-- Part 8 --
Apa kamu pernah mendengar sesuatu tentang 'imagine power'? Itu pasti adalah kata yang cukup jarang didengar oleh sebagian orang di dunia.... tidak, sembilan puluh persen, atau mungkin sampai sembilan puluh sembilan persen orang tidak pernah mendengarnya. Dan kenapa begitu?
Karena kau tidak tahu, jadi ayo ganti pertanyaannya.
Pertama, kenapa kamu merasa malu cuma karena tampil tanpa pakaian di depan orang lain? Kenapa rasa malu itu ada? Dan kenapa hal-hal yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat bisa menjadi hal yang populer dan hampir semua orang lakukan? Pada intinya, kenapa standar yang mengatur itu semua ada, huh?
Apa kamu pernah mendengar sesuatu tentang hantu, alien, atau mitos yang beredar dalam masyarakat? Bagaimana menurutmu, apa kau pikir mereka benar-benar ada?
Sebagian orang mengaku pernah melihat hantu dengan mata mereka sendiri, jadi bukankah sebenarnya, menurutmu 'hantu' itu benar-benar ada? Lalu apa kau bisa menjelaskan kenapa hantu itu ada?
----Jawabannya mudah, itu karena imagine power.
Karena ada sebagian orang di alam semesta yang mempercayai cara berpikir bahwa hal itu benar-benar ada, maka itu akan secara samar-samar ada di dunia. Jika kau menghitung sebagian itu sendiri jumlahnya pasti akan 'sangat banyak', benar? Pemikiran dan rasa takut merekalah yang menciptakan fakta bahwa hantu itu ada.
Seperti, jika semua orang di alam semesta mempercayai sebuah fakta bahwa batu itu ringan, maka semua batu juga akan menjadi ringan di dunia.
Oke, jadi—apa kau sudah mengerti? Karena bagaimanapun juga itu adalah hal yang sangat mudah dimengerti----Karena itu—
Ayo kita mulai bagian duanya. Yah, meskipun aku berkata bagian dua secara harfiah itu hanyalah bagian yang dimulai setelah bagian pertama. Jadi, apa ada penjelasan lain? Apa kalian tidak mengerti? Mungkin akan lebih mudah jika kukatakan itu sebagai tahap kedua daripada bagian kedua, benar kan?
Kenapa?
Karena semuanya sudah ada dalam rencana yang orang itu pikirkan. Ayo kita mulai.... Ini mungkin akan menjadi pertanyaan yang agak aneh. Baiklah....
- Apa kalian suka stratosfer?
Orang-orang bahkan tidak tahu apa itu stratosfer secara spesifik, jadi ayo jelaskan itu pada mereka. Dan setelah kau selesai dengan semua penjelasan yang panjang dan rumit, cepat tanyakan itu kembali, benar, sekali lagi.
"Jadi bagaimana, apa kalian suka stratosfer?"
"Hmm... aku pernah terbang ke sana sekali dan baunya saaangat tidak enak nyan! Pokoknya, aku tidak akan pernah kembali ke tempat busuk itu lagi, nyan!"
"Jika Echo sudah bilang begituu~ itu pasti tempat yang benar-benar buruk, yah?"
"Begitu? Kukira itu bahkan akan lebih indah dari hujan meteor, kalian tahu? Sayang sekali."
"Kamu bilang itu akan lebih indah tapi... kamu membandingkannya dengan fenomena yang cukup mengerikan tahu, leader?"
"Yah, kalau saja itu tidak mengenai Itomori, semuanya pasti berbeda."
"Tunggu, hei, jika meteornya tidak kena Itomori ceritanya tidak akan terbangun! Mitsuha akhirnya tidak mati juga dan mereka bisa bertemu lagi di bagian ending, bukankah itu bagus?"
"Kalian berdua, aku mohon, tolonglah, tolong tanggapi ini dengan serius.... Jadi apa yang akan kita lakukan? Itu berhubungan dengan straposfer yang Shion-san sebutkan, benar? Ayo cepat kita mulai saja."
"Oh, aku tidak tahu kau ternyata mengajukan diri jadi kelinci percobaan. Baiklah, ayo buat dia jadi yang pertama kali merasakannya, Shion."
"Tung—S-Senpai, a-apa yang kau lakukan dengan tubuhku—ti-TIDAK! SIAPAPUN TOLONG AKU!!"
"Selesai."
Hasil dari modifikasi yang dilakukan Akira pada Emi-V—pakaian beruangnya dilepas secara paksa dan digantikan dengan sesuatu yang lebih hangat, lebih tepatnya, pakaian khusus yang menyediakan udara hangat.
"Dan ini?"
