Selama jam pelajaran berlangsung angel hanya diam seolah-olah dirinya telah membangun benteng yang sangat kokoh dan dingin sehingga membuat orang-orang di sekitarnya tidak berani untuk mengusik dan itu juga berlaku kepada alfin, dia sangat merasakan hawa mengintimidasi itu karna duduk di sebelah Angel.
Keadaan itu berlangsung sampai jam istirahat. bahkan clara saja yang sudah nyerocos panjang lebar sama sekali tidak di tanggapi olehnya barang sepatah katapun.
Hingga pada jam terakhir di saat pelajaran kelas sedang kosong karena guru yang bersangkutan tidak hadir alfin menarik tangan angel yang sedang asik membaca novel barunya.
"Ikut gue"ujar Alfin.
"Lepasin.tangan.gue" titah angel dingin dan penuh penekanan.
"Ikut gue!"ujar Alfin lagi.
"Ngga mau!"Angel tetap menolak.
"Lo ikut gue secara baik-baik atau secara paksa?" ancam alfin.
"Lo lepasin tangan gue atau lebam di muka lo bertambah?!" Angel balas mengancam.
"Woy...! coba sih kalian ngga usah pamer hubungan di tempat rame! ngga bosen apa jadi pusat perhatian sekaligus jadi bahan gosipan!"cecar salah satu murid di kelas itu.
"Gue.ngga.pacaran.sama.dia!" delik angel tajam.
"Tapi kok setiap ucapan yang keluar dari mulut lo hari ini selalu berbanding terbalik sama yang di liat mata gue ya?" timbrung Clara.
"Ra...! lo temen gue apa bukan sih!ngga percayaan amat!" kini angel mulai emosi, ntah kenapa setiap hal yang berhubungan dengan cowok yang ada di depannya ini selalu membuatnya naik darah.
"Masyaalloh... selow njel selow... jangan ngurat mulu ntar cepet tua loh" Ujar salah satu dari mereka.
"Bodo amat!".
Alfin hanya diam karna ia takut jika nanti kalau dia ikut nimbrung seperti tadi pagi bisa-bisa itu hanya akan semakin memperkeruh keadaan.
Clara beranjak dari kursinya dan berjalan mendekat ke arah mereka berdua,"Oiya fin lo keberatan ngga buat ngelepas tangan angel bentar? gue pengen ngomong bentar soalnya sama angel, dan ini penting pake b.g.t" tanyanya sambil melihat ke arah tangan alfin yang masih menggenggam tangan angel.
Alfin yang tidak mau memperkeruh keadaan dengan berat hati untuk mengalah,"Oh... iya... gue ngga keberatan kok" jawab alfin kemudian mendekatkan wajahnya lagi ke samping angel "pulang sekolah gue tunggu lo di tempat pertama kita bicara" bisiknya.
"Gue ngga bakal dateng!" balas angel berbisik.
"Pokoknya gue bakalan tunggu lo dan ngga akan pergi dari situ sebelum lo datang nemuin gue".
"Yaudah kalo gitu selamat menunggu!".
"Ekhm... tolong dong kondisikan disini ada jomblo yang sedang ngenes ngeliat lo berdua kayak gitu terus" cibir clara karna melihat tingkah mereka yang saling berbisik dari tadi. sehingga angel langsung mendorong tubuh Alfin agar Clara tidak semakin salah paham.
"Fin... lo ngga papa kan?" tanya clara spontan karna melihat Angel yang mendorong.
"Gue ngga papa kok selow aja, yaudah gue pergi dulu" pamit alfin yang langsung pergi meninggalkan kelas.
Setelah Melihat kepergian alfin tatapan angel langsung beralih ke arah clara, "lo mau ngomong apa?".
"Hah?".
"Tadi kan lo bilang ada hal penting!".
"Oh... itu..., gue cuman mau bilang kalo ntar gue ngga bisa pulang bareng lo, soalnya gue ada urusan yang penting banget, lo ngga marah kan?".
"Oh, yaudah".
"Seriusan?, lo ngga marah kan sama gue?".
"Ngga".
"Yaudah gue cabut dulu ya, sekali lagi gue minta maaf, bye...!" pamit clara kemudian melesat pergi dari sana.
Kriiiinggg...
"Huh... ahirnya pulang juga..." gumam angel yang langsung memasukkan buku novel nya ke dalam tas saat bel telah berbunyi kemudian kelar dari kelasnya.
dia melangkah dengan santai di koridor tanpa mempedulikan orang- orang disekitarnya yang sedang membicarakan tentang insiden tadi pagi.
tapi, di saat dia sudah hampir mencapai gerbang sekolah tiba-tiba dia teringat tentang perkataan alfin tadi yang akan menunggu disana sampai dia datang dan itu mengganggu fikirannya, "njel plis... jangan mikirin itu, cuman orang bego yang bakal nunggu orang yang belum tentu dateng dengan setia. Dan sepertinya dia belum termasuk ke golongan orang seperti itu" ucapnya dalam hati untuk meyakinkan dirinya sendiri.
angel mencoba menghilangkan semua fikiran-fikiran itu kemudian pergi melanjutkan langkahnya untuk pulang.
