak melihat ada perbedaan dalam diri Na Ra. Meski ia sakit, ia tetap terlihat seperti orang sehat pada umumnya.
"So Hwan, Apakah benar tanganmu tidak apa-apa?" Sun Ah bertanya.
"Sebenarnya sakit juga, namun karena tangan kiri yang terkena aku tak begitu kerepotan. Aku tak bisa membayangkan jika yang tertimpa guci itu adalah tangan kananku."
"Syukurlah."
"Ok...karena semuanya sudah berkumpul di sini mari kita mulai acara makan malam kita." Sun Ah menyenggol tangan suaminya. Park So Hwan tahu apa yang ia maksudkan.
"ehm.. sebelumnya kami ingin mengucapkan selamat pada So Hwan dan Hye Seon yang sudah resmi menjadi pasangan kekasih. Semoga hari hari ke depan kalian menyenangkan dan dipenuhi dengan cinta. Mari kita bersulang untuk pasangan baru kita. Lee Hye Seon dan Kim So Hwan."
Park Wo Han mengangkat gelas winenya. Semua orang yang ada di situ kecuali Hye Seon dan Na Ra melakukan hal yang sama. Hye Seon dan Na Ra mengangkat air putih mereka diikuti gelak tawa karena menganggap apa yang mereka lakukan adalah hal yang lucu. Na Ra tidak boleh minum minuman beralkohol karena kondisinya. Sedangkan Hye Seon memang tidak bisa minum alkohol.
Acara makam malam di restauran Jepang ini berjalan cukup baik. Mereka terlihat begitu menikmati perbincangan ringan mengenai bagaimana So Hwan dan Hye Seon bisa menjadi sepasang kekasih. Dengan malu-malu So Hwan menceritakan bagaimana ia mengenal Hye Seon dan hingga pada akhirnya ia bisa jatuh cinta pada gadis itu.
Hal ini membuat Hyung Won sama sekali tak nyaman di tempat duduknya. Ia berkali-kali terlihat sering membuang muka dan banyak minum wine. Na Ra yang melihatnya mencoba untuk melarang Hyung Won minum. Namun larangan Na Ra sama sekali tak dihiraukannya.
Hyung Won bingung sendiri dengan perasaanya. Apakah ia harus bersikap normal atau cemburu pada kedekatan So Hwan dan Hye Seon. Kepalanya serasa hampir meledak.
Setelah acara makan malam selesai, Sun Ah mengajak semua pergi ke Lotte World, sebuah pusat hiburan dan belanja terkenal di Seoul. Hye Seon tentu saja girang sekali. Sudah lama sekali ia pergi ke taman bermain dimana ia bisa melihat banyak sekali wahana permainan. Terakhir kali pergi ke tempat seperti itu ketika Hyung Won mengajaknya keliling kota Seoul di hari pertama ia ada di kota ini.
Hye Seon dan So Hwan ikut satu mobil dengan Sun Ah dan suaminya sedang Hyung Won dan Na Ra naik mobil Hyundai. Di sepanjang jalan menuju tempat bermain, Sun Ah tak henti hentinya menggoda So Hwan untuk melakukan first kiss nya dengan Hye Seon. So Hwan hanya tersenyum tersipu dan sesekali melihat Hye Seon yang juga sangat malu digoda seperti itu.
Park Wo Han juga semangat sekali menceritakan tentang kisah cintanya dengan Sun Ah, ketika ia pertama kali bertemu dengan Sun Ah di Incheon dan saat-saat di mana ia berani mengutarakan cintanya pada Sun Ah.
"Kukira ia adalah bidadari yang turun dari langit. Kau pasti tahu apa yang kumaksudkan So Hwan. Waktu itu aku dan teman temanku merayakan kelulusan SMA kami dengan memancing seharian di dekat sungai dekat sekolah. Kami pikir itu adalah hal yang unik. Kami berencana untuk membakar ikan tangkapan kami kemudian memakannya di halaman rumah salah satu teman kami. Namun semuanya berjalan tidak sesuai rencana. Cuaca mendung yang berubah menjadi hujan akhirnya membuat semuanya jadi berantakan. Aku pun harus pulang dengan baju basah kuyup. Ketika sedang bernaung di beranda rumah salah satu penduduk, aku melihat wanita ini."
So Hwan melihat kearah Sun Ah. Sun Ah hanya tersenyum geli kemudian mengingatkan suaminya untuk konsentrasi menyetir.
"Aku tahu kalau ia adalah wanita yang ingin aku miliki untuk selamanya."
"wah..romantis sekali hyung," So Hwan semangat sekali mengikuti cerita Wo Han. Ia sampai lupa kalau tangan kirinya tidak bisa diangkat. "Auch..." So Hwan mengaduh kesakitan.
Di dalam mobil Hyun Dai merah tak banyak yang Hyung Won dan Na Ra perbincangkan. Bisa dikatakan hampir tak ada perbincangan diantara keduanya.Pikiran Hyung Won masih terpaku dengan keakraban So Hwan dan Hye Seon direstoran tadi. Na Ra yang sepertinya tahu apa yang Hyung Won pikirkan sedikit kesal. Ia harus mengatakan sesuatu.
"Hyung Won."
Hyung Won tak menjawabnya. Ia terus saja menyetir mobilnya.
"Oppa.." untuk kedua kalinya Na Ra menggantinya dengan sebutan oppa. Hyung Won sadar.
"Ada apa?" tanyanya singkat.