"Itu masker dan gas udara. Kau perlu memakainya karena tempat yang akan kita tuju adalah sarang ozon. Yah, sebenarnya, aku tidak keberatan jika kita cuma mengirim drone untuk mengambil video dan mulai livestreaming dari sini tapi... Shion mengatakan kalau pengalaman itu akan jadi berharga di masa depan, dan kurasa juga mungkin tidak ada salahnya."
Kemudian Akira membagikan satu set pakaian yang sama ke semua orang berdasarkan gender dan ukuran tubuh mereka. Sedangkan untuk Echo dia memberikan masker yang dibuat khusus untuk naga.
----Skill spesial yang Akira pelajari di Fraclayfe – Storage. Seperti namanya, itu skill yang berfungsi untuk menyimpan item, dia mengambil semua item barusan dari sana.
-----Tapi meskipun tanpa skill sekalipun setiap individu yang hidup di Fraclayfe masih dapat menyimpan sebuah item seperti Storage yang dipelajari Akira.
- Fraclayfe Fragment.
Karena semua orang di Fraclayfe memilikinya tanpa terkecuali, beberapa orang menyebut itu adalah perwujudan dari jiwa mereka.
Fraclayfe Fragment, disebut juga Fracment—itu adalah kekuatan mistis yang menetap di dalam tubuh setiap manusia, Elvest, Dwarft, dan ras-ras yang lain. Dan dengan sebuah teknik tertentu sihir dapat tercipta darinya. Itulah unsur awal yang membentuk sihir.
Di dalam Fracment itulah seseorang dapat menyimpan berbagai jenis item-----fakta itu tidak salah, tapi... item yang dapat disimpan bersifat terbatas.
Terbatas. Benar, tapi itu bukan dimaksudkan karena jumlahnya.
Apa yang dapat seseorang simpan dalam dirinya hanyalah apa yang dapat beresonansi dengan Fraclayfe Fragmennt, itulah yang disebut terbatas dalam hal ini. Crest dan Fraclayfe Word adalah salah satu dari item yang terbatas itu.
Lalu, setelah Fraclayfe Word dimasukkan dalam Fraclayfe Fragment seseorang, maka—orang itu tidak akan bisa dibunuh. Tidak, lebih tepatnya membunuh individu yang memegang Fraclayfe Word dianggap sebagai hal tabu.
Karena begitu seseorang membunuh mereka, Fraclayfe Word dan semua item yang ada dalam diri orang itu juga akan menghilang bersama dengan nyawa mereka. Itulah kenapa membunuhnya dianggap tabu.
Tetapi hal tersebut tidak berlaku untuk Storage. Karena setiap kali pengguna Storage mati mereka tidak akan membawa item-itemnya mati bersama mereka. Dan karena hal ini juga, kebanyakan penggunanya menjadi target pembunuhan.
Meski begitu Storage adalah skill yang sangat berguna karena aturan keterbatasan item pada Fracment menjadi tidak berlaku. Itulah kenapa Akira mampu membawa berbagai macam item.
Dan sekarang...
"Karena persiapannya sudah selesai---"
"Ayo berangkat! Ke 30.000 meter di atas udara!"
Shion dan Akira berseru penuh antusias, menunjukkan semangat masa muda mereka.
-----.......
Terbang melewati tak terhitung banyaknya lautan awan putih, terus, terbang seperti itu. Setelah satu, dua, tiga menit, mereka tiba pada tempat yang diinginkan.
- Stratosfer.
Pada dasarnya lapisan ini terletak 12 – 60 km di atas langit. Mereka sekarang ada di 30 km, ketinggian di mana lapisan ozon berada. Sekumpulan zat kimia yang merupakan racun bagi makhluk hidup itu, sekarang berada tepat di sekitar mereka.
Karena zat kimia ini juga temperatur udara akan meningkat semakin ketinggiannya meningkat. Dan di ketinggian mereka sekarang itu sudah cukup untuk membuat es batu tanpa lemari es—yang bahkan, di ketinggian 50 km termperaturnya masih akan ada di bawah beku, jadi tidak akan aneh untuk ketinggian saat ini suhunya setara dengan puncak gunung everest.
Tapi kau harus menyingkirkan semua perasaan buruk itu sekarang, karena...
"Inii indah sekaliii~ Shion-san~ Akira-san~!"
"Apa... nyan, kalian yakin kita ada di ketinggian yang kita bicarakan, nyan? Rasanya berbeda dari terakhir kali aku terbang ke sini, nyan!"
"Ya, jelas, itu akan berbeda. Gas yang membuatmu mencium bau busuk itu sekarang dinetralkan karena masker gas buatan Akira, begitu juga suhu dinginnya juga telah diatasi dengan mantel khusus buatannya. Ngomong-ngomong, ini juga pertama kalinya aku terbang di ketinggian ini, sih.... yah, lumayan juga."
