-- Part 3 --
Sesuatu seperti rasa keadilan, ketulusan hati dan cinta—ketika aku membayangkan hal-hal itu, mereka terlihat seperti sesuatu yang menjijikkan dan menyakitkan mata bagi orang lain. Dan itulah kenapa orang lain yang terus menatapnya akan menjadi buta dan berpikir bahwa seseorang yang tidak memiliki semua itu adalah sampah di pinggir jalan.
'Orang lain' itu adalah bagaimana kau menyebutkan sesuatu yang bukanlah dirimu, dan mereka mungkin menolak cara hidupmu karena itu 'berbeda' dengan mereka. Meski begitu, itu adalah bagaimana orang lain menjalani masa muda mereka seperti bagaimana orang-orang melakukannya. Itulah mayoritas, itulah standar jadi------
Ketika kamu mungkin melihat standar itu sebagai sesuatu yang keliru, mau tidak mau kau tidak akan punya pilihan selain untuk menentang akal sehat demi menjadi dirimu sendiri. Kupikir, aku cukup memahami hal-hal ini sebagai seorang Gamer yang mengisolasi diri dari masyarakat.
"....... Masa remaja, huh?"
Kemudian, Akihara Karasu berpikir tentang itu.
Seperti yang kupikirkan, ini hanyalah dua kata yang sederhana. Namun masa remaja adalah kata yang begitu rumitnya mampu menggerakkan hati manusia—memberikan harapan, kedewasaan, tanggung jawab dan kenangan pahit.... memberikan gadis remaja rasa rindu abadi serta memberikan orang-orang sepertiku rasa kebencian dan kecemburuan mendalam.
Kehidupan SMA-ku sendiri tidak begitu baik, sebuah kehidupan abu-abu—dunia yang penuh dengan warna hitam dan putih.
Tapi bukan berarti aku punya semacam penyesalan terhadap cara hidup seperti itu. Bahkan, kamu bisa katakan bahwa aku menikmati kehidupanku dan bahwa aku merasa bangga pada diriku sendiri.
Pergi ke Game Center untuk menyelesaikan rekor-rekor setiap permainan. Menyalakan radio di malam hari dan menjadi terpesona oleh bagaimana cara kerja radio bercerita. Menemukan bagian hangat di laut elektronik yang didominasi oleh Sub Machine Gun.... Semua hal ini dimungkinkan justru karena aku telah hidup dalam kehidupan semacam itu.
Dalam hal ini, mungkin masa mudaku sendiri dapat diwarnai dengan warna sci-fi remaja, meskipun tidak semuanya seperti itu. Dan mungkin, suatu hari nanti aku juga akan melihat warnaku sendiri di kehidupanku berikutnya, bahkan jika itu berarti aku akan melihatnya melalui mata berkaca-kaca dari ikan mati. Aku bisa merasakannya tumbuh dalam diriku, sesuatu yang memungkinkanku untuk setidaknya berharap bahwa sesuatu seperti itu akan terjadi.
Namun, aku ingin membuat ini jelas bahwa meskipun demikian, aku tidak akan menolak cara hidup orang lain. Aku tidak akan menolak cara orang-orang yang merayakan masa remaja.
Seperti, pergi ke pantai atau semacamnya. Kehidupan seperti itu tidak buruk juga.
Bukan, aku tidak membicarakan soal pantainya di sini. Siapa juga yang mau pergi ke tempat di mana butiran-butiran pasir akan menempeli sekujur tubuhmu sedangkan panas matahari bisa membakar permukaan kulit.
Melainkan yang aku bicarakan di sini adalah—
Adalah pemandangan seperti ini.
---Di bawah payung besar yang seperti payung kertas-minyak jepang, Akihara Karasu berbaring di atas kursi dari anyaman rumput dengan sebuah gelas di tangannya.
Di samping Akira, berbaring di kursi yang sama adalah Humanless Alliance leader yang orang-orang kenal sebagai Shion. Di bawah rambut putihnya terdapat sepasang mata berwarna emas yang memantulkan cahaya kebesaran surya, yang mana, darah Zombist memaksanya untuk melihat musuh bebuyutannya itu seperti kucing yang mengerang di depan anjing.
"Nah, Shion.... berpikir bahwa kau bisa bertahan di bawah panas ini yang harusnya mustahil bagi makhluk hikikomori, terkadang kamu harus menikmatinya juga."
"Menikmati? Apanya? Aku tidak tahan panas tapi.... jangan menyangkutkannya dengan kepriabadianku yang suka mengurung diri di tempat gelap. Maksudku..... apa ada pilihan lain bagi Zombist selain menjadi hikikomori? Kami adalah hikikomori yang terbentuk secara alami. Bisa dibilang, darah kami adalah darah seorang hikikomori."
