Chereads / Game と Logic (Indonesia) / Chapter 18 - Chapter 2: x - 2y = 『 Walkthrough 』 Part 5

Chapter 18 - Chapter 2: x - 2y = 『 Walkthrough 』 Part 5

-- Part 5 --

Mari kita sedikit beralih tempat—seperti, sepuluh ribu meter di atas udara.

Shion mulai berpikir pada ketinggian yang hampir satu setengah kali lebih tinggi dari Himalaya.

Di atas langit biru, seekor naga merah terbang melewati lautan putih yang disebut awan.

Seperti namanya, itu adalah lautan yang terdiri dari kumpulan awan. Sudah berapa kali mereka—Shion, Ruri, Emi-V, Akira, Sendai dan Echo menyelam ke lautan putih itu?

"L-lagi? Hentikan itu 'melihat ke arahku setiap kali pakaianku menjadi basah', senpai!"

"Apa yang kau bicarakan, Emi-V? Bukankah ini fenomena alam? Cuma orang gila yang menolak fenomena alam."

"Te~nang Tena~ng! Echo bisa mengeringkan pakaian dan tubuh kita dalam sekali tiup, Liha~at~♡...."

Mengikuti kata-kata yang Sendai, partner dari naga api dalam legenda Fraclayfe itu katakan, udara panas mulai menyelimuti enam orang yang terbang di atas langit biru termasuk tubuh dragon form Echo sendiri. Salah satu dari sihir naga api, yang mana satu ini cukup berguna setiap kali ia terbang di atas troposfer.

"Hahaha~ karena kita punya sihir yang bisa membuat kita kering secara instan, bukankah menyelam ke dalam awan kalian pikir menjadi menyenangkan?"

Melihat Sendai yang bersenang-senang di atas punggung Echo, Shion berpikir dalam hatinya.

-- Dibandingkan dengan sesaat sebelum dia naik, bukankah suasana hatinya berubah secara instan dan drastis?

Itu benar. Jadi, kenapa---

-- Alasan kenapa seseorang yang dipanggil Sendai marah adalah.... aku perlu mempersempitnya. Pertama, ada 217 kemungkinan awal. Untuk beberapa faktor sekarang berubah menjadi 47... tidak, 45. Ada terlalu banyak alasan yang mungkin.

"Ngomong-ngomong Akira nyan, sebenarnya, aku melihat gumpalan putih yang lebih besar di arah jam 2 agak jauh dari sini. Apa kita harus melewati jalur itu, Echo meminta konfirmasi."

"Bagus, Echo, terbang ke arah jam dua. Gunakan 'boost'!"

"E-e, eh apa? Tunggu sebentar! Tunggu tunggu seben—e, eeeeh---!"

Mereka melewati lautan putih terbang yang disebut awan bahkan dengan boost. Dan sebagai hasilnya, sekali lagi, pakaian mereka berubah menjadi basah karena uap air.

"BERHENTI MELIHAT KE ARAHKU!! Bisa-bisanya orang ini menyalahkan fenomena alam—padahal—sebenarnya! Selama ini! Senpai sendiri yang menyuruh Echo-san melakukannya!"

Dan itulah. Sebabnya. Karena mereka terbang pada ketinggian sepuluh ribu meter di atas langit, banyak awan terlihat di kejauhan, yang mana mereka ada di atas troposfer. Lapisan paling bawah dari atmosfer.

Emi-V yang marah karena Echo terus-terusan menabrak awan menjadi sangat jengkel setelah mengetahui fakta bahwa hal tersebut dilakukan dengan sengaja. Bahkan dalang di balik kesengajaan itu adalah orang yang menatap tubuhnya ketika pakaiannya menjadi basah.

.... Tapi meskipun Akira tidak meminta Echo menabrakkan dirinya ke awan, sebenarnya, mereka masih akan berakhir dengan basah kuyup. Yah bagaimanapun juga mereka terbang pada tempat di mana kandungan uap airnya mencapai 99%.

Emi-V yang tidak mengetahui fakta ini merasa jengkel dan menyalahkan Akira dengan alasan yang sebenarnya tidak masuk akal. Sedangkan Shion yang mencoba berpikir dalam keadaan tersebut hanya bisa pasrah karena tidak ada pilihan lain.

Orang yang meminta Echo untuk terbang pada ketinggian itu adalah partnernya sendiri, Sendai. Shion tidak tahu kenapa dia sangat marah sebelumnya tapi... dia(Shion) memutuskan untuk melihat keadaan terlebih dahulu dan menyingkirkan pikiran 'terbanglah lebih rendah, sialan!'.

Atau setidaknya, itu yang dia lakukan sampai beberapa saat lalu.