Awan-awan raksasa terlihat sedang beterbangan di setiap tempat, langit biru tanpa ujung serta horizon yang membentang luas di kejauhan. Memang benar, dalam skala yang sebesar ini, itu adalah pertama kalinya dalam sejarah bahwa mereka benar-benar merasakan sensasi sebuah petualangan.
.....Atau—seharusnya begitu. Tapi seseorang bahkan tidak mau membuka matanya pada pemandangan kebebasan itu.
"Nah, oi, apa yang kau lakukan? Buka matamu Emi-V. Oh, jadi begitu... aku tidak tahu kau bisa melihat dengan mata tertutup, apa itu karena kau diam-diam belajar dari seorang pendekar pedang?"
Akira menaruh tangannya di kepala Emi-V, dan kemudian duduk di sampingnya.
".... Senpai...."
Setelah membuka matanya, apa yang pertama kali dia lihat dengan mata crimson itu adalah seorang pemuda dengan rambut berwarna hitam dan mata yang gelap sedang duduk di sampingnya, yang membuat Emi-V melemaskan seluruh tubuhnya untuk menikmati tiupan angin bersama dengan pemuda itu.
Kemudian, Shion, Ruri, dan bahkan Sendai mengikuti mereka. Bersama-sama, lima orang dan satu naga melihat hal yang sama di mata mereka, merasakan tiupan dari angin yang sama, dan bersama-sama menikmati cahaya dari masa muda mereka.
Petualangan besar telah menanti mereka di masa depan yang jauh. Bukan di masa yang sekarang, tapi.... itu akan dimulai.
"Sekarang, bagaimana aku mengatakannya...."
Sendai memulai sebuah pembicaraan.
"Ini benar-benar----hal yang paling menarik yang bisa kami terima."
Tangan kanan Shion secara tidak sengaja menyentuh tangan kiri Ruri, tapi dia segera menariknya kembali. Di saat dia melihat itu, Ruri juga menariknya kembali, tapi.... itu bukan tangannya, melainkan tangan Shion.
Karena Ruri tahu dia sudah tidak perlu ragu-ragu lagi. Dia, pemuda itu adalah Shion—adalah leader. Dan dia sendiri adalah Konokoneko Ruri.
Mereka tidak punya hubungan seperti sepasang kekasih, tapi.... yang seperti ini lebih baik. Di wajah mereka terdapat senyuman yang sama, sepasang mata yang memantulkan cahaya perak matahari dan horizon yang membentang luas di kejauhan.
Benar, saat ini mungkin adalah saat-saat yang berharga—tidak, bukan mungkin tapi, memang seperti itulah kenyataannya... dan itulah kenapa...
Yah.... kenapa, aku ingin tahu—Di saat seperti itu mereka selalu tidak punya banyak waktu. Tapi justru hal itulah yang membuat saat-saat ini menjadi spesial.
"Nah, Sendai....."
"Hm....?"
Gadis yang duduk di samping kiri Shion itu memiringkan kepalanya. Perlahan, dia menoleh pada pemuda yang ada di sebelahnya, melihat pemuda itu dengan wajah yang bertanya-tanya.
"Karena waktu kita tidak banyak aku akan langsung ke intinya."
... Tatapan mata—bukan, cara pemuda itu melihat dunia, dan bahkan aura keberadaan 'mereka' sendiri—berubah secara drastis----
----Tak satu pun orang mampu menolak aura tidak biasa itu, sebuah aura yang mereka bertiga(manusia belaka dan satu Zombist) sebabkan.
Tekanan yang puluhan kali lipat lebih besar menimpa semua orang tanpa terkecuali. Itu sama sekali berbeda dengan beberapa saat lalu, sama sekali berbeda dengan Sendai.
Karena dibandingkan dengan waktu itu—tekanan yang 'mereka' sebabkan-----jauh lebih kuat.
Saat Emi-V dengan takut melihat 'sumber' yang menyebabkan kekuatan tidak masuk akal itu, ia terkejut pada kenyataan bahwa mereka bukan lagi orang yang ia kenal.
Shion, yang ia lihat bukanlah Shion yang ia kenal, Konokoneko Ruri juga bukanlah Konokoneko Ruri yang ia kenal, sedangkan Akihara Karasu sendiri yang sudah lama ia kenal—tidak ada lagi di sana.
'Mereka' yang Emi-V lihat hanyalah refleksi yang terlihat seperti mereka. Sedangkan mereka yang Emi-V kenal sama sekali berbeda dengan 'mereka'.
Mengalihkan keberadaan mereka ke dalam kenyataan, mereka berubah menjadi keberadaan paling mulia.
Bahkan, aura yang 'mereka' pancarkan.... menyebabkan partikel udara bergetar.
