Pagi ini angel dan clara datang terlambat ke sekolah karena ban mobil yang mereka naiki kempes di tambah lagi dengan macetnya jalanan jakarta.
Untung saja guru yang sedang mengajar saat itu baik, jadi mengizinkan mereka masuk dan boleh mengikuti pelajaran.
"Njel..." bisik alfin saat guru sedang menerangkan.
"Hmm".
"Lo ngga papa kan?".
"Hmm".
"Njel, jawab dong".
"Gue bilang gue ngga papa dan gue harap lo jangan brisik!" jawab angel tajam tapi pelan.
"Ya kan dari tadi lo cuman jawab hmm doang".
"Alfin!angel! apa pembahasan kalian lebih penting dari pelajaran bapak?!" tanya gurunya dari depan.
"Eh... engga kok pak" jawab alfin.
"Lalu kenapa kalian dari tadi ngobrol terus? Kalau kalian berisik sekali lagi, lebih baik kalian keluar!" ancam guru tersebut.
"Oke saya keluar pak" jawab angel yang ngebuat satu kelas lagi-lagi cengo, karna untuk pertama kalinya angel melakukan hal itu.
"Apa?!" tanya gurunya tidak percaya.
"Saya akan keluar, karna saya lebih suka di luar daripada disini ketenangan saya diusik" jelas angel dengan nada datar.
"Saya juga keluar pak" ucap alfin. "dan alasan saya hampir sama dengan angel, saya lebih baik di luar ngeliatin orang yang saya suka dari pada duduk manis disini tanpa ada semangat" jawab alfin frontal, yang langsung membuat heboh seluruh warga kelas.
"Sudah...! sudah...! kalian semua diam!" teriak sang guru kepada semua murid di kelas, "dan kalian angel, alfin ngga ada yang boleh keluar dari sini!".
'Tadi bapak yang bilang keluar!gimana sih?!" bentak angel.
"Kan bapak bilang kalo sekali lagi, tapi sekarang ngga jadi".
"Ish...!".
Angel kembali duduk dengan hati dongkol sehingga ia lebih memilih untuk diam, bahkan walau alfin mati mati an mengganggunya dia tidak merespon sama sekali hingga akhirnya bel istirahat berbunyi dan orang yang di depan kursi angel sudah keluar dari kelas, ia langsung melompat ke atas meja dan keluar dari kelas dengan cepat seperti kemarin.
Alfin baru saja ingin pergi mengejarnya tapi clara menahan lengannya.
"Fin gue mau ngomong sesuatu sama lo dan ini penting banget" ucap clara dengan nada serius.
"Sorry gue ngga ada waktu" jawab alfin datar, seperti yang dia tunjukkan ke orang-orang yang dianggapnya asing.
"Gue yakin ini bakal sangat penting buat lo" ucap clara lagi.
"Gue.ngga.ada.waktu" jawab alfin lagi namun kali ini dengan menekankan kata katanya sambil melepas genggaman tangan yang ada dilengannya setelah itu dia langsung melangkah tapi saat dia baru sampai di depan pintu,
"Ini soal angel!" ucap clara pada akhirnya sehingga membuat alfin langsung berhenti.
"Maksud lo?".
"Gue ngga bisa jelasin sekarang, tapi kalo menurut lo info ini penting temuin gue di kafe deket sekolah, dan untuk seharian ini jangan ganggu angel" setelah mengatakan hal itu clara langsung pergi keluar kelas, meninggalkan alfin sendiri.
Bel sekolah berbunyi, yang menandakan kalau jam istirahat sudah berahir.
Seluruh siswa sudah masuk ke kelas, begitu juga dengan angel, tapi selama pelajaran berlangsung, angel merasa ada yang beda, alfin sama sekali tidak mengganggunya, well seharusnya dia senang akan hal itu karna dia bisa mendapatkan ketenangan sementara, tapi kenapa dia malah merasa ada yang hilang dengan kediaman alfin sekarang?.
