Chereads / [Available Trouble]: √Challysta Story / Chapter 4 - 2. Kalungku Hilang

Chapter 4 - 2. Kalungku Hilang

I really do not know, if I'm without

you...

***

Callysta Pov

Hal pertama yang gue lihat hanya putih, dan putih. Gue mencoba melihat ke sekeliling gue, gue cuma bisa lihat kamar kosong rapih, dan cukup mewah.

'Dimana gue'

" Sssst...-" tiba-tiba entah kenapa kepala gue berdenyut dengan keras. Membuat gue pusing, dan ingin muntah.

Gue mengambil posisi duduk di kasur Queen size putih yang berantakan. Sambil memijat pelipis yang berdenyut, gue mencoba menenangkan pikiran gue yang saat ini sedang kacau balau. Tak berhasil juga, gue mencoba menjangkau gelas air putih yang entah sejak kapan sudah berada di atas nakas putih mungil disampaing tempat tidur.

Meneguk air putih sampai habis,kepala yang mulai berdenyut akhirnya mulai mereda. Lalu mencoba berpikir dengan keras kenapa dia bisa berada disini. Memory-memory acak bermunculan di otak gue seperti kaset yang isinya tak beraturan.

🏢🏢🏢

Author Pov

Perlahan alis Callysta menyatu, berusaha mengelola memory yang sangat tak beraturan itu.

'Pesawat'

'Orang misterius'

'Masion'

'Benturan'

'Taxi'

'Lift'

'Apartement'

'Lari'

"AKH!!! Pusing.. -" keluhnya, Callysta hanya bisa kembali memijit pelipisnya.

Karena merasa gerah Callysta memutuskan untuk membersihkan diri dulu, baru kemudian ia memikirkan mistery di otaknya ini.

Callysta perhalan berjalan gontai tak karuan ke arah kamar mandinya, dan sepertinya ini sudah sangat malam. Saat akan mandi Callysta menyadari ia sekarang masih memakai sepatu Nike kesayangannya, yang berarti ia membawa tidur sepatunya.

Setelah selesai mandi, Callysta mulai merasa segar. Ia melangkah ke dapur membuat coklat panas kesukaannya lalu berjalan ke balkon.

Mengambil posisi berdiri di dekat kaca balkonnya. Lalu secara perlahan mengesap coklat panas sambil menikmani pemandangan malam di London yang cukup sepi. Angin sepoi yang cukup membuat bulu kuduknya meremang. Memperhatikan sekelilingnya, lalu tatapannya jatuh pada seseorang berbaju putih, rambut panjang dan berjalan tak tentu arah.

Karena terlalu fokus, ia tanpa sengaja menjatuhkan beberapa tetes coklat panas ke arah tangannya dan yang lainnya tertuang ke lantai. Callysta tersentak, tangannya yang putih perlahan-lahan berubah menjadi merah. Meringis sebentar ia mulai mengalihkan tatapanya ke orang tadi.

'Hilang? '

Kemana dia pergi? Ini sudah malam, apa jangan-jangan. Tanpa aba-aba Callysta langsung masuk ke apartementnya dan tak lupa mengunci pintunya dengan rapat.

"Astaga, jam berapa sekarang? " Callysta mengambil ponselnya.

London, 04:00 am.

Callysta bukannya memilih tidur, ia malah membereskan kekacauan kopernya. Ia memilih membersihkan apartement barunya dulu

©©©

Sang Ratu malam perlahan berganti dengan Raja siang. Memakai pakaian seragam sekolahnya yang baru, Callysta berdiri di depan kaca memandang penampilannya.

"Hm.. baju sudah rapi, tinggal memasang dasi," guman Callysta memandang penampilannya sendiri dengan puas akan kecantikannya.

Ketika ia sedang merapikan dasinya tiba tiba terdengar dering ponsel yang memberhentikan kegiatannya

Drrrt... Drrrrt.. Drrrrrt...

Ponsel Callysta berdering. Callysta meraih ponselnya. Dan memeriksa siapa yang menelponnya

Nenek Sihir

+6************

Callsta berdecak kesal, ia sangat tidak suka ini. Orang yang menelpon inilah yang membuat ia harus pisah jauh-jauh dengan orang tuanya. Bukannya Callysta benci dengan orang ini bukan. Hanya hal sepele membuat ia berpisah dengan orang tuanya. Katanya 'ini demi kebaikan kamu'.

"Kebaikan dari mana? Kebaikan dari hongkong!" kata Callysta sambil mencibir, yang ada dia tersiksa di sini. Mereka hanya memikirkan keegoisan mereka saja.

"Hufff.. " Callysta menghela nafas berat, lalu menekan tombol hijau yang ada pada smart phone nya.

"Hallo Darling, kenapa kamu lama ngangkat tellpon momy sayang? " suara manis yang menurut Callysta berlebihan berbunyi dari seberang.