Apa yang ia lihat dengan pandangan takut itu tak salah lagi adalah 'mereka'—yang mana telah melampaui akal sehat dunia - Gamer terkuat Fraclayfe, Humanless.
"Ketika kau sudah memutuskan untuk bermain Game dengan kami, itulah alasanmu kenapa kau tidak bisa menang, itulah penyebab kenapa kau pasti akan dikalahkan."
Sekali lagi bermain-main dengan chess pieces di tangan kanannya, seorang remaja yang di dalam dirinya hanyalah Zombist mengatakan deklarasi besarnya yang di mata orang lain mungkin hanyalah omong kosong anak kecil.
"Aku tidak menyuruhmu untuk menyerah. Tidak menyerah dan tidak akan pernah menyerah. Hidup adalah Game yang baru saja dimulai. Jadi lain kali juga, ayo mainkan sebuah Game, yang kecil dan biasa juga tidak masalah."
Di saat gadis itu melihat itu—dua orang yang lain juga memiliki chess pieces yang sama di tangan mereka. Crest milik Humanless Alliance—Crest tanpa kemampuan apapun, sepenuhnya diwujudkan di alam semesta.
"Dalam dunia di mana segala hal ditentukan oleh aturan dan kondisi kemenangan, tidak peduli dalam permainan apa pun Humanless tidak akan kalah. Itulah satu aturan mutlak yang tak pernah akan berubah, tidak peduli di jaman atau dunia apa pun 'akal sehat' ini sendiri tak dapat dipatahkan."
Tak satu pun orang bisa membuka mulutnya pada kata-kata yang orang itu tunjukan. Tak satu pun dari mereka, bahkan berani menggerakkan jarinya.
Dunia yang lain—
Apa yang berada di puncak dua ribu delapan ratus permainan tidak lain adalah para Gamer Humanless, mereka sendiri. Ini membuat mereka menjadi legenda yang hanya lewat dari mulut ke mulut. Mereka adalah sekelompok orang 'tidak masuk akal' yang punya kualifikasi untuk menantang 'akal sehat' dunia – Gamer terkuat manusia.
Bahkan di dunia permainan dan susunan kata sekalipun, legenda ini tidak akan pernah berakhir.
"Itulah kenapa..."
Satu kata yang ia keluarkan berikutnya membawa tekanan tidak masuk akal melebihi apa pun. Yang bahkan cukup untuk menggetarkan ruang dan suhu udara.
Adalah—
"Checkmate. Kami sudah melihat endingnya."
-----Akhirnya telah dipastikan. Karena Shion sudah mengatakan hal itu, itu menjadi tanda bahwa dia telah mempertimbangkan semuanya—dari apa yang ada di awal, proses, dan kemudian melihat jalan menuju ending.
----Shion memastikan semuanya kembali di kepalanya.
-- Konser yang Sendai mulai dengan tangannya sendiri itu... pasti, akan kuhancurkan hal itu.
Akira mengambil selebaran untuk konser idol tersebut ketika mereka masih ada di gudang olahraga. Tertulis jelas bahwa Sendai akan mengadakannya malam ini—tepat beberapa jam setelah ujian.
Dampak dari konser itu sendiri adalah...
Pengumpulan fans... tapi bukan itu yang penting. Apa yang Shion takutkan dari apa yang ingin Sendai lakukan adalah---
----Imagine power mereka. Kemampuan yang diciptakan dari imajinasi otak seseorang.
Apa yang Shion lakukan dari awal dia meminta Sendai memainkan sebuah Game, semua itu ditujukan untuk menghancurkan rencana Sendai.
Waktu itu, tepat ketika mereka masih ada di gudang, itulah apa yang Akira tanyakan pada XeeX—sesuatu tentang image power yang datang dari Fraclayfe.
- Apa imagine power dari dunia lain juga akan mempengaruhi dunia ini?
Itulah 'isi' dari pertanyaannya. Karena dimensi tempat mereka bermain Game berbeda dengan Fraclayfe, Akira dan Shion ingin tahu apakah imagine power dari ratusan juta orang yang menonton Betting Game – Zenth Regret dari dunia permainan dan susunan kata itu juga akan mempengaruhi dunia ini atau tidak.
---Jika kau menjadikan dunia antara Fraclayfe dan dunia teknologi sains tempat Akira dan Ruri berasal sebagai perbandingan, maka jawabannya adalah tidak.
Imagine power dari suatu dunia tidak akan mempengaruhi dunia yang lain. Sebagai contoh, orang-orang di dunia Akira percaya bahwa langit berwarna biru, sedangkan di Fraclayfe langitnya memiliki tujuh warna.