"Nah, sekarang kau menyalahkan rasmu. Masalah itu harusnya selesai karena sihir Emi-V yang perlu diperbarui setiap beberapa menit."
Itu adalah sihir yang menjadi alasan kenapa Emi-V diterima bergabung dengan Humanless Alliance satu tahun yang lalu. Itulah kenapa 'rasa tidak tahan' Zombist di bawah panas matahari juga harusnya telah menghilang. Dengan kata lain....
"Kalau itu tidak menghilang, Shion—terlepas dari darahmu adalah Zombist atau bukan, jauh di dalam dirimu aku yakin kalau arti keberadaanmu yang sebenarnya adalah hidup sebagai seorang hikikomori."
"Aku tidak peduli. Kesampingkan perasaanku setelah sihir Emi-V..... Aku tidak tahan dengan matahari bukan Cuma karena itu panas atau semacamnya. Itu lebih seperti... jika aku adalah pahlawan dan matahari adalah raja iblis, aku pasti sudah melepaskan ultimate skill-ku sekarang."
Shion mengatakannya dengan mata yang menyimpan rasa muak dan kebencian mendalam.
.........---------------
Karena permintaan Shion waktu itu disetujui dengan sebuah Game, keenam players memiliki banyak waktu untuk bermain dan bersenang-senang seharian di atas pasir pantai ataupun air laut.
Tetapi, itu akan menjadi hari terakhir sebelum pemenang dari Betting Game – Zenth Regret diumumkan. Dan untuk pemenang itu sendiri-----Aku tidak keberatan memberitahumu, tapi.....
-----------Kembali ke dua hari yang lalu dan menjelaskan semuanya benar-benar terlihat seperti hal-hal yang merepotkan, jadi aku akan meringkasnya di sini.
- Ujian yang menguji pengetahuan dan kecerdasan.
Keenam player dan para murid dibagi menjadi ratusan kelompok yang dipilih secara acak untuk menentukan tempat ujian tersebut berlangsung. Tentu saja, karena permintaan Sendai disetujui dengan sebuah Game di atas langit maka keenam player dikumpulkan menjadi satu.
Ujian tersebut dilakukan secara tertulis. Jumlah soalnya adalah 30 dan 25 soal di antaranya merupakan pilihan ganda. Hasil dari ujian tersebut adalah-----
Shion, Sendai, dan Konokoneko Ruri—tiga siswa yang pada saat yang sama adalah pemain dari Betting Game – Zenth Regret pada akhirnya mendapatkan nilai sempurna. Setting dalam Game ini---adalah sebuah kejadian yang sulit dipercaya bahwa seseorang mendapatkan nilai sempurna sejak sekolah tersebut dibangun, yang menjadikan hampir semua murid dan guru mengagumi mereka.
-----Di sisi lain Akira juga berhasil dengan nilai 75. Mengingat apa yang orang itu lakukan selama ujian adalah melempar dadu misterius dan memilih jawaban berdasarkan pilihan yang muncul di atas dadu, semua orang yang saat itu ada di ruangan merasa curiga kalau semua soal yang Akira jawab dengan benar adalah soal yang ada di pilihan ganda.
Dan misalnya benar begitu, orang itu pasti memiliki keberuntungan yang ada di luar nalar manusia. Dia bukan manusia sama sekali, apa-apaan makhluk ini? Sedangkan Emi-V yang duduk di sebelahnya sambil melindungi lembar jawab dari senpainya justru berakhir dengan nilai 23, tapi tidak ada gunanya membahas hal ini.
Kemudian, player keenam dan yang terakhir, Echo.... melihat nilai semua player di atas, Echo justru mendapatkan hasil yang paling mengejutkan.
Kenapa? Karena dia lupa menuliskan namanya.....
- Ujian yang menguji keahlian dan kemampuan fisik.
Jika kau memikirkan bagaimana cara menguji tehnik dan kemampuan fisik seseorang, apa yang pertama kali terlintas di otakmu? Olahraga----Ya, benar. Suatu turnamen olahraga digelar di gedung olahraga sekolah.
Anehnya, itu adalah olahraga yang mencampurkan bola basket, sepak bola, dan terbang. Aku cukup penasaran kenapa orang-orang menyebut semua yang berkaitan dengan memainkan bola adalah suatu cabang olahraga—tapi bukan itu poin anehnya.
Pertama-tama, aku bertanya-tanya ada di sejarah mana terbang bisa masuk dalam suatu cabang olahraga sampai-sampai mereka berani menyebutnya sebagai turnamen olahraga.
Tapi pada intinya, itu adalah sebuah olahraga di mana kau mendribble bola dengan kakimu dan memasukannya ke ring musuh sambil terbang------Tunggu, bagian mendribble bola dan memasukannya ke ring musuh itu tidak salah tapi—bagaimana dengan deskripsi tidak manusiawi di situ? Aku tidak tahu siapa kau tapi—jika orang yang menciptakan olahraga tersebut terlalu bodoh untuk memahaminya maka aku tidak keberatan untuk memberitahumu—manusia tidak bisa terbang.