"Maaf tante, aku tadi abis mandi." bohongnya.

"Ei, sayang. Panggil momy dong, jangan tante dong! Momy inikan momy kamu juga" cih... Seenaknya saja main suruh panggil momy, emangnya dia siapa?

"Iya tante, ada apa menelpon tante? Ada yang penting? Aku mau pergi daftar sekolah nih. Nggak ada waktu lagi," serganya rentet tanpa memeberi wanita itu celah.

"Ya ampun anak ini!! Momy tau, kau belum siap, di biasakan yah sayang. Oh ya.. Momy udah nyiapin mobil, udah momy kirim tadi malam ke basement apartment kamu sayang. Proposalnya udah di kirim dan di setujuin, kamu tinggal daftar ulang lagi ya sayang. "

"Iya makasih tante, aku tinggal daftar ulang kan? Yaudah, aku tutup ya tan? Sekali lagi makasih"

Tut

❤❤❤

Callysta Pov

Nyebelin banget sih nenek sihir itu, nganggu orang aja bisanya. Eh, kayak ada yang gue lupain deh, oh iya gue kan belum selesai masang dasi. Gara gara nenek sihir nih, kan jadi lupa.

Tunggu dulu, kalung gue kemana? Woii kalung gue ilanggg, astaga kalian ada yang liat kagak? Kalung itu berharga banget buat gueee 😭😭

Kalung dari nenek gue. Nenek gue yang paling gue sayang wehhh

Kemana sih? Di kamar mandi nggak ada, di kasur nggak ada, di meja belajar gue nggak ada, di meja rias gue juga kagak ada wehh, kemana sih perginya nih kalung. Masa jalan sendiri sihh....

Gue ngelirik jam yang bertengger di tangan gue..

London, 07:05 am.

Gilak, 10 menit lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup

Ntar aja deh nyari kalung nya. 'Nenek maaf kan Tata karena nggak bisa menjaga kalung pemberian dari nenek, pulang sekolah Tata akan berusaha nyari lagi kok'.

Gue keluar apartment setelah mengambil barang barang penting yang selalu gue bawa kemana-mana, seperti handphone, dan dompet.

Gue ke basement apartment, gue liat mobil yang udah nggak asing lagi bagi gue. Mobil sport putih bertengger manis di basement apartment gue, mobil mendominasi putih itu bertubuh ramping dan sporty sempat gue berdecak kagum melihat mobil yang udah sering gue lihat itu.

Apa lagi ketika pintu mobil itu terbuka dengan terangkat keatas, siapa yang takkan tergugah melihat pemandangan ini.

'Mobil impian gue'

Ya, mobil kesukaan gue yang ada di katalog media yang pernah gue liat. Gue sempet sih minta ke Mama, di beliin sih. Tapi malah nenek sihir itu yang beliin gue. Huft ... nggak papa sih, rezeki juga nggak boleh di tolak.

Gue melangkahkan kaki jenjang gue menuju mobil putih itu yang sedari tadi telah terbuka menyambut pemiliknya. Aroma kopi langsung menyelimuti indra penciuman gue, membuat suasana hati gue mulai membaik setelah gue mendudukan bokong gue di tempat duduk halus dan empuk itu.

Gue menarik tuas rem dan menginjak pedal gas, gue mulai menjalankan macan besi ini menuju luasnya hirup pikuk luasnya London,di temani nuansa dalam mobil yang mendominasi biru donker beserta alunan musik 'Alan Walker' menemani perjalanan gue menuju sekolah baru gue.

Di jalan, gue melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Kata mama bawa kendaraan itu jangan dibawa ngebut entar bisa kecelakaan kan bisa gawat, Kan rugi keperawanan gue sia sia, bisa gawat kan? Gw ga bisa buat anak dong entar, hahaha.

Becanda gaes~

"Fuck, "

Gue mengumpat kencang ketika lampu merah menunjukan warna merah terang.

"Holly bicth, mana waktu tinggal sepuluh menit lagi! "

"Nggak sempat anju! " gue berteriak kencang.

Bodo amat lah, gas keun.....

Bukannya mengerem, gue malah menginjak gas mempercepat laju mobil putih gue menerobos lampu merah menyebalkan itu. Melewati lampu merah itu dengan aman,

Namun, ada hal pnting yang gue lewatkan. Gue hampir lupa,  tetapi terlambat.

Brukkk

Bunyi decitan keras memenuhi telinga gue.

***

TBC

Hai, kalian apa kabar? Pada nunggu cerita ini update nggak? Kalau masih ada yang nunggu syukur syukur deh. 😊😊

Kita juga ada kabar gembira, kalian mau kita double up nggak untuk minggu ini? Kalau banyak yang minat kita double up kok 😀

Untuk sementara hanya ini yang mau kita sampaikan, sampai jumpa dichap selanjutnya...

Vote and Coment