Jika imagine power yang tercipta dari manusia dunia Akira mampu mencapai Fraclayfe, maka langit Fraclayfe tidak mungkin memiliki tujuh warna, bagaimanapun juga, mereka memiliki 10 kali jumlah individu dibanding dunia permainan dan susunan kata, Fraclayfe.
Itulah kenapa jawaban seharusnya adalah 'tidak', atau setidaknya itulah yang mereka—para Humanless harapkan, tapi...
"Hyahaha~☆ jadi soal itu, huh... Jawabannya adalah...."
- Yes. Ya, imagine power dari dunia lain juga akan mempengaruhi dunia ini.
Alasan kenapa imagine power dari dunia teknologi dan sains tidak mencapai Fraclayfe—itu juga dijelaskan, bahwa manusia dari dunia teknologi dan sains tidak mengetahui keberadaan dunia permainan dan susunan kata, Fraclayfe. Itulah, yang menjadi alasan kenapa harapan mereka hancur.
Dengan kata lain, Sendai yang merupakan idol paling populer di Fraclayfe melawan Humanless yang keberadaannya saja sama sekali tidak diketahui sebelum Game itu sendiri dimulai-----hasilnya sudah jelas.
Akal sehat adalah—benar, sedikit lagi! Aku tahu—
Semua orang akan tanpa ragu—secara natural berpikir bahwa---
-- Sendai pasti menang. Tidak mungkin dia kalah dari 'mereka'. Apalagi, partnernya adalah naga api dari legenda, lho, apa ada kemungkinan dia tidak menang dalam Game itu?
Dan secara alami juga, pemikiran mereka akan menjadi sebuah kebenaran—menjadi standar(akal sehat) yang tidak mungkin ditentang.
Jika dari semua orang ada yang 'tidak' berpikir demikian, maka—benar....
----Hanya empat orang.
- Humanless tidak akan kalah. –
Mempercayai slogan besar itu, tiga manusia dan satu Zombist menantang ratusan juta orang dengan 'nol' kemungkinan menang. Semua orang, akan tanpa ragu mengatakan kalimat itu sebagai omong kosong anak kecil tapi... empat orang itu tetap akan mempercayainya sampai akhir, dan mengatakannya, bahkan menjadi sombong karenanya bukanlah hal yang aneh bagi mereka.
Itulah yang menjadi alasan kenapa—kesempatan mereka mungkin 'bukanlah' nol. Tapi apakah kemampuan yang terlahir dari imajinasi empat orang saja mampu mengalahkan lebih dari seratus juta orang itu?
Pada akhirnya, akal sehat itu sendiri adalah, sampai akhir—adalah hal yang terlahir untuk dihancurkan!! Hancurkan semuanya, rusak, dan jatuhkan!
-----Dan kemudian........ jadilah pemenang. Cuma itu satu-satunya cara.
-- Benar, akan kutunjukkan padamu.
Pertandingan melawan lebih dari seratus juta individu, Shion bilang bahwa dia telah melihat endingnya. Lalu ayo tunjukkan itu pada mereka.
"Jadi begitu ya...."
Seseorang bergumam pelan, di mana Shion mendengarnya untuk sekilas, tapi.... dia tidak yakin apa yang gadis itu maksudkan.
"Apa aku... boleh berterimakasih?"
Itu dikatakan oleh seorang gadis yang duduk di samping Shion—seorang idol yang melihatnya dengan mata berwarna merah.
Tapi, untuk saat itu, Shion masih tidak tahu apa maksud di balik kata-kata yang ia ucapkan.
----Apa dia... boleh berterimakasih?
Kenapa hal ini ditanyakan dan apa yang ada di baliknya, hubungan sebab akibatnya masih belum jelas, karena itu Shion memiringkan kepalanya.
Meski begitu hal tersebut sebenarnya bukanlah pertanyaan sama sekali, atau setidaknya dia tidak terlihat seperti membutuhkan jawaban darinya.
---Karena gadis itu menarik tangan Shion.
"Sinii~ Shion-san!"
"H-hah---"
Ketika dia melakukan itu, pegangan tangan Shion lepas dari tangan Ruri. Gadis itu bukan cuma menariknya, melainkan.... dia membawa Shion jatuh dari punggung Echo—dari atas langit.
Mereka terjun di langit bebas. Melihat sekilas dari ketinggian mereka siapapun akan tahu bahwa 'jatuh berarti mati', itulah kenyataan yang membuat Shion merasakan hawa dingin di lehernya.
Pertama, dia jelas memikirkan sesuatu seperti 'APA YANG KAU LAKUKAN?!!' dan membuat beberapa hipotesis di atas itu. Jika ini adalah 'terima kasih' yang Sendai tanyakan saat lalu, maka dia mungkin berhasil.