Atau itulah yang ingin kukatakan. Namun apa yang mereka mainkan sebenarnya bukanlah olahraga curang di mana musuh bisa mendomasi permainan cuma karena mereka punya jetpack atau sesuatu seperti kostum iron man, karena sebelum turnamen itu sendiri dimulai-----sepasang sayap akan tumbuh di punggungmu.
Dengan begitu, olahraga tersebut menjadi permainan yang adil, meski begitu...
Meskipun itu adalah permainan yang sangat adil sekalipun, Shion dan Konokoneko Ruri—tim yang sebelumnya mendominasi jumlah nilai ujian dengan dua nilai sempurna itu justru kalah di pertandingan kualifikasi.
Meninggalkan pasangan Humanless tersebut jauh di belakang, berdiri di depan mereka adalah Akira, Emi-V, Sendai, dan Echo—dua tim yang pada saat yang sama adalah players dari dunia lain memasuki babak final.
Melihatnya dari segi kemampuan bermain, Akira jelas unggul jauh dari tiga pemain yang lain. Setelah itu dia membuat menuver dengan kemampuan fisik dan pengalaman yang ia dapatkan sebagai Gamer—dan bahkan trik-trik licik seperti memaksa Emi-V membuat fatamorgana atau bunshin dari cahaya. Dan sebagai hasilnya, atlet baru yang dikenal sebagai Akihara Karasu mendominasi permainan.
Bahkan ketika Echo membentangkan sayap naga merahnya untuk berakselerasi hingga kecepatannya ada di atas sebuah roket sekalipun, dengan mudah, Akira menghindarinya karena tehnik mengemudikan pesawat yang disebut 'candele'.
Dia benar-benar tak terkalahkan sampai orang lain menilainya seperti karakter yang overpower. Atau setidaknya..... itu cuma sampai lima menit sebelum akhir permainan.
Mengangkat tangannya ke langit, Echo mengaktifkan Crest miliknya. Seketika, mengalir turun dari langit adalah cahaya 7 warna yang menciptakan simbol Argonaut, membentang di balik punggung telapak tangan kanan Echo.
Dan kemudian.....
Sebelumnya, tim Akira sudah jauh di depan Sendai jika kau melihatnya dari total poin yang mereka kumpulkan, itulah kenapa mengejarnya hanya dengan lima menit akan menjadi hampir mustahil. Itu benar-benar selisih poin di mana orang normal akan berpikir untuk menyerah.
Namun di akhir permainan, selisih poinnya berubah, skalanya diimbangkan. Hanya dalam waktu lima menit, poin permainan menjadi seimbang yang disebabkan oleh seorang anak perempuan dengan Crest Argonaut Alliance di tangannya.
Lalu sebagai hasilnya, kedua tim ditetapkan sebagai pemenang. Sehingga perolehan nilai pada akhirnya menjadi-----
Shion dan Konokoneko Ruri – total nilai dari ujian pertama dan kedua adalah 200.
Akihara Karasu dan Emilia Evelyn, total nilai 293.
Tim Sendai dan Echo, total nilai 300.
Itu menetapkan akhir dari ujian-ujian ini. Dan dengan kata lain, mengikuti kondisi kemenangan yang mereka percayai, pihak yang ditetapkan akan membawa Betting Game – Zenth Regret pada kemenangan telah ditentukan.
Itulah kenapa-----'Game Over'----Seluruh dunia telah menyatakan bahwa mereka, orang-orang yang menjadi sombong di awal permainan itu—para Humanless, tidak punya pilihan selain untuk menerima kekalahan.
~**~
"Aku berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk di ruang ganti.... ngomong-ngomong, apa mereka belum selesai?"
"Gadis-gadis butuh waktu lebih lama untuk berganti kau tahu.... apa yang kau pikirkan?"
Terhadap senyum yang hangat Akira, Shion memberikan tatapan dingin setelah menembus masuk ke pikiran Akira.
"K-kenapa kau melihatku begitu? Kau bisa mengerti keinginanku kan? Bisa gak?!"
"Hah? Apa yang kau pikirkan? Ruri ada di sana! Malulah sedikit, orang tua!"
"Ini yang disebut 'masa muda'. Tidak sepertimu aku menolak menghabiskan masa mudaku tanpa 'itu', kau paham kan? Berpikirlah dengan nafsumu!"
"Baru lima detik lalu saat kau berharap tidak ada yang terjadi di ruang ganti, sungguh, apa yang kau pikir bisa kau lakukan di sana, hah!?"