Na Ra sebenarnya tak ingin mencurigai sesuatu tapi ia juga tak mungkin untuk menahan kekesalannya terhadap sikap Hyung Won sejak keluar dari restauran tadi.
"Apakah kau sungguh ingin pergi ke Lotte World?"
"Apa maksudmu?"
"Kalau kau tidak ingin pergi ke sana, kita bisa pergi ke tempat lain."
Na Ra mencoba sebisa mungkin untuk menjauhkan Hyung Won agar tidak bertemu Hye Seon.
"Tidak usah. Aku tidak keberatan pergi ke Lotte World. Lagian nuna dan hyung juga pergi ke sana."
"Oh.. kukira.."Na Ra berhenti melanjutkan kalimatnya. Ia sudah melihat bangunan besar mall yang mereka tuju. Setelah melewati pintu parkir Hyung Won mengikuti mobil Wo Han yang masuk duluan ketempat parkir. Ia pun memarkirkan mobilnya tidak jauh dari mobil kakak iparnya itu.
Sun Ah memimpin rombongan kecil ini masuk ke arena taman hiburan. Ramai sekali suasana di dalamnya. Jeritan orang yang asyik menaiki roller coaster ditambah gelak tawa orang orang yang menonton badut memekakkan telinga.
Semua orang tampak antusias menaiki setiap wahana yang ada disitu. Mulai dari kuda berputar, ayunan berputar dan masih banyak lagi yang lainnya.Tidak hanya anak anak tapi juga banyak sekali orang dewasa yang menjajal wahana wahana bermain ini.
Hye Seon sumringah sekali. Ia memang paling suka berada di taman bermain. So Hwan sampai kaget ketiga Hye Seon meminta menemaninya untuk naik roller coaster. Karena tangannya sedang sakit ia merasa sedih sekali ketika harus menolak permintaan Hye Seon. Berada di tempat seperti ini sekilas Hye Seon teringat So Jung. Seandainya ia ada di sini pasti ia akan sangat senang sekali.
Hye Seon menahan diri untuk tidak naik wahana-wahana yang menantang. Ia merasa kasihan dengan kondisi So Hwan yang tidak memungkinkan untuk naik wahana seperti roller coaster. Akhirnya mereka berdua menikmati pemandangan yang ada dan naik wahana wahana ringan.
Sun Ah dan suaminya memisahkan diri dari rombongan.Ternyata Sun Ah suka sekali dengan pertunjukan sulap yang kebetulan ada ketika mereka sedang ada di sana. Sementara itu, Hyung Won dan Na Ra juga pergi sendiri. Mereka tampak asyik memasukkan koin untuk mendapatkan boneka dalam kotak kaca. Setelah tiga puluh menit mencoba. Hyung Won hanya bisa mendapatkan satu boneka beruang kecil berwarna putih. Walau tak seberapa, sepertinya Na Ra sangat senang menerima boneka ini.
Setelah dua jam berada di taman bermain, akhirnya keenamnya memutuskan untuk pulang. Semuanya tersenyum puas. Sun Ah menganggap ini adalah hal langka yang pernah ia lakukan. Pergi ke tempat arena permainan dengan lima orang yang usianya di atas dua puluh tahun.
"Apa kau baik-baik saja?"
So Hwan memperhatikan Hye Seon yang berjalan pincang. Beberapa kali Hye Seon memegangi kaki kirinya.
"Tidak apa-apa. Aku hanya sedikit kecapaian?" Ia berusaha untuk tidak membuat yang lain cemas. Sakit di kaki kirinya sepertinya kambuh lagi. Ia merasakan nyeri yang sangat hebat.
Dari belakang Hyung Won memperhatikan dengan serius seakan tahu akan terjadi sesuatu yang buruk dengan Hye Seon. Dan benar, baru beberapa langkah Hye Seon langsung ambruk. So Hwan tak tahu harus berbuat apa. Ia panik, tangan kirinya terasa sakit sekali untuk digerakkan. Ia tak bisa mengangkat badan Hye Seon walau pun ia sangat ingin.Tanpa berpikir panjang Hyung Won lah yang langsung mengangkat badan Hye Seon dan membawanya ke mobil.
"Hye Seon, kau tidak apa apa? Bangun Hye Seon !!"
Hye Seon masih tak sadarkan diri. Sun Ah ikut panik dan meminta Wo Han dan Hyung Won untuk membawa Hye Seon ke rumah sakit terdekat. Hyung Won mendekap erat badan Hye Seon dan dengan wajah sangat tegang membopongnya ke dalam mobil.
Na Ra mematung menyaksikan peristiwa singkat di depanya. Hyung Won melepaskan genggaman tangannya ..untuk ..Hye Seon..Dadanya terasa sesak. Bibirnya bergetar hebat. Rasa sakitnya tiba tiba muncul seiring denagn ketegangan yang ia saksikan dari wajah Hyung Won untuk Hye Seon.
Di depannya So Hwan tak kalah merana. Ia tak bisa berbuat banyak untuk menolong kekasihnya. Ia memandangi tangan kirinya yang diperban dengan menggerutu. Seandainya..ia tak seperti ini ia lah orang pertama yang akan menolong Hye Seon. Bukan Hyung Won, juga bukan yang lain.
"Ayo kita masuk," ajak Sun Ah pada Hyung Won dan Na Ra.
"Nuna..antarkan aku ke rumah sakit.?"
Sun Ah melihat ke arah Na Ra yang masih mematung di samping mobil. Ia tahu apa yang dirasakan gadis itu.
"So Hwan ssi, naiklah dulu." Ketiganya pun menyusul mobil Park Wo Han.