Fakta bahwa apa yang dia lakukan adalah 'satu hal yang menarik' untuk membalas Shion sebagai rasa terima kasih—itu mungkin tidak salah, tapi sekali lagi—
-- APA SIH YANG ORANG INI LAKUKAN?!!
Jika ini adalah game online di mana dia bertemu dengan seorang pemain sepertinya, maka dia akan kembali menekan kesal di atas keyboard-nya, dan sekali lagi mengulangi kalimat yang sama.
"Panggil Echoo!!"
Sendai melihat bibir Shion bergerak, tapi dia tidak mendengar apapun karena itu ditutupi dengan suara angin. Memikirkan ini, Sendai tersenyum nakal... dan dia mencoba sesuatu.
"Shion-san—kamu tahu, aku!!"
"Hhah---!"
Sendai berteriak sepenuh hati.
"Aku, Aku suka kamu!!"
"Apa!? Aku gak dengar!!"
"Aku Cuma bilang kalau aku suka kamuuu!! Tapi! Itu bukan apa-apa!!"
Mereka terjun bebas dari ketinggian 30.000 meter di atas udara—dan pastinya suara mereka tidak akan mencapai satu sama lain. Jika apa yang Sendai katakan adalah sesuatu yang penting, Shion mungkin akan melewatkan informasi itu.
Kalau dia mau, satu-satunya cara adalah dengan mendekatinya. Tentu saja, untuk melakukan itu di tengah udara tidak akan mudah, atau bahkan mustahil jika jarak mereka berdua sudah sangat jauh dari awal, tapi.... Shion mengulurkan tangannya.
Mengikutinya, Sendai juga mengulurkan tangan miliknya. Tapi itu masih belum cukup, jaraknya masih terlalu jauh dan tidak cukup dijangkau hanya dengan dua tangan seseorang.
Pada awalnya, Sendailah yang menarik tangan Shion dan membuatnya terjun bebas bersama dengannya, tapi dia sudah melepas itu tepat setelah mereka jatuh dari punggung Echo.
Jarak mereka tidak terlalu jauh, hanya dengan mendekat sedikit saja.... tidak, dari awal itu bukanlah jarak yang bisa dijangkau hanya dengan tangan mereka.
Tapi.... sedikit lagi!
Mempercayai pemikiran itu, mereka berusaha dengan sekuat yang mereka bisa.
Sedikit lagi! Shion hampir meraihnya—benar, itu hanya tinggal sedikit lagi!
Tangan Shion hampir mencapai Sendai, itu hanya tinggal sedikit lagi. Tetapi, dia tidak pernah bisa meraihnya, dia gagal. Dan dia gagal bukan karena jarak mereka semakin jauh, tapi karena Echo menangkap mereka.
"Kalian baik-baik saja kan?"
- Apa yang kalian lakukan, Akira tidak akan bertanya. Jika itu adalah 'rasa terima kasih' Sendai, dia sudah benar-benar berhasil.
----Menunjukkan satu hal yang menarik—tidak salah lagi dia membalas Shion untuk satu hal menarik itu. Dengan cara yang tidak terduga, ceroboh, dan seenaknya sendiri, apa ada yang salah? Tidak, tidak ada yang salah—itulah yang Akira pikirkan.
Itulah kenapa dia cuma tertawa ketika Sendai dan Shion terjatuh.
"Apanya yang 'kalian baik-baik saja?' hah! Aku tahu kau bisa menolongku tapi, lihat apa yang kau lakukan, Akira.... jika aku membuka gerbang ke dunia lain, bagaimana kau akan membangunkanku?"
Memang benar, dengan reflek Akira, orang ini bisa dengan mudah menarik Sendai dan Shion sebelum keduanya jatuh dari punggung Echo, tapi dia memilih untuk 'tidak' melakukannya.
Karena dengan begitu akan lebih menarik, kan—Akira punya firasat soal ini.
"Fufu~♡ kalau Shion-san membuka gerbang ke dunia lain, itu pasti akan jadi dunia yang menarik, yah~♡"
"Ya. Dan dalam artian lain itu akan jadi akhira----!!"
"Hm?"
Shion melebarkan matanya. Apa yang ia lihat ketika berbicara memang adalah pemandangan yang bisa membuat seseorang menahan napasnya seketika. Terpantul dalam mata emasnya adalah selang yang menghubungkan masker Sendai dan gas udara miliknya, dan sebuah lubang kecil yang membuat gasnya keluar.
"Gasmu—argh, sial! Echo, cepat terbanglah ke bawah!!"
"Apa ada masalah nyan?"
"Masalah besar sampai nyawa seseorang dipertaruhkan!"
Shion terlihat panik, tapi itu bukan di titik di mana dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Untuk mengendalikan keadaan dia harus tenang, bukan panik.