"Justru aku berharap begitu untuk memicu flag dan membuat itu benar-benar terjadi. Di cerita fiksi hal-hal yang buruk selalu terjadi saat seseorang berharap tidak ada yang terjadi."
"Kau berharap ke dewa mana?"
.........---------
"Kubilang, ini romansa masa muda!"
"Kubilang, Ruri juga ada di ruang ganti!"
Di saat keributan itu terjadi, Shion dan Akira sudah berangkat ke ruang ganti—bukan, koreksi, satu-satunya yang berangkat ke ruang ganti adalah Akira, sedangkan Shion terseret karena menghalangi Akira hanya dengan tenaga Zombist.
Tapi------di saat mereka akhirnya sampai di depan ruang ganti.... itu sudah terlambat. Seharusnya, itu adalah waktu yang ideal untuk 'mengintip' di saat pada gadis sedang berganti pakaian... lupakan, itu sudah terlambat.
"Rasanya agak aneh memakai ini tapi... aku selesai."
Melambaikan telinganya sementara keluar dari ruang ganti, Echo melangkah ringan di atas pasir. Shion yang melihat itu membuat sikap seperti kakak yang baik hati, sementara Akira melepaskan gairahnya tanpa menutupi apa pun.
"Ah, Echo kah? Aku dengar kamu memakai baju renang yang disarankan Akira, awalnya kupikir akan ada semacam pakaian tidak bermoral."
"Kau terlalu dangkal, orang tua! Pertama! Ini masuk akal bahwa gadis-gadis muda akan mengenakan 'baju renang sekolah'!"
Echo memiringkan kepalanya sementara bergumam "Baru renang sekolah?" dengan imut.
Itu adalah—dari dunia lain, sebuah baju renang sekolah jepang. Tentu saja, benda itu adalah sesuatu yang tidak ada di dunia ini.
Baju renang sekolah awalnya ditenun dengan sutra sebelum masa perang dunia kedua, di mana itu adalah bahan yang tidak ada di sini.
Namun produk ini terbentuk dari tenunan sempurna setelah memadukan polyester dan sejumlah bahan lain, yang mana, dibuat khusus oleh Akihara Karasu mengikuti petunjuk rinci yang tercantum pada blueprint.
-----Dari apa yang Shion tahu, Fraclayfe seharusnya tidak memiliki baju renang.
Apa yang mereka miliki tentang baju renang harusnya hanya ada itu. Seperti abad ke-17 Eropa Timur, baju renang mereka full-body dan tampak kuno, di mana itu adalah satu-satunya baju renang yang ada di benua Shuvasphere.
Karena kesenjangan itulah, salah satu hal pertama yang Akira lakukan begitu tiba di dunia itu adalah membuat baju renang baru.
"Tapi itu tidak terlalu menampakkan kulit."
"Biar kukatakan lagi, kau terlalu dangkal, orang tua! Tanpa lekukan tersembunyi yang membuatmu ingin mengintip ke dalamnya hanya untuk mengetahui apa yang ada di baliknya, bagaimana bisa itu dikatakan romantis!?"
Echo berjalan di depan Shion, dan seolah ingin memperlihatkan apa yang ada di belakangnya, ia berputar-putar.
"Apakah ini bagus?"
Shion tersenyum normal sembari memberikan beberapa elusan kepala, sementara Akira mengacungkan jempolnya dengan mata berkaca-kaca dari ikan mati.
"Ini sempurna, Echo... kamu awalnya penjahat imut, tapi sekarang kamu bisa diklasifikasikan sebagai harta nasional!"
Mendengar itu, Ruri tersenyum pahit sesaat setelah keluar dari ruang ganti.
"Aku tidak terlalu mengerti dengan cara berpikirmu tapi... aku memberikan persetujuan tulus karena tidak membiarkan Echo memakai pakaian tidak bermoral. Dan aku juga tidak tahu kenapa leader dan Akira bisa ada di sini.... maaf membuat kalian menunggu."
"U-um.... aku juga sudah selesai."
"Haha, itu bukan masalah, Ruri, membuat pria menunggu adalah kebiasaan wanita yang baik juga."
Sementara mengatakan itu, Akira menoleh ke sumber suara diikuti Shion.
"Eh...?"
... Kehilangan waktu mereka untuk berpikir, Shion dan Akira langsung bergerak mengikuti naluri, keduanya berlutut di lantai dalam pemujaan fashion, seakan itu wajib mereka lakukan.
Apa yang mereka lihat ketika berbalik adalah—Dua dewi.
- Sang dua dewi yang pertama adalah Humanless bernama Konokoneko Ruri.
Rambutnya yang melambai tertiup angin berubah-ubah antara warna emas dan putih karena pancaran cahaya dari langit, dan tampak lebih indah dan mempesona.
Struktur keindahannya hampir pada titik kesempurnaan yang akan membuat semua hati pemahat mencair pada pandangan pertama.
