"Oh begitu..!"
Hyung Won mengangguk canggung.
"Bukankah ini sesuatu yang sangat mengejutkan? Aku membuat kalian bisa bertemu setelah sekitar satu tahun berpisah. Apakah kau juga kaget Hye Seon?" tanya Hyung Won. Lelaki ini mencoba tersenyum.
Hye Seon melihat Hyung Won, berharap ia tidak akan membahas tentang masa SMA-nya dulu. Sebisa mungkin Hye Seon ingin menghindari Woo Bin.
"Oh.. iya. Tapi maaf sekali aku harus cepat-cepat berangkat. Aku.. " Hye Seon sibuk melihat jam tanganya.
"Aku pasti telat.."
"Baiklah kalau begitu kita berangkat. Woo Bin, Hye Seon, masuklah !"
Walau enggan untuk menuruti keinginan Hyung Won, Hye Seon akhirnya masuk juga ke dalam mobil Hyun Dai merah. Woo Bin masih tampak tak bisa bersikap biasa pada Hye Seon, ia duduk di depan dengan terus mengamati spion depan.
Dengan cepat Hyung Won menancapkan gas mobilnya dan membawa kedua orang ini menjelajahi kota Seoul. Praktis tak ada percakapan yang terdengar. Ketiganya berkutat sendiri dengan pikirannya. Woo Bin sebenarnya sangat senang sekali karena ia sudah tahu tempat tinggal Hye Seon di Seoul.Jadi akan mudah baginya untuk bertemu dengan Hye Seon. Sementara Hye Seon tak tahu harus bereaksi apa lagi. Keputusannya sudah bulat. Ia tak akan menerima Woo Bin lagi walau dalam kondisi apa pun. Cintanya bagi pemuda itu telah terkubur besama keputusannya dengan menerima So Hwan sebagai kekasihnya.
Hyung Won berkonsentrasi menyetir mobilnya. Ia tak tahu harus menempatkan dirinya dalam posisi apa sekarang. Secara tidak langsung ialah ynag menyetujui Hye Seon untuk menerima So Hwan dan jika ia membantu Woo Bin untuk mendapatkan Hye Seon kembali itu berarti ia justru akan menyakiti Hye Seon dan mungkin juga menyakiti dirinya sendiri.
Empat puluh lima menit perjalanan menuju kampus Hye Seon tak terisi sedikit pun dengan percakapan basa basi untuk meredakan ketegangan. Hye Seon turun dari mobil, dan langsung pergi setelah mengucapkan terima kasih.
Di depan pintu gerbang Yu Mi sudah menunggunya dengan muka yang sama tegangnya. Ia langsung menarik tangan Hye Seon dan membawa temannya itu ke jalan belakang kampus. Hyung Won dan Woo Bin memperhatikan dari kejauhan.
v
Yu Mi menarik tangan Hye Seon dan mengajaknya berjalan lewat jalan belakang kampus. Mukanya tampak tegang dan panik. Ada sesuatu yang ingin ia sampaikan. Hye Seon bingung dengan sikap Yu Mi yang aneh tapi ia menahan diri untuk tidak banyak bertanya.
Setelah mereka berada di tempat yang agak sepi, di balik tembok yang menghadap ke taman belakang kampus, Yu Mi melepaskan genggaman tangannya. Ia menatap tajam ke arah Hye Seon. Hye Seon sedikit mendongak melihat ekspresi Yu Mi yang tidak seperti biasanya.
"Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?"
Yu Mi dengan nada tinggi tiba-tiba menghardik Hye Seon. Hye Seon menjadi tercengang mendapati sikap kasar Yu Mi terhadapnya. Ia juga bingung dengan maksud pertanyaan gadis itu.
"Yu Mi ..apa yang kau maksud?"
Yu Mi sedikit membuang muka dan menarik napas untuk mengurangi amarahnya. Ia melihat lagi ke arah Hye Seon yang dengan polosnya memang benar-benar tidak tahu apa yang ia maksud.
"So Hwan sunbae, apa benar kau berpacaran dengannya?"
Kepala Hye Seon terasa bagai dihantam batu di pagi buta. Ba..gaimana mungkin Yu Mi tahu hubungannya dengan So Hwan?
Seingatnya ia tak pernah membicarakan sedikit pun masalah ini dengan orang-orang yang ada hubungannya dengan Kim Art. So Hwan juga sudah berjanji. Lalu, dari mana Yu Mi bisa tahu?
"Kenapa kau diam? Kau menyembunyikan hal seperti ini dariku? Hye Seon, walau aku mungkin bukan sahabat terbaikmu tapi bagaimana mungkin kau menyembunyikan hal ini dariku?"
Suara Yu Mi tak sekeras sebelumnya. Dia mengatur emosinya, dan memilah-milah kalimat mana yang tepat untuk dikatakan pada temannya ini.
" Yu.. Mi.. bagaimana kau bisa tahu ka..?"tanya Hye Seon masih dengan rasa tak percaya.
"Aku mendapatkan pesan dari salah satu anak fakultas seni. Katalk ini sudah beredar di kalangan kampus."