"Oi, Sendai, aku tidak tahu kenapa kau mau terbang di atas troposfer tapi... jika kau sudah puas, maka sekarang juga—sekarang juga suruh Echo terbang lebih rendah!"

Jika ini seperti dalam cerita fiksi pasti sudah ada urat muncul di wajah Shion.

Karena tubuh Zombist sangat lemah, dia sedang mengeluarkan kekesalannya yang tidak bisa menahan perubahan suhu, cuaca, tekanan dan angin secara mendadak.

Tidak, alasan kenapa dia jengkel adalah-------kenapa—mereka harus terbang pada tempat di mana akan terjadi perubahan suhu, perubahan cuaca, perubahan tekanan dan perubahan angin secara mendadak?

"Kamu terlihat bersemangat hari ini ya, Shion. Apa terjadi hal yang baik?"

Apa-apaan caramu bertanya itu? Apa kau Oshino Meme? Tidak, dia cuma Akihara Karasu. Ngomong-ngomong Oshino Meme itu dari series Monogatari. Itu adalah kata-kata favoritnya.

"Jika kau merasa matamu buta, sini! Biarkan aku mencongkelnya untukmu! Aku tidak tahu tubuh seperti apa yang menempel pada jiwa kalian tapi... jika menurutmu Zombist bisa bertahan di atas troposfer, biar kuberitahu---kalian salah besar! Ha, hatchi--!"

"Leader, kamu sakit?"

"....Ahh lihat, aku pasti sudah terserang flu sekarang."

"Kalau kamu sakit, kita tidak boleh terbang lebih lama di ketinggian sekarang. Echo-tan, tolong terbanglah ke tempat yang lebih rendah, setidaknya sampai kita menuruni troposfer, oke?"

"Setuju! Aku setuju! Ayo terbang lebih rendah! Tapi sebelum itu tolong keringkan kami, Echo-san—keringkan aku atau orang mesum itu akan terus melihat ke sini! Tolonglah!"

Shion, Ruri, dan ditambah Emi-V. Tiga orang memilih untuk terbang lebih rendah. Karena Echo adalah pihak netral, keputusan sekarang ada di tiga banding dua.

"Yah, begitulah. Bahkan jika kita melakukan voting hasil akhirnya masih kekalahan bagi pihak yang ingin bersenang-senang di atas sepuluh ribu meter, jadi—ayo terbang lebih rendah."

"Baikla~ah, sebenarnya, aku ingin menunjukkan ini dan bersenang-senang bersama semuanya. Tapi kalau seseorang sakit, kita tidak punya pilihan lain, ya kaan~, Echoo~!"

"Baiklah nyan! Aku mengerti."

Pada Akhirnya mereka terbang lebih rendah. Pada dasarnya, troposfer adalah tempat untuk terbentuk dan terjadinya perubahan cuaca, meskipun pesawat umumnya terbang di lapisan ini, akan berbeda jika itu seorang Zombist.

-- Nah, cuacanya cerah. Itu bagus.

Otak Shion terfokus pada kalimat itu. Dengan garis lengkung di pipinya, di bawahnya adalah seekor naga merah berbulu lembut, berambut halus, dan seorang Gamer imut yang dia panggil Echo-tan.

Mereka terbang tepat di bawah troposfer, lapisan terbawah dari atmosfer. Pemandangan di sekitar menunjukan horizon yang membentang luas, langit biru tanpa ujung serta awan-awan berwarna putih.

Keenam orang bersama-sama melihat cakrawala yang membentang di kejauhan itu, bahkan pemandangan langka yang tidak pernah keempat Humanless lihat, saat ini, berada pada ketinggian ini—terlihat jelas dari atas awan.

Langit berwarna biru memang terasa asing bagi para players yang menghabiskan seluruh hidupnya di Fraclayfe, tapi, itulah yang membuat pengalaman ini berharga.

"Jadi, kita bisa mulai sekarang, kan? Atau ada yang ingin kalian sampaikan?"

"Benar juga, sang Creator memberitahuku kalau ada yang mau Shion dan yang lain bahas dengan kami, apa itu?"

Menunjukkan senyum seperti ini 'akan menarik', seorang remaja Zombist bermata emas menjawab ringan.

"Ini tentang liburan."

"Liburan nyan?"

"Meskipun aku tidak mau mengakui fakta bahwa ada sebuah tempat yang hanya melakukan upacara pembukaan, dua kali ujian, pengumuman kelulusan dan ternyata disebut sekolah—ini adalah fakta bahwa XeeX membuat setting dalam Game kali ini sebagai sebuah lingkungan sekolah. Jadi bukankah, menurut kalian—tidak masuk akal jika tidak ada yang namanya 'liburan setelah ujian'? Bagaimanapun juga, aku meminta XeeX untuk menunda pengumuman pemenangnya satu hari dan menyisipkan liburan di pantai satu hari sebelum itu tapi... dia menolak karena baru empat dari enam pemain yang setuju soal rencana ini..... yah benar-benar, orang itu tidak mengerti definisi kata 'masa muda', ya.... Jadi bagaimana menurut kalian?"