Kulit halus yang biasa tersembunyi di bawah jaketnya sekarang dilapisi dengan baju renang biru-putih yang menyerupai gaun.
Dan karya seni tubuh itu, mengenakan baju renang yang direkomendasikan oleh Shion di mana itu juga diambil dari katalog baju renang Akihara Karasu.
Ruri biasanya mengenakan pakaian yang tertutup sehingga pakaian terbuka seperti ini meninggalkan impact yang begitu besar. Meski begitu, Shion memilih bikini berenda seperti itu juga karena pakaian yang berkibar tidak akan terlalu memalukan untuk dipakai.
Dan pakaian itu sekarang menyebar seperti kumpulan bunga di pagi hari, menampakkan bahu merah muda nan lembut, membuatnya tampak luar biasa indah.
Cahaya putih transparan menambahkan ilusi seperti terdapat aura suci tak kasat mata pada sosoknya. Menghasilkan keindahan surgawi yang berpadu dengan cahaya kebesaran surya dan tidak diragukan lagi akan meyakinkan orang lain bahwa ia adalah dewi yang turun dari langit.
- Sang dua dewi yang kedua adalah Emi-V.
Pipi Emi-V bersemu merah padam sementara matanya terus melihat dari sisi ke sisi. Baju renang yang ia kenakan adalah Twopiece modifikasi dengan tambahan ruffles dan sabuk yang terbuat dari bahan semi-transparan.
Dari ekspresi yang ditunjukan Emi-V, ia mungkin memilih baju renang yang ia sukai dari katalog baju renang Akihara Karasu.
---Ia muncul menggunakan selendang sebagai semacam sabuk yang melilit pinggang ramping kemerahan. Bikini berenda hitam-putih ditutupi dengan semacam kain berbentuk kerang di bagian atas dari Twopiece-nya, sedangkan sehelai pita kemerahan menggantung di bawah itu.
Dengan lekukan erotis tubuhnya—jika Ruri dianggap sebagai perwujudan ketenangan maka ia akan menjadi keindahan yang ekstrim.
Tapi alasan mengapa Akira dan Shion membeku di tempat bukan karena keindahan semacam itu.
Alasan sebenarnya adalah karena mereka melihat 'itu' yang cukup besar sampai titik di mana itu hampir meledak dari baju renangnya—dan tanpa henti melintas di otak mereka yang membuat dua pria membeku.
"Ti—tidak mungkin! Delapan-sembilan, lima-delapan, delapan-sembilan... level powernya sampai di lima ratus ribu--?!"
"Senpai kau—bagaimana kau tau—tidak! Apa yang kau bicarakan!?"
Scanner level power dalam kepala Akira yang menghitung Emi-V membuat bingung bagian 'pengukuran dada', membuat Akira gemetaran tak karuan.
-- Hal seperti ini ada!
-- Apa aku melewatkannya karena uap padat saat pengintipan sebelumnya!?
Melihat pada kenakalan yang tercipta dari lekukan tubuh luar biasa, dan terutama pada dada yang membuat scanner power hampir meledak itu tidak salah lagi adalah—wujud dari dewi iblis yang menggoda manusia untuk perbuatan biadab dan tak bermoral. Sebuah bentuk keindahan nyata yang hanya akan seseorang temukan di jahanam paling dalam.
"...Ugh... ternyata orang ini punya standar tinggi seperti itu---!"
Echo memasang ekspresi pahit, yang di mana—orang dewasa Emi-V menyebabkan anak-anak Echo menunjukan wajah sedih saat dia melihat ke dada mungilnya.
"Eh, ah! B-benarkah? Ini, ini bukan apa-apa..."
Emi-V bermaksud merendahkan dirinya tapi, serangan itu justru menjadi pukulan penghabisan di atas ring.
-- I-itu masih, b-bukan apa-apa—katanya--!
Echo yang terjatuh dengan kedua tangannya sebagai penopang, memiliki pikiran semacam itu.
Dia hendak mengatakan sesuatu yang lain, tapi—
Kedua laki-laki itu masih berlutut, bersama air mata mengalir di pipi mereka.
Mereka berdoa kepada eksistensi-tak-diketahui yang alasannya karena pencitraan di luar batas akal sehat manusia.
".... Humanless, Shion, akhirnya menyadari mengapa ia hidup di atas dunia ini--!!"
"Oh, dewa! Aku tidak tahu siapa engkau, atau ada di mana engkau berada, tapi kau adalah dewa yang mempunyai selera luar biasa untuk menciptakan Ruri dan Emi-V di bumi ini—ah, tolong angkat aku sebagai muridmu!!"
- Terciptanya sebuah agama.
Echo menyaksikan momen berharga ini, namun—
"Dewa seperti itu... pasti adalah wujud kekejian dan ketidakadilan--!!"
