Karena pertemuan tak disengaja ini, aku bisa menemukanmu
***
London, 18:30 pm
Para penumpang, harap bersiap. Sebentar lagi kita akan mendarat di London City Airport.
Suara pramugari cantik membangunkan Callysta dari mimpi indahnya. Perlahan bulu mata lentiknya mulai mengerjap tanda ia akan mulai bangun. Parasnya yang cantik membuat siapa saja akan terpanah olehnya. Bibir tipis mungil dengan warna marun yang manis. Bulu mata yang lentik, iris mata coklat jerni perpaduan hitam kelam membuat siapa saja tak ingin berpaling untuk menatap dirinya. Dengan postur tubuh yang langsing, semakin menambah kecantikan tubuhnya.
PLAK!!
"Aw!!! " Callysta perlahan mengusap pipinya. Namun tak terlalu lama ia seperti akan melanjutkan tidurnya lagi.
PLAK!!
"Aw!! Ngak sopan banget sih" Callysta memberontak dan mulai terpaksa membuka matanya. Namun ia terbungkam, oleh seorang pria tampan yang memiliki tubuh kurus tetapi tetap mempertahankan sikapnya yang cool.
Dengan tatapan yang masih sayu, dan iler yang masih berada disamping bibirnya, Callysta langsung dengan sigap berdiri dan tanpa sengaja ia membentur langit-langit pesawat tempat ia meletakkan tasnya, tampa menunggu beberapa lama ia terlontar jatuh kepangkuan pria tersebut dan akhirnya tak bergerak.
Sang pria yang di timpahi Callysta itu sangat terkejut dengan hal yang baru saja terjadi. Saat ia melihat ada gadis di pangkuaannya, dalam sekejap ia membeku ditempat seperti air yang disimpan didalam penyimpanan es yang sangat dingin.
Diam,
Dia terdiam tampa gerakan sedikitpun.
Akhirnya,
Ia memilih menunggu,
Toh juga mau mendarat, pikir laki-laki itu.
Setelah 5 menit menunggu, pria itu tampaknya ia tak melihat tanda-tanda kehidupan dari Callysta. Detik itu juga rasa panik menggerogoti laki-laki berbaju lebar itu.
"What the hell, jangan mati di sini!"
Ia sangat panik pasalnya, bibir Callysta yang lembut berubah menjadi pucat. Tak ada lagi tanda-tanda kemerahan di sana. Mata tenang laki-laki itu benar-benar berubah, berubah 180° dari posisinya yang menjaga image tenangnya yang seperti air tampa riak.
Namun detik berikutnya iris () itu berubah menjadi temang, seakan tak terjadi apa apa sebelumnya. Pandangannya yang terus tertuju pada Callysta berubah haluan memandang lurus ke depan.
Seakan mensugestikan,
'Ini belum saatnya panik'
Dua menit selanjutnya pesawat sudah mendarat di London City Airport.

Setelah turun dari pesawat, tampa berpikir panjang pria itu langsung menggendong Callysta dan membawa kopernya ke arah ruang tunggu bandara yang langsung di sambut 2 laki-laki berjas hitam dan memakai kaca mata hitam pula.
"Tuan muda ... mobil telah siap, " kata seorang berjas hitam yang memiliki tampang lebih tua.
Tak menjawab laki-laki yang di panggil 'tuan muda' itu hanya mengangguk, melanjutkan langkah kaki panjangnya menuju mobil yang di sebut pengawalnya meninggalkan 2 koper besar di belakangnya. Tampa di perintah, dua orang berstellan jas itu membawa koper yang di tinggalkan tuan muda mereka.
Tiga orang laki-laki dewasa, dua koper, dan satu wanita di dalam gendongan terlihat menuju pintu masuk bandara langsung di sambut mobil sport () yang tampak mencolok dan menarik perhatian pengunjung di sekitar mereka.
"Kyaa!!! Siapa itu! "
"Astaga tampan sekali! "
"Oh Tuhan! Inikah yang dinamakan sultan? "
"Lihat mobilnya. "
"Hey ... lihat dua pengawalnya! "
"Siapa yang di bopongnya?"
"Aku tidak tau, dia beruntung sekali! "
"Kau benar! "
Laki-laki yang dibicarakan itu bungkam tak bergeming, menghiraukan pembicaraan di sekitarnya. Dengan acuh ia melanjutkan jalannya menuju Sang singa besi itu.
"Selamat datang kembali, Tuan. "
Di dalam mobil ia telah di sambut sopir yang sudah tak berumur dan tampak ramah.
"Hm ... jalan Pak," tuan muda mereka menjawab dengan dengungan singkat, dan memerintah melanjutkan perjalanannya yang tertunda.
45 menit kemudian, mereka sampai di masion mewah bertatanan cat putih yang menghiasi masion itu. Tanpa basa-basi pria itu langsung membopong Callysta menuju masionnya meninggalkan Sang supir diikuti oleh dua orang pengawalnya.

"Selamat datang Tuan Muda"
Memasuki masion, pemuda itu disambut oleh belasan maid dan pelayannya.
"Panggilkan dokter dan siapkan air panas serta jangan lupa untuk ganti baju wanita ini, "
"Baik, Tuan"
❤❤❤
Callysta terbangun dari tidurnya, saat ia melihat disekitar kasur yang ia tiduri dan suasana ruangan ini.
Lo

Ia sangat terkejut, seketika Callysta langsung berteriak minta tolong dengan nada suara yang lembut dan sedikit bergetar dikarenakan terlalu panik dan kaget.
Karena suara jeritan Callysta, muncul seorang laki-laki tampan dengan iris mata abu-abu yang mencolok dan postur tubuh kurus tetapi sedikit berotot membuat aura dominannya semakin keluar dengan mengerikan, yang membuat Callysta semakin ketakukan.
Callysta bertanya dengan panik, "Gue dimana? Kok gue bisa di tempat tidur? Dan lo kok nggak pakai baju sih?,"
Dan sekejab tanpa membuang waktu, ia langsung berlari dengan sekuat tenaga sambil membawa koper nya keluar kamar yang barusan ia tempati tanpa memperdulikan laki-laki tampan tadi yang sekarang sedang mematung heran karena tingkahnya.
Disaat ia telah keluar dari masion tersebut ia dengan sigab membuka handphonenya mencari aplikasi google maps yag sering ia gunakan, untuk menuju ke Apartment yang akan ia tempati. Setelah mencari, ia langsung memberhentikan taxi dan memberikan alamat menuju Apartmentnya.
Dua puluh menit kemudian Callysta tiba di apartemen nya, ia memasuki lift dan menekan tombol yg berangka 5.

Tingg
Suara lift berbunyi menandakan ia telah sampai dilantai lima, tempat apartemen pribadinya berada. Ia menekan pin untuk membuka pintu apartemennya dan masuk dengan langkah sempoyongan akibat kepalanya yg sangat sakit.
Ia berjalan gontai kearah kamar utama yg ada di apartmentnya tanpa membuka sepatu yg ia gunakan, dan langsung terjatuh diatas kasur Queen size nya.

***
TBC
Pembaca yang baik akan memperbaiki kesalahan penulisan penulis.
Pembaca yang baik akan Menghargai apa yang telah diperjuangkan penulisnya.
Vote and Coment