..... Rencana yang bagus. Shion mengatakan itu seperti permintaan tersebut tidak ada hubungannya dengan cara bagaimana para Humanless mencoba memenangkan Game, dan bahkan itu terdengar seperti menguntungkan kedua belah pihak.

Jika Sendai dan Echo setuju untuk mengajukan 'liburan' bersama keempat players lainnya, maka—pembicaraan ini hanya akan mengarah pada pertukaran sepihak karena pada awalnya itulah yang mereka sebut sebagai 'permintaan Shion'. Dan di saat yang sama apa yang Sendai minta pada XeeX tidak akan terwujud.

Tentu saja, Shion tidak berharap masalah liburan ini berkemungkinan 100% disetujui tanpa syarat. Dari awal juga, dia masih mau memberi persetujuan jika kesepakatan sepihak tersebut berubah menjadi pertukaran setara.

Tapi----

Tapi mengabaikan kemungkinan ini, jawaban Sendai adalah---

"Sepertinya itu akan saa~ngat me~nyenangkan! Ya~ah jika kuingat-ingat lagi, aku mungkin belum pernah pergi ke pantai dengan orang lain juga, sih."

"Pantai?"

"Itu tempat dengan pasir putih dan laut biru sejauh kamu melihatnya. Echo juga belum pernah bermain pasir di pantai kan? Ayo kita beli baju renang yang imut besok pagi!"

Dan mereka sudah membuat rencana membeli baju renang mereka sendiri.

-- Terlalu mudah.

Shion tertawa seperti iblis dalam hatinya. Sedangkan Sendai dan Echo masih memikirkan apa yang ingin mereka lakukan di atas pantai, dan saat ini, mereka terlihat seperti berada di dunianya sendiri.

Sekarang... dengan begitu niat Shion untuk membuat 'pertukaran sepihak' menjadi kenyataan.

Tapi....

......----------------

Bukan cuma sebatas ini. Tentu saja. Apa yang ingin ia lakukan dan rencanakan di dalam otaknya—untuk mencapai kemenangan, tidak cuma berhenti di batas ini.

Dan orang itu melanjutkan.

"Tapi... kudengar dari XeeX permintaan kalian juga ditolak, ya? Apa itu sesuatu yang penting?"

Shion mengangkat sebuah topik. Emi-V benar-benar tidak mengerti kenapa dia harus menyinggung masalah itu di saat tujuan kenapa mereka 'bicara dengan tim musuh' sudah sepenuhnya tercapai.

Tidak dapat dimengerti. Karena jika Shion mengatakan itu, ada kemungkinan bahwa Sendai berubah pikiran dan justru meminta mereka(Humanless) untuk menyetujui permintaan mereka(Sendai dan Echo) sebagai ganti dari mereka(Sendai dan Echo) menyetujui permintaan mereka(Humanless).

Dan untuk menjawabnya, gadis berambut merah muda itu tertawa seperti tidak peduli, dan berkata.

------Mengumumkan hal yang penting dengan sikap seperti mengatakan 'aku makan roti dengan selai cokelat pagi ini, kalian tahu'.

"Nah sebenarnya~ itu adalah sesuatu yang jika diterima kami akan se~ratus persen memenangkan Gamenya, tahu~?"

-- Huh?

Memberikan 100% kemungkinan untuk menang. Itu sama saja dengan 'mengakhiri' permainan hanya dengan satu langkah.

- Apakah itu mungkin?

Para Gamer Humanless yang telah jutaan kali membawa kemenangan, sangat memahami hal ini.

Bahwa itu sangat mungkin. Bukan tidak mungkin. Bahkan jika itu untuk memenangkan permainan terbesar sejak Fraclayfe tercipta sekalipun.

Dalam semua Game, ada sebuah taktik yang dibangun.

Itu adalah sesuatu yang ada di atas spesifikasi dan aturan; dan merupakan langkah terbaik yang paling mungkin dimaksimalkan. Dalam sebuah Game, itu adalah pengetahuan umum dan faktor penentu mutlak yang mengambil keuntungan dari pihak musuh. Dengan pengetahuan dan taktik yang lebih unggul, kemenangan didapatkan.

Jika apa yang dikatakan Sendai bukan sekedar gertakan—semacam 'pola rumit' pasti ada.