Gadis naga 10 tahun—mengutuk dalam-dalam.
"Le-leader, tolong bangunlah.... itu terlalu me.... memalukan untukku---"
"Se-senpai! Aku akan marah oke!? Aku juga bisa marah kalau kau terus melihatku begitu, oke!? K-kau tahu kan, senpai--!!"
Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh kedua wanita itu, Shion dan Akira berdiri takut. Menetapkan lagi mata mereka pada dua sosok sakral, mereka melihat ke langit dan berpikir—ini adalah surga.
"... Aku merasa seperti telah lahir sekali lagi."
"... Ya, aku juga merasakannya."
- Keduanya menjadi filosofis.
Dua orang yang biasanya bersaing dalam puncak suatu Game, pada saat itu, tidak punya penghalang apa pun di antara mereka. Kedua laki-laki itu menatap langit yang sama, membawa pikiran yang sama dalam diri mereka.
-- Mengapa semua orang harus bertarung satu sama lain? Dunia adalah tempat yang sangat indah....
"Um....."
Suara seseorang yang datang dari ruang ganti menyebabkan mereka mengalihkan mata. Tepat ketika keduanya masih menjalani pencerahan dalam cakrawala, Shion dan Akira melihat surga di mata mereka. Tidak, surgalah yang menghampiri mereka.
".... Ini pertama kalinya aku memakai sejenis pakaian renang—um.... apa ini tidak terlalu menampakkan kulit? Hey hey, ini terlalu terbuka ya kan? Bukannya ini tidak ada bedanya dengan pakaian dalam---? Ahhh—tidak berhasil, aku akan kembali untuk-----"
Suaranya menghilang ketika ia masuk kembali ke ruang ganti. Tapi, untuk sekilas, itu menang.... luar biasa.....-----
"Kalian Zombist dan manusia yang rambutnya hitam, hey, kenapa darah keluar dari hidung kalian nyan? Sen-neechan~! Apa aku boleh menyembuhkan mereka nyan~?"
~**~
Ketika kau terlalu bersenang-senang dengan sesuatu, satu-satunya hal yang bergerak terlalu cepat adalah waktu. Enam orang bersama-sama melihat horizon yang membentang luas di ujung lautan. Jauh dari cakrawala, matahari tidak lama lagi akan tenggelam, menampilkan bulan keperakan dan lautan bintang secara samar—dan permukaan laut yang memantulkan cahaya emas.
Biasanya tipe makhluk yang suka mengurung diri seperti Shion, Ruri dan Akira akan membenci hal-hal seperti pantai. Sejujurnya, butiran-butiran pasir akan susah hilang dari tubuh, kulit yang terkena sinar matahari untuk waktu yang lama juga akan terasa sakit dan terbakar, belum lagi angin laut lama-kelamaan membuat rambut seseorang rusak dan sekujur tubuh menjadi penuh dengan perasaan tidak nyaman. Memikirkan itu, sulit dimengerti mengapa orang-orang datang ke tempat ini.
------------Tapi, bahkan sebuah tempat kebencian seperti itu, pada suatu waktu akan berubah.... itu adalah masalah yang berbeda.
"Nah, Emi-V.... aku tahu caranya melihat sesuatu yang menakjubkan."
"Hm? Apa itu, Senpai?"
"Coba berbaring di situ, niscaya sesuatu yang menakjubkan itu akan terlihat."
"Err.... Senpai, entah kenapa itu terdengar seperti kalimat yang mencurigakan...."
Meskipun berkata seperti itu, Emi-V berbaring di atas pasir.
"Oh, benar.... Ini memang terlihat seperti 'waktunya', sih."
"Maksudmu 'itu' yah, Leader?"
"Eh, apa? Apa itu? Apa itu sesuatu yang bagus?"
"Ya, 'itu'... itu sesuatu yang menakjubkan. Echo-tan juga, sini, sini..."
Mengikuti Emi-V, Akira, Shion, Ruri, kemudian Echo dan Sendai melakukan hal yang serupa. Namun di saat semua orang telah mengikuti instruksinya, Akira justru memfokuskan matanya kepada dua 'nirvana' yang Emi-V tekankan ke dalam pasir----------itu adalah sesuatu yang menakjubkan.
"Tunggu, apa-!"
Emi-V yang akhirnya menyadari itu menutupi dadanya dengan panik.
"Itu pelecehan seksual! Aku akan marah tahu senpai! Apanya yang 'sesuatu yang menakjubkan'----Aarh--!! Benar! Dari awal, tujuanku mengikuti Senpai adalah karena aku tertarik dengan benda-benda yang dibuat oleh Senpai! Tapi! Apa sih yang sebenarnya membuatku bermain Game pertaruhan yang kemungkinan menangnya ada di ujung NOL Cuma untuk kalah kalah kalah dan kalah lagi? Hahh!! Kau bego ya? Kau bego! Kau memang bego, kan!?"