Bahkan hingga bel pulang berbunyi pun alfin tetap diam dan bahkan alfin langsung keluar duluan dari kelas, dan itu membuat hati angel, emmm sedikit sakit mungkin?.
"Njel lo pulang ke rumah gue dulu aja ntar baru gue anter pulang" ucap clara menghampiri angel.
"Ngga deh ra makasih, gue langsung balik aja" tolak angel.
"Tapikan lo bawa barang berat masa naik angkutan umum!, pokoknya gue ngga mau tau lo ke rumah gue dulu sekalian bawa pulang mobil gue, nih kuncinya" paksa clara.
"Emang lo mau kemana?".
"Gue masih ada urusan bentar, jadi ntar kalo urusan gue udah kelar baru gue anter lo balik, lagian ngapain sih lo buru-buru amat mau balik, kayak bakal disambut aja" cibir clara.
"Seenggaknya gue masih berusaha!".
"Sampai kapan?".
"Sampai gue lelah!, udah sinilah kunci mobil lo!, kali ini gue nurut" pasrah angel kemudian pergi meninggalkan clara.
Setelah memastikan kalau Angel sudah pergi meninggalkan area sekolah, ia langsung bergegas pergi ke tempat janjian dengan Alfin.
Sesampainya disana, dia langsung melihat alfin yang tengah duduk dengan memengang sebuah cangkir.
Clara berjalan mendekat dan langsung duduk tanpa disuruh.
"Jadi lo mau ngomong apa?" tanya alfin to the point.
Clara menghela nafas, "udah sejauh mana lo kenal angel?" clara balik bertanya.
"Lo ngajak ketemu dan nyuruh gue ngga ganggu angel cuman buat nanya itu?".
"Gue cuman pengen nanya doang, karna pentingnya informasi yang gue kasih ya tergantung jawaban lo".
"Gue ngga tau udah kenal dia apa belum, tapi sejauh yang gue liat dari sikap dinginnya ke orang-orang, gue mungkin udah termasuk ke orang yang sedikit tau rahasianya".
"Misalnya?".
"Dia saudaraan sama orang yang namanya keisya yang sering lo panggil nenek sihir mungkin?"terang alfin ambigu.
"Terus?".
"Dia ngga dianggep dikeluarganya".
"Lo tau dari mana itu semua?".
"Gue ngga sengaja denger dia curhat sama alam dan gue ngga sengaja denger pembicaraan kalian sama orang yang namanya keisya" Terang alfin.
"Lo udah cerita ke siapa aja soal ini?".
"Lo orang pertama, oiya, kenapa dari tadi lo terus yang nanya gue?, sekarang gue mau gantian nanya, lo kenal angel dari kapan?, dan gue mau tanya semalem gue liat angel mimisan, dia sebenarnya kenapa?".
"Gue harap lo ngga cerita ke siapa siapa soal apa yang lo tau, terutama ke angel, karena dia paling ngga suka kalau ada orang ngeganggu urusan pribadinya, bahkan sama gue aja yang udah sahabatan lama sama dia, dia ngga pernah terbuka, selalu aja gue yang harus cari tau sendiri soal masalah dia".
"Lo sahabatan sama dia udah lama?".
"Iya, bahkan mungkin gue adalah sahabat satu-satunya dia mengingat sikapnya yang dingin saat ini".
"Saat ini?".
"Hmm, dulu dia ngga kayak itu, dia sama kayak gue, cempreng, suka ketawa, ramah, murah senyum, tapi nyeremin kalo marah".
"Terus... kok sekarang dia malah bersikap yang sebaliknya?".
"Keadaan dan dunia yang ngebuat dia kayak gitu, lo tau kan dia ngga di anggep di keluarganya, bahkan dia sering dipukulin ama bonyoknya, dulu sikap mereka ngga kayak gitu pas angel masih sd, itu semua berubah saat dia smp, setelah keluarganya meng klaim kalo angel tidak akan bisa sepintar keluarga mereka, dan sejak saat itu sampe sekarang dia terus menerus berharap kalo semua akan kembali seperti dulu, walaupun dia yakin kalo itu semua cuman mimpi di siang bolong tapi dia tetap berusaha".