Shion mengambil nafas untuk menenangkan dirinya.
"H, hey... Shion-san... nyawa, siapa yang—?"
"Nyawamu... Echo, turun sekarang."
Nada yang dalam, dan penuh dengan tekanan. Sendai melebarkan matanya ketika mendengar apa yang Shion katakan dengan nada seperti itu.
Begitu juga Echo. Dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi tapi—Shion tidak sedang main-main. Terbang turun, terus, turun seperti itu, turun dengan kecepatan yang mengerikan sampai semua orang harus memegang sesuatu atau mereka pasti akan jatuh.
"Apa di sini sudah cukup?"
Mereka kembali ke ketinggian awal sebelum mereka berangkat ke atas stratosfer. Selama tempat itu bukanlah sarang ozon, itu sudah cukup.
Shion, Akira, dan Ruri melepaskan masker dan gas udara yang mereka pakai. Melihat mereka melakukan itu, Sendai dan Emi-V juga melepaskan masker dan gas udara mereka dengan perasaan khawatir yang disebabkan oleh sikap Shion sebelumnya.
"Sendai... "
"Ya?"
"Gasmu bocor. Aku tahu, itu mungkin cuma sebentar tapi... terus terang, konsermu mungkin...."
Shion berhenti untuk sebentar, dan mengatakan dengan berat.
"Harus dibatalkan."
-----Di dunia ini, itu akan menjadi yang pertama kali Sendai lakukan—sebuah konser di dunia lain. Lalu seseorang berkata bahwa dia harus membatalkannya cuma karena kecelakaan kecil... apa dia serius mengatakan itu? Cuma itu yang bisa dia pikirkan.
"Kenapa—begitu, Shion-san? Setidaknya, aku juga ingin tahu alasannya, kan...."
"Pertama, batuk-batuk, matamu akan berair lebih banyak dari biasanya, lalu dadamu akan mulai sakit—itu adalah gejala awal saat seseorang keracunan ozon. Jika kamu masih—mau, meneruskannya... konsermu cuma akan berakhir dengan dibatalkan. Itu sama saja, jadi pikirkanlah baik-baik."
Apapun yang ia lakukan—
-- Aku tidak akan—berhasil, kan....?
Itu cuma sebuah acara yang diadakan di dimensi lain. Pada dasarnya, mereka yang datang menonton awalnya juga Cuma NPC!
-- Tapi....
"Begitu, ya... tapi aku... aku masih mau—"
- Melakukan itu apapun yang terjadi.
Kalimat tersebut tidak keluar dari mulut Sendai. Dia melihat pemuda berambut putih itu setelah tersentak karena apa yang baru saja ia lakukan.
Itu bukan sesuatu yang besar. Apa yang ia, Shion lakukan—tak lebih dari sekedar mengulurkan tangannya.
Menepuk kepala Sendai, dan kemudian mengusapnya seperti 'semua akan baik-baik saja'... mulutnya membentuk senyuman yang mencerahkan, dan dia perlahan membentuk sebuah kalimat. Mengatakan apa yang pernah dia katakan sebelumnya.
"Sebelumnya aku bilang kan—Hidup adalah Game yang baru saja dimulai."
Mata bulatnya memantulkan cahaya emas dan mata merah dari gadis yang hampir kehilangan langkah awalnya. Mereka adalah 'lawan' bermain, tapi.... apa seseorang bisa melihat hal itu dari mereka sekarang?
Hidup adalah Game yang baru saja dimulai, itulah yang pemuda itu, seorang remaja Zombist bernama Shion katakan kepadanya. Melihat dunia dengan mata berkilau anak kecil yang tidak mengetahui apapun.... apa itu salah?
Ya, mungkin saja itu salah, tetapi..... bukan, justru itulah kenapa, itulah kenapa pemuda itu akan terus membuktikan bahwa apa yang ia lihat dengan mata berkilau itu merupakan suatu kebenaran yang nyata. Atau dia sendiri, dengan tangannya sendiri akan membawanya pada kenyataan.
Kenapa dia harus ragu? Dia tidak merasa akan ragu dan tidak ada alasan untuk itu. Ia sudah tahu apa yang harus ia katakan. Benar, tidak ada yang salah.
"Meskipun tidak ada Save, Pause, Quit dan Reset, Game berjudul 'Kehidupan' ini masih layak untuk dimainkan. Meskipun kamu ternyata buruk dalam memainkannya, sih. Yah, memang ada banyak sekali kesulitan untuk menjalani semua alur cerita tapi.... fakta bahwa kamu masih layak untuk bermain dalam permainan ini tidak akan pernah berubah, Sendai... Itulah kenapa kau harus memainkannya, jangan menyerah cuma karena itu terlihat seperti mustahil. Yang perlu kau lakukan hanyalah memulai kembali dari awal.... "
-- Dan jika dengan ini dia memutuskan untuk menyerah pada pilihan yang sudah jelas akan memberinya kerugian, pada akhirnya memenangkan sebuah Game dari Humanless cuma akan jadi dongeng sebelum tidur.