Gadis berambut merah yang menutupi dua keindahan alam duniawi mengulangi kalimatnya tiga kali.
- Emilia Evelyn, atau yang dikenal sebagai Emi-V.
Ia adalah penyihir hebat yang menguasai sihir cahaya sekaligus ras manusia langka yang memegang kualifikasi memakai spirit magic.
Ia adalah kouhai Akira sekaligus member dalam Humanless Alliance.
Ia pasti akan menjadi wanita dengan potensi luar biasa di masa depan—namun, potensi itu tidak dimilikinya saat ini, dan jelas ia tidak tahu cara menjelaskan situasi yang sedang ia masuki bersama Shion dan yang lain.
Dia melihat ke kanan dan kiri pada kelima orang yang menertawainya, menggaruk kepalanya kesal sembari mendongak dan berteriak kencang.
"Siapa yang idiot, Em.. Emif.... aku lupa nyan."
"Itu Emi-V! Tolong jangan menyerah mengingat namaku sampai akhir!"
"Siapa yang idiot, orang di sana?"
Pertanyaan itu dilemparkan oleh naga loli yang tiduran di tengah Shion dan Ruri. Jika mereka berdua punya penampilan yang sedikit lebih tua Echo bisa saja terlihat seperti anak mereka.
"Itu Emi---Ah, lupakan. Maksudku Shion-san Ruri-san dan senpai—tidak, itu aku!! Apa yang kukatakan waktu itu—[ biarkan kami menunjukkan endingnya ]- Argh!! Apa aku idiot? Ya aku memang idiot!!"
Tertawa melihat itu, Shion mengalihkan pandangannya ke depan—ke arah laut yang memantulkan cahaya keemasan dari matahari.
"Kau berisik tahu, Emi-V. Coba lihat ke sana."
"Huh-?"
Akira, Ruri, Sendai, dan Echo mengikutinya. Dan untuk sesaat, Iris mata mereka berubah menjadi kilauan cahaya keemasam. Terpantulkan di dalamnya adalah cahaya dari matahari yang mulai tenggelam di balik lautan.
Dan hanya sekejap.... kilauan emas di mata mereka hanya berlangsung untuk sekejap, dan kemudian berubah menjadi kebiruan gelap, menandakan matahari yang tenggelam... tapi itu tidak buruk.
"Indaaah~"
"Itu bersinar dan.... silau nyan.... tapi, aku menyukainya."
Emi-V memiliki mata yang berkaca-kaca ketika pemandangan seperti itu terpantul di matanya. Dan sekarang, dia mempunyai senyuman yang menghangatkan. Melihat Emi-V yang seperti itu, Akira tersenyum ringan yang sangat jarang ia tunjukkan.
"Nah..."
Sunset itu berakhir dalam sekejap.
"Sekarang cepat berdiri."
Akira mengajak mereka untuk cepat berdiri. Mengangkat badan mereka, bersama-sama, enam orang berdiri di depan lautan luas yang memantulkan cahaya emas.
"Matahari... Itu masih, belum tenggelam-?"
"Fufu.... waktunya seperti kembali, aneh ya?"
"Apa, nyan?"
Dibandingkan reaksi Emi-V dan Sendai, Echo justru memiringkan kepalanya dan melihat dengan mata bingung. Shion dan Ruri tertawa ringan sebentar, saling melihat satu sama lain, dan kemudian mengangkat Echo dengan tangan mereka.
Dari ketinggian Echo sebelumnya, itu memang tidak terlihat tapi... harusnya tidak ada masalah jika itu sekarang.
"Yah, kalian lihat? Karena planet ini bulat, semakin tinggi posisi mata kalian penglihatan akan semakin luas."
Akira menjelaskan sementara mereka mengangkat Echo lebih tinggi.
"Apa nyan, planet ini bulat? Tapi aku tidak merasa ada yang beda dari Fraclayfe nya...."
"Hah, yah... Itu karena bentuk mereka pada dasarnya memang sama. Planet yang Echo-tan tinggali di Fraclayfe sebenarnya juga bulat, kamu tahu?"
"Heh, untuk Echo-tan mungkin masih terlalu sulit, haha..."
"Umm nyan, aku benci kalian menganggapku seperti anak kecil, nyan!"
'Memperlakukan Echo seperti anak kecil'—Akira menunjukkan senyuman yang menyiratkan seperti ia menemukan seseorang untuk dijahili, kemudian berkata.
"Jadi itu tidak sulit untuk Echo-tan ya kan? Nah Ruri, lingkar planet ini adalah 413.926 kilometer, menurutmu berapa batas yang dapat dilihat dengan mata manusia?"
"4 – 5 kilometer, kupikir."
Jawaban langsung. Itu yang Ruri berikan.