"Apa? !!" mata Hye Seon seketika menjadi nanar.Ia benar-benar kaget.
"Apa rencanamu? Pagi ini sudah ada sekitar sepuluh orang yang menanyaiku tentang hal ini."
Hye Seon tertunduk lemas tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Serapat apa pun ia menyembunyikan hubungannya dengan So Hwan, akhirnya pasti akan terbongkar juga dan karena sudah seperti ini, mau tak mau ia harus menghadapinya.
Dari awal Hye Seon sebenarnya sudah sadar. Memilih So Hwan untuk menjadi kekasihnya adalah suatu pilihan yang bukan tanpa resiko. Hampir separuh dari cewek yang ada di kampus ini mengidolakan So Hwan. Mereka bahkan membuat komunitas khusus di website untuk orang paling keren di Kampus ini. Setiap apa yang dilakukan So Hwan merupakan sebuah 'isu' menarik yang harus dibahas keesokan harinya. Kabar tentang So Hwan yang berpacaran dengan Hye Seon pastilah cukup membuat mereka syok.
"Aku sama sekali tidak tahu apa yang harus kulakukan Yu Mi."
Mata Hye Seon sudah berkaca-kaca. Suaranya sembar.
Dalam hati, Yu Mi merasa kasihan terhadap Hye Seon. Ia sudah tahu dari awal kalau So Hwan menyukainya. Sejak ia melihat bagaimana reaksi So Hwan di pesta pernikahan Sun Ah, Yu Mi tahu kalau So Hwan menyukai Hye Seon.
"Ada yang lebih buruk lagi," sahut Yu Mi menjawab. Ia agak ragu untuk mengatakan hal yang satu ini.
Hye Seon masih dengan posisi jongkok mendongak melihat Yu Mi yang tampak risau untuk mengatakan sesuatu kepadanya.
"Namamu akan dicoret dari daftar mahasiswa yang ikut seleksi ke Paris jika ternyata kau terbukti merupakan kekasih So Hwan."
Mata Hye Seon membelalak lebar. Berita ini terlalu mengejutkan.
"Apa??"
Hye Seon merasa badannya sudah jatuh ditimpa batu pula. Berita macam apa ini, ia akan dicoret dari kompetensi melukis hanya gara gara statusnya sebagai pacar So Hwan. Ini benar-benar keterlaluan. Bagaimana mungkin.. ya Tuhan..!
Apakah salah ia berpacaran denagn So Hwan..?
Apakah sangat dosa sekali sehingga ia harus dihukum dengan hal seperti ini?
Siapa di antara anak seni lukis yang tidak ingin pergi ke Paris?
Itu adalah kesempatan langka yang tidak boleh dengan cara seperti ini dihilangkan.
Amarah Hye Seon menyebar sampai kepucuk kepalanya. Ia bangun, berdiri tegak di depan Yu Mi.
"Bagaimana bisa aku diperlakukan seperti ini?"
"Mereka menganggap bahwa prestasi yang kau dapatkan selama ini adalah karena bantuan So Hwan sunbae. Kamu memenangkan lomba lukis di galeri So Hwan sunbae ketika ia menjadi juri dan ada juga yang menganggapmu lolos ujian susulan Dosen Hwang karena bantuannya. Yang lebih parah mereka juga menganggap bahwa kau sering datang ke rumah So Hwan. Apakah itu benar Hye Seon?'
Hye Seon terdiam. Ia tidak bisa menyangkal setiap tuduhan yang Yu Mi katakan. Walau kejadiannya tidak seperti yang orang pikirkan Hye Seon merasa kesulitan untuk menjelaskan dan mengklarifikasinya. Apapun alasanya, mereka pasti tidak akan mempercayainya.
"Apakah kau percaya dengan semua itu Yu Mi?"
Yu Mi melihat mata Hye Seon yang mulai berair. Ia tidak tahu harus bilang ya atau tidak. Kenyataannya ia sama sekali tidak tahu menahu tentang hal ini.
"Aku.."
"Aku tahu kau pasti percaya. Ketahuilah apa yang mereka katakan memang benar. Hanya saja kejadian sebenarnya tidak seperti yang orang-orang pikirkan. Kau harus percaya padaku Yu Mi."
Hye Seon meraih tangan Yu Mi namun temannya itu melepaskannya.
"Aku.....untuk saat ini, aku tidak bisa memutuskan."
Yu Mi memang tidak berujar bahwa ia akan mempercayainya. Meski begitu, dia juga tidak bilang kalau dia tidak percaya padanya. Dia hanya butuh sedikit waktu untuk berpikir.
Hye Seon adalah satu satunya temannya di Kim Art yang berbeda. Ia sabar, baik dan selalu bersemangat. Yu Mi tak mungkin meninggalkannya. Mencintai adalah hak asasi setiap orang, kalau memang mereka berdua sudah saling mencintai, apa mau dikata.
"Ini semua terjadi dalam waktu singkat. Aku butuh waktu untuk mendengar dari berbagai macam pihak. Maafkan aku, Hye Seon."
Akhirnya kalimat singkat itu yang bisa Yu Mi katakan. Badan Hye Seon langsung lemas mendengarnya.