"Emang kenapa kalo angel bodoh?menurut gue itu hal biasa".
"Itu menurut lo yang pemikirannya normal, nah menurut mereka yang otaknya jauh dari kata normal mah beda, menurut mereka kebodohan dan kejelekan fisik adalah aib keluarga, karna lo tau sendiri kan seluruh keluarga wilson itu sempurna".
"Wait...? jadi dia keluarga wilson?" Tanya alfin tidak percaya.
"Hmm, tapi gue yakin kalo lo liat semua nama daftar keluarga mereka beserta pendidikannya lo ngga bakal nemu nama angel yang bersekolah Wilson Internasional School, melainkan lo hanya akan nemuin nama dia sedang sekolah di luar negri dan tinggal bersama neneknya".
"Akhir akhir ini bokap gue jadi deket sama bokapnya dia karna urusan bisnis sehingga mereka jadi temenan dan Kemaren gue ke kantor bokap trus disana bokap nunjukin gue tentang profil mereka semua dari neneknya, pamannya, ayahnya, ibunya, bahkan sampe ke keisya tapi gue ngga liat ada foto angel disana".
"Iyalah, tapi lo liat ada profil saudara kembar keisya kan disitu?".
"Iya gue liat".
"Itu angel, cuman dalam versi asli".
"Maksudnya?".
"Lo liat tulisan di bawahnya kan?".
"Hmm, tapi gue lupa siapa namanya".
"Namanya angelina katrina wilson, itu adalah angel dalam versi asli, kenapa gue bilang gitu?, karna penampilan angel yang asli emang kayak gitu, dia sebenarnya bukan anak nerd, keluarganya yang nyuruh dia dandan kayak gitu biar orang ngga kenal".
"Dan soal lo ngeliat angel mimisan, gue juga baru tau hal itu kemarin, dan sepertinya lo ngga perlu tau dia kenapa, tapi yang jelas, angel sedang ngga baik-baik aja sekarang, bahkan seluruh tubuhnya sudah hampir di grogoti penyakit, jadi gue mau lo bantu gue ngejaga angel tapi jangan sampai dia tau kalo kita tau kondisinya, gue percaya sama lo, tapi kalo lo mau ninggalin angel silahkan, tapi jangan sampai kepercayaan gue lo rusak dengan ngebeberin rahasia angel, karna kalo sampe itu terjadi gue bakal bikin perhitungan sama lo. angel segalanya buat gue jadi gue ngga peduli mau gue kehilangan nyawa atau masuk penjara sekalipun demi dia, inget itu!!" sambung clara yang diakhiri dengan ancaman.
"Lo tenang aja, gue cinta sama angel dan gue bakal jadi prisai dia dari kejamnya dunia dan gue janji gue ngga bakal ngecewain lo".
"Bagus kalo gitu, gue pegang kata-kata lo" ucap clara kemudian beranjak dari tempat duduknya.
Tapi Sebelum dia pergi, "oiya, lo juga orang pertama yang gue kasih tau tentang itu semua, jadi lo beruntung dan kita impas".
"Apa sekarang kita temenan?" tanya alfin.
"Mungkin, tapi kita belum jadi sahabat".
"kayaknya lebih mudah temenan sama lo daripada sama sahabat lo".
"Iyalah, tapi kalo lo udah bisa diterima jadi sahabatnya, gue yakin lo pasti akan ngerasa jadi orang yang beruntung karna hal itu".
"Tapi gue ngga mau cuman jadi sekedar sahabatnya, gue mau lebih dari itu".
"Hahaha... terserah lo ajalah, tapi gue dukung kok, kalo gagal sama dia gue siap kok nampung lo" clara mengedipkan sebelah matanya dan pergi meninggalkan alfin.