"Heheh, yah... jika lingkar planet ini adalah 413.926 kilometer, dikali dengan 3,14 hasilnya 1.299.727—lalu bagi dengan 2 menjadi 649.863.820 untuk mendapatkan radius. Jika sudut pandang manusia sekitar satu meter lebih sedikit, lalu dengan teorema pythagoras... memang benar batasnya adalah 4 – 5 meter.... Dan jarak itu masih berbanding lurus dengan tinggi sudut pandang, jadi kau bisa melihat matahari tenggelam sepuluh kali sehari kalau kau mau."
"Ah, aa—Echo-tan, kamu... baik-baik saja?"
Echo memiliki mata yang berputar-putar dan kepalanya menjadi panas. Jika ini adalah cerita fiksi yang memakai hiperbola, asap mungkin sudah keluar dari otaknya.
Ruri merasa khawatir dan menanyakan apakah dia baik-baik saja, sedangkan Shion menangkapnya sebelum jatuh.
Orang-orang di sekitarnya tertawa karena itu lucu. Pada akhirnya, gadis naga itu melihat matahari tenggelam sekali lagi dengan ketinggian yang sama dengan Shion, tapi itu tidak buruk sama sekali.
----------Akira bisa merasakan seseorang menepuk punggungnya dari belakang. Dipikir lagi, ada lima orang selain dirinya di tempat ini. Meski begitu dia tidak perlu melihat untuk tahu siapa pelakunya.
"Aku sangat terkejut tahu? Saaangat terkejut! Akira bisa membuat perhitungan seperti itu, apalagi itu saangat ceeepat, Akira! Bagaimana caranya, hey, ajari aku juga ya!"
"A, ah... yah... tapi."
Tidak aneh untuk Ruri melakukan perhitungan secepat komputer dengan sangat mudah tapi Akira.... agak aneh kalau dia bisa.
Itulah kenapa, dia tidak mungkin menggunakan cara yang sah. Akira mengangkat tangan kanannya, dan di atas itu, dua huruf melayang dengan cahaya yang menyelimuti mereka.
測定 (Sokutei) – pengukuran. Tidak salah lagi.
"Fraclayfe Word. Hahah, karena Gamenya sudah selesai, kukira lebih baik memakai ini untuk bersenang-senang, ya kan?"
Itu adalah alasan kenapa Akira mampu menebak ukuran lingkar planet ini secara spesifik dan kenapa dia mampu membuat perhitungan dengan sangat cepat. Itulah Fraclayfe Word.
Tentu saja, agak aneh melihat hal itu digunakan untuk sesuatu yang sepele.
"Pemenangnya sudah ditentukan, lalu untuk apa menyimpan senjata yang tujuan awalnya adalah memenangkan Game?"
Lebih baik, gunakan saja untuk bersenang-senang. Apalagi ini adalah liburan di pantai yang mereka nantikan sejak Game di atas langit dimulai.
"Benar juga, sayang sekali aku sudah membuang milikku, hu~uh!"
Sendai menggembungkan pipinya karena dia sudah tidak punya Fraclayfe Word lagi untuk dipakai bermain.
Dan lalu--------------.........
Matahari tenggelam. Bicara soal malam hari, Shion memikirkan hal yang bagus untuk dilakukan.
"Baiklah, ayo bermain kembang api."
"O~oh, ide bagus. Sekalian ayo luncurkan yang sangat besar dan buat Emi-V memegangnya."
-----Mengabaikan seorang gadis yang memprotes ke Akira, Shion melihat Sendai dan Echo secara bergantian, dan memanggil nama mereka.
"Sebenarnya aku sudah menyiapkan semuanya untuk ini, tapi... aku meninggalkan kembang apinya di tempat penitipan barang. Bisa tolong kalian kembali sebentar dan mengambilnya?"
"Kembang api, kan nyan? Aku bisa membuat ledakan di langit dan—"
"Okee~"
Sendai menarik Echo sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya.
.........--------
--- Pada hari itu, hari pembentukan Humanless Alliance, Emi-V mungkin bisa melihatnya.
Ia mungkin melihat hal yang sama dengan Akira dan Ruri, melihat---
- Saat mereka mulai mengerti masa depan yang mereka perkirakan untuk dunia ini.
"Ah~ benar... 'orang di sana', kamu mengatakan sesuatu yang aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja.
"Huh?"
Emi-V tersentak dari sikap santainya ketika mendengar kata-kata Shion.
"[ Bermain Game pertaruhan yang kemungkinan menangnya ada di ujung NOL cuma untuk kalah kalah kalah dan kalah lagi ] - pertama, tidak ada nol dalam teori kemungkinan apa kau bodoh--? Dan------"
Ia sekali lagi mendengar sesuatu yang membuatnya membeku.
"Siapa yang bilang kita sudah kalah?"
....
- Huh?