Di lain tempat clara yang penasaran dengan apa yang ditemukannya kemarin pergi untuk memastikan dugaannya.
"Hai kak..." sapa clara kepada seseorang saat dia telah sampai pada tempat tujuannya.
"Tumben kamu kesini, ada angin apa?biasanya kamu paling anti sama yang namanya rumah sakit" balas orang tersebut.
"Ih...kakak! emang salah ya adik sendiri pengen ngejenguk kakaknya yang lagi kerja langsung ke tempat kerjanya?! lagian inikan tempat umum jadi siapa aja boleh dateng kesini!" protes clara ke orang yang tidak lain adalah kakaknya itu.
"Iya deh iya... kakak minta maaf, oiya kamu mau ngapain kesini? pasti ada hal penting dong yang ngebuat kamu sampe maksain diri buat masuk ke rumah sakit?".
"Iya sih... hehehe... aku kesini pengen nanya sama kakak, tapi jangan disini di ruangan kakak aja".
"Yaudah ayo" kakaknya Clara menuntun mereka untuk ke ruangan miliknya.
"Mau nanya apaan sih? serius amat kayaknya" tanya kakaknya setelah mereka berada di ruangan miliknya.
"Aku cuman pengen nanya ini doang sih kak" jawab clara sambil memberikan hp yang sedari tadi di pegangnya.
"Loh, kamu mau nanya hp ke kakak?" tanya kakaknya bingung.
"Ish...bukan itu!, kakak liat dulu dong apa yang ada di dalamnya!" Protes Clara.
"Emang di dalamnya ada apa?" tanya kakaknya lagi yang menjadi semakin penasaran.
"Coba deh kakak buka galery abis itu liat isi folder yang ada tulisannya kamera" suruh clara dan kakaknya hanya menuruti.
"Gimana kakak udah nemu belum?, kalo udah, clara mau nanya itu obat apaan sih kak?".
"Kamu kenapa jadi kepengen tau obat ini dek? emang ini punya siapa?" kakaknya malah balik bertanya.
"Ish...! yaudah sih jawab tinggal jawab, lagian itu punya temennya clara, tapi karna penasaran itu obat apa makannya clara foto abis itu tanyain ke kakak".
"Oh... jadi obat itu adalah obat..." abangnya mulai menjelaskan dengan panjang lebar.
Clara yang mendengar semua penjelasan itu dengan seksama sampai selesai tiba-tiba langsung merasakan sesak yang amat sangat di dadanya, ia sudah tidak dapat membendung air mata yang sudah sejak sedari tadi ingin keluar, bagaimana bisa sahabatnya bisa merahasiakan hal sebesar itu kepadanya? ia langsung pergi berlari dari ruangan itu sampai membuat kakaknya heran campur bingung. Dia pergi ke arah parkiran dan masuk ke dalam mobilnya, ia menancap pedal gas dan pergi melajukan mobil dengan sangat kencang yang untungnya jalanan pada saat itu sedang sepi, sehingga tidak memakan waktu lama dia sudah sampai di depan rumahnya. sesampainya disana clara langsung keluar dari dalam mobil dengan terburu-buru menuju ke kamarnya.
Setelah dia sudah menemukan sosok yang dia cari, tanpa ba-bi-bu lagi clara langsung memeluknya dengan sangat erat dan menumpahkan tangisnya di pelukan orang tersebut.
"Ra... lo kenapa?" tanya angel yang bingung campur heran dengan lembut, clara hanya diam tidak menjawab, dia masih sibuk dengan isak tangisnya.
"Ra... lo kenapa? lo lagi ada masalah atau kenapa? jangan bikin gue panik dong...!" ujar Angel lagi yang mulai panik karna dia tidak pernah melihat clara begini.
Clara melepaskan pelukannya dan menghapus setiap air mata yang keluar dari dalam matanya, "gue ngga papa kok njel, gue cuman pengen nangis aja, lo tau kan gue itu orangnya lebay" bohong clara.
"Serius lo ngga papa?" Tanya angel yang sangat merasa khawatir.
"Iya, gue ngga papa kok, ini itu cuman gara-gara efek baper doang karna abis nonton film drama korea, filmnya tuh sedih banget jadi bikin gue pengen nangis" clara melanjutkan kebohongannya.
Angel yang memang tau Clara bagaimana sifatnya dengan mudah mempercayainya, Clara memang tidak pernah seperti ini sebelumnya tapi dia sering menangis jika itu berkaitan dengan film korea kesukaannya," Oh... gue fikir lo kenapa-napa, lain kali jangan kayak gitu ih, bikin gue panik aja" protes angel yang percaya dengan kebohongan clara.
"Oiya njel lo udah makan belum? kalo belum ayo kita ke bawah biar hari ini gue yang masak, ngga usah delivery" clara menghapus air matanya yang masih saja terus menerobos keluar dan menahannya agar tidak menetes lagi.
"Serius? lagi kesambet setan apa lo?".
"Sembarangan lo ya bilangin gue kesambet, eh gue itu cuman lagi mood buat masak doang".
"Oh...".
"Yaudah ayo..." seret clara yang langsung menggaet lengan angel kemudian mereka turun bersama-sama ke bawah.