Mari kita lihat, pastikan itu sekali lagi.

-- Apa yang mereka minta adalah—

Ketika Shion, Akira, dan Ruri mengerutkan dahinya dan tiba-tiba menjadi serius, Sendai berbalik. Rambut merah mudanya terlihat indah ketika itu bergerak di tengah hembusan angin, dan di bawah matanya yang berwarna kemerahan, bibir gadis itu bergerak.

Menjawab pertanyaan dalam pikiran Shion.

"Apa yang kuminta adalah—'menempatkan semua Players dalam satu tempat yang sama selama ujian yang menguji pengetahuan dan kecerdasan berlangsung'----"

Benar.... itu sama dengan apa yang mereka dengar dari XeeX di sekolah. Tetapi bahkan sampai sekarang, Shion, Akira dan Ruri—para Gamer Humanless—masih tidak memahami kenapa dia bilang mereka bisa menentukan pemenang dari Betting Game ini dalam satu langkah hanya dengan itu.

Jadi benar... itu Cuma gertakan?

Tidak...----

-- Reaksi kebohongan—tidak ada.

Ruri bisa, mengetahuinya.

"----Benar-benar cuma itu kok~♡! Tapi meskipun permintaan kami tidak desetujui, aku yakin masih ada banyak sekali cara lain, sih. Fufu~♡ Kalian dan semua penonton yang ada—semuanya masih belum tahu ini, kan? Kalau aku dan Echo masih punya ba~nyak sekali metode, ba~nyak sekali rahasia, untuk menjadi pemenang dengan mudah, bahkan dengan hanya satu langkah, sungguh~! Tapi karena menyerah di tengah permainan itu membosankan, kalian tidak boleh melakukan itu, oke~♡?"

Mengamati sekali lagi, reaksi detak jantung, pupil, bahkan suara aliran darah dalam pembuluh kapiler—kebohongan—tidak ada....

-- Itu bukan gertakan.

Jika itu sekarang, Ruri sudah memahaminya, sebuah fakta yang membuat matanya sakit.

Jika itu bukan cuma gertakan dan merupakan kenyataan------maka—

-- Itu bukan cuma gertakan, itulah, kenyataan....

"Menang melawan mereka..... adalah, mustahil."

Ruri bergumam dan terjatuh karena kedua kakinya tiba-tiba menjadi lemas. Pandangannya jatuh ke bawah di antara kedua kakinya. Apa yang terpantulkan dalam mata celestialnya adalah sepasang kulit putih di bawah rok biru yang ia kenakan di balik jaketnya.

Itu mungkin, memang mustahil. Tetapi...........-------------------------------------------

Tetapi-----------melemparkan bidak ratu ke udara, seorang remaja bodoh yang memiliki kesan tidak peduli dengan suhu udara berkata ringan.

"Checkmate. Maaf ya, aku sudah melihat ending dari permainan ini."

-- H, uh?.

Gadis itu, yang terjatuh sambil menatap pada kekosongan, menegakkan kepalanya dan melihat—melihatnya----....

-- Leader... ahh, benar juga.... Ruri memang.... pelupa, kau tahu?

Dan kemudian gadis bermata merah yang ada di depan remaja itu, menerima chess pieces yang sang remaja lemparkan.

Melihat bahwa cahaya emas yang menunjukkan ciri khas dari remaja itu bersinar jauh lebih menakutkan.

"Kau mencoba membuat kami panas tapi.... Selama itu sebuah Game, dewa dari segala macam aturan dan kondisi kemenangan tidak mungkin bisa dikalahkan, kau tahu? Yah coba saja jika kau bisa. Akan kami berempat(Humanless) tunjukkan caranya padamu, noob sialan."

Dan kemudian---

Dia menunjukkan sebuah Chess pieces – White Queen yang ia bentuk dari Crest-nya sendiri di telapak tangannya.

"Mari kita buat itu jadi kenyataan—permintaanmu itu."

Memainkan sebuah bidak ratu putih – bidak paling penting—di tangan kanannya seolah melakukan sebuah manipulasi.

Tidak, seakan dia bisa mempermainkan bidak terkuat di dalam permainan dengan mudah.

"Tapi aku sedikit membenci menerima sesuatu begitu saja. Hal-hal yang seharusnya menjadi menyenangkan selesai terlalu mudah, kau tahu?"

Menunjukkan senyum liar—yang menyebabkan partikel udara di sekitar mereka—seketika itu bergetar.

Dia mengumumkan.

"Caranya... yah, di sini juga..."

----Di dalam dunia permainan yang diciptakan oleh XeeX ini. Di atas langit. Sekarang---

"Ayo kita mainkan sebuah Game, satu kali Betting Game, Sendai."