v
"Hye Seon, ayo masuk!"
Hye Seon berdiri terpaku di depan rumah makan mewah yang terletak di salah satu hotel bintang lima di pusat kota Seoul. So Hwan tak bilang apa pun kalau ia akan mengajaknya ke tempat seperti ini. Ia hanya memakai celana denim dan kemeja lengan pendek yang ia bungkus dengan jaket hoodie tebal. Hye Seon merasa ia tidak cocok dengan tempat seperti ini.
So Hwan langsung menarik tangannya karena sedari tadi gadis ini tak bergerak.
"Oppa?"
"Ayolah, kau tak perlu takut. Aku tahu apa yang kau pikirkan. Kau kuajak ke sini untuk makan bukan untuk pamer baju. Ayo masuk!"
Untung tak banyak tamu yang datang ke restoran ini. Hye Seon berjalan kaku di belakang So Hwan. Tangan laki-laki itu masih mencengkeram pergelangan tangan kirinya hingga mereka sampai di meja di pojok ruangan.
"Duduklah!"
Ragu-ragu Hye Seon duduk di bangku yang sudah dipersiapkan So Hwan. Matanya liar memperhatikan ke sekelilingnya. Dekorasi interior restauran ini memang sangat luar biasa mewahnya. Ruangan luas nan megah yang diterangi dengan lampu-lampu gantung yang tidak terlalu menyilaukan mata membuat suasa romantis begitu terasa. Apalagi buket-buket bunga mawar merah yang ditempatkan di setiap meja menambah indahnya kemewahan ruang luas ini.
Hye Seon merasa tempat ini memang dirancang khusus untuk acara kencan.
"Apakah kau suka?"
Hye Seon tersenyum malu. Mana mungkin ia tidak suka berada di tempat sebagus ini.
So Hwan memesan beef steak dan cocktail dengan kadar alkohol rendah untuk mereka berdua.
"Apakah ada acara spesial sehingga oppa mengajakku kesini ?"
Hye Seon mulai bertanya.
"Tidak, aku hanya ingin mengajakmu ke sini ."
So Hwan tersenyum puas melihat ekspresi heran pacarnya.
"Oh..."
"Sebenarnya, ini adalah acara makan malam pertama yang kita lakukan setelah kita jadian. Aku sangat senang sekali karena kita berdua akhirnya bisa melakukan hal ini."
Hye Seon tercengang. Ia tak punya firasat apapun sebelumnya kalau So Hwan ingin merayakan jadian mereka dengan makan malam.
"Maaf, hal seperti ini tak pernah terpikirkan olehku."
"Tak apa apa.hmmm..."
So Hwan diam sebentar. "Apa kau tidak pernah melakukan hal seperti ini dengan orang spesial sebelumnya?"
Mata Hye Seon tak berkedip, bingung bagaimana dia harus menjawab tebakan So Hwan. Orang spesial? Siapa? Woo Bin tak bisa dikategorikan sebagai pacarnya waktu SMA.
"Tidak pernah."
"Oh..berarti aku yang pertama," sambung So Hwan. Hatinya tiba-tiba terasa hangat mendapati status sebagai pacar pertama Hye Seon.
Sedikit malu, Hye Seon mengangguk.
Makanan yang mereka pesan pun datang. So Hwan benar-benar bersikap sangat gentle. Ia membantu Hye Seon menyiapkan semuanya sebelum makan. Seperti melipatkan serbet dan menuang air putih ke dalam gelas. Hye Seon merasa sangat rikuh sekali mendapat perlakuan seperti itu.
"Lee Hye Seon ..ehm."
Hye Seon melihat ada sesuatu yang ingin So Hwan bicarakan. Laki-laki berhenti berbicara sebentara sebentar sebelum akhirnya mengutarakan maksudnya.
"Aku akan pergi ke Paris bulan depan."
Hye Seon berhenti mengunyah steak-nya.
"Pa..ris??"
Tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, Hye Seon mengulang kata Paris.
"Iya..ketika kami ke Louvre[1] tahun kemarin kami juga mengunjungi salah satu sekolah seni di Perancis ynag cukup terkenal. Kami sepakat untuk melakukan program pertukaran pelajar. Walau nanti aku tidak termasuk pelajar yang dikirim tapi dewan kampus menunjukku untuk menjadi pemantau dan juga perwakilan dari Kim Art untuk di tempatkan di sana."
Keadaan seketika menjadi canggung. Entah kenapa Hye Seon merasa aneh membayangkan So Hwan berada jauh dari dirinya.
"Berapa lama?"
"Sekitar tiga bulan..ta..pi .. mungkin juga bisa lebih...."
Hye Seon tak tahu harus berkomentar apa lagi. Paris ? Kenapa tiba tiba So Hwan akan pergi ke Paris. Ia tak bisa mencegah So Hwan pergi walau ia mau.
"Tapi, kau tidak usah khawatir, aku akan sering memberi kabar. Mungkin sebulan sekali aku juga pulang."
"Oh.. begitu."
"Selain aku, ada tiga mahasiswa yang akan dipilih untuk pergi ke Perancis nanti. Melihat prestasi yang sudah kau torehkan selama ini. Ada kemungkinan kau menjadi salah satu kandidat yang terkuat untuk dipilih. Tapi itu semua harus menunggu keputusan dari kampus."
"Begitukah?"
So Hwan mengangguk mengiyakan. Dalam hati ia benar-benar berharap Hye Seon lah yang nanti akan dipilih untuk pergi bersamanya ke Perancis. Berpisah tiga bulan dengan orang yang begitu ia cintainya saat ini bukanlah merupakan hal yang gampang untuk ia lewati apalagi di saat hubungan mereka masih sangat rentan.
Setelah selesai makan, karena sudah malam, So Hwan berniat untuk langsung mengantar Hye Seon pulang. Namun tiba tiba Ji Hoo meneleponnya, bilang bahwa ada sesuatu yang sangat penting yang ingin ia bicarakan dengan Hye Seon. Hye Seon mengusulkan untuk membicarakannya besok pagi namun Ji Hoo memaksanya untuk menemuinya sekarang. Akhirnya So Hwan pun mengantarkan Hye Seon ke tempat Ji Hoo.
[1] Nama salah satu museum terkenal di Paris