Shion menggaruk kepalanya dengan ekspresi bermasalah. Meski begitu, itu bukan masalah karena dia tidak bisa berbuat apapun dan tidak punya pilihan lain, melainkan karena gadis di depannya 'salah' memahami situasinya sendiri.
"Atau—itu yang mau kukatakan, tapi.... ini bukan masalah di mana kau harus memulai kembali, sih—selesaikan saja seperti biasa."
"Menyelesaikan, tapi, kamu bil, ang...."
----Itu mungkin harus dibatalkan. Jika semuanya terus berjalan seperti ini, Sendai tidak punya pilihan selain untuk membatalkan konser pertamanya di dimensi yang baru ini.
Suara yang lemah, pelan, dan hampir tidak dapat didengar.
Meski begitu Shion tersenyum pada kata-kata berikutnya.
"Aku memang bilang begitu sih, tapi.... yah, intinya tersenyumlah, Sendai. Cuma karena wajahmu cantik bukan berarti ekspresi sedih itu cocok untukmu."
-- Bagaimana bisa, aku tersenyum----
'Saat terjadi masalah maka tersenyumlah', itu cuma kata-kata untuk orang bodoh.
Tapi, kemudian.... apa yang ia lihat dari tangan remaja Zombist itu adalah----
-----Adalah obat untuk menyembuhkan penyakitnya—lukanya.
"Seharusnya ini bisa bekerja sebelum konsernya dimulai, bagaimanapun juga percayalah padaku, Sendai."
Obat itu dibungkus dengan kertas. Menerima pemberian Shion di tangannya, Sendai tidak bisa berhenti merasa senang.
Percayalah padaku, itu yang Shion katakan.
Meskipun ada banyak perasaan memenuhi hatinya, apa yang paling ia rasakan adalah kegembiraan bahwa ia memerah karena Shion telah menolongnya.
Ia tidak punya cara untuk menyembunyikan kegembiraan di dalam dadanya, dan banyak perasaan kompleks mulai meluap-luap.....
"Sayangnya kau perlu tidur sebentar setelah obatnya dikonsumsi... nah, yang penting jangan minum itu sebelum ujian, oke? Dan suruh Echo membangunkanmu sebelum konsernya dimulai."
Sendai menerimanya dengan senyuman di wajahnya. Seperti kata Shion, dia cuma perlu tersenyum.
"Terima kasih, Shion-sa---"
"Hey bedebah, kau membuatnya terlalu khawatir tahu, sialan!"
Memotong kata terima kasih Sendai, Akira merangkul pundak Shion seperti seorang teman dekat yang pura-pura menjahili teman dekatnya. Dia memiliki aura 'lu kemaren bolos kan, sialan!' dan berseru dengan gembira.
Pada dasarnya, aura 'lu kemaren bolos kan, sialan!' itu apa sih?
"Leader, kamu terlalu sering menjahili orang lain."
"Eh, tunggu—apa-apaan ini? Kenapa tidak ada yang membelaku ketika korbannya adalah aku sih? Hey!"
Ruri tertawa ringan karena hal yang mengingatkannya dengan masa lalu, sedangkan Emi-V memprotes tidak puas.
Melihat mereka seperti itu, Sendai mulai berpikir,
-- Sedikit berpetualang bersama mereka.... selama ini sangat menyenangkan, ya...
"Semuanya berakhir baik yah, nyan!"
Berakhir dengan baik, huh...
Yah, benar, bagi Shion semuanya berakhir dengan sangat baik-----karena apa yang telah terjadi dari awal rentetan ini berjalan sampai akhir—segalanya sesuai dengan rencananya.
Alasan kenapa Betting Game berskala kecil yang menentukan takdir permintaan Sendai dibuat dan alasan kenapa Shion memenangkan hak mengambil satu jawaban dari musuh—alasan kenapa Sendai mendapatkan hak memaksa lawan menunjukkan satu hal yang menarik dan alasan kenapa gas yang Sendai pakai bocor----semua itu sebenarnya berhubungan.
Baginya, alasan-alasan itu hanyalah kepingan untuk menghancurkan ajang pengumpulan 'kemampuan imajinasi' yang dilakukan oleh Sendai.
----Para pemain hanya bermain di atas tangannya seperti sebuah boneka dalam pertunjukan boneka. Yang bahkan dirinya sendiri adalah salah satu dari 'boneka' dalam pertunjukan tersebut.