"Gue pulang...!!!" teriak clara setelah sampai di rumah.
"Bagus deh lo udah balik, ayo anter gue pulang" sambut angel yang sedari tadi duduk di sofa menunggu clara.
"Ish... buru-buru amat sih bu, gue aja baru nyampe, gue makan dulu ngapa cacing-cacing di perut gue pada demo nih" Clara mencoba menunda-nunda sembari langsung pergi mengambil makanan yang sudah disediakan pembantunya di dapur.
Clara sengaja memperlambat makannya, dan pura-pura sibuk dengan hp nya untuk meperlama kepergian Angel.
"Udah buruan gc" Angel yang tau kalau itu cuman akal-akalan Clara akhirnya mendelik.
"Ish... iya iya" clara yang ogah ogahan akhirnya menghentikan aktivitasnya dan fokus makan karna mendengar suara dingin angel.
Setelah dia selesai, belum sempat Clara memberi alasan lain, Angel telah menyeretnya keluar dan masuk ke dalam mobil dan memberikan kuncinya.
Clara yang sudah tidak punya pilihan lain akhirnya menurut dan menjalankan mobilnya dengan rasa yang ogah-ogahan.
"Njel, semalem lo kemana? kok pulang tengah malem? udahmah gue liat muka lo pucet banget" tanya clara untuk memecahkan keheningan di dalam mobil.
"Ngga dari mana-mana, lagian semalem muka gue juga ngga pucet" jawab angel datar.
"Tapi gue liat sendiri kalo lo pucet banget semalem, gue niatnya pengen nanya lo tapi lo udah keburu meremin mata, jadi gue ngga tega banguninnya".
"Mata lo belum melek kali semalem, orang gue dateng lo masih merem di kasur, pake ngigo segala lagi" alibi angel.
"Ish... gue serius, semalem gue itu bangun pas lo dateng cuman gue belom duduk trus lo ambruk duluan ke kasur" clara masih tetap ngotot.
Angel hanya diam tidak menanggapi ucapan clara, karna dalam hatinya juga membenarkan perkataan sahabatnya tersebut, semalam memang mukanya sudah sangat pucat dan sesampainya di kamar dia tidak tidur seperti yang di bilang clara, melainkan pingsan.
"Thanks ra" ucap angel datar kemudian langsung keluar dari mobil setelah sampai di depan rumahnya.
"Aelah... lo ngga nyuruh gue masuk gitu? buat minum dulu kek, makan kek? apa kek?".
"Emang kalo gue tawarin lo bakalan mau?".
"Ngga sih hehehe".
"Yaudah sono balik" usir angel.
"Ish... iya iya..., yaudah gue cabut dulu, hati hati di dalam banyak setan" canda clara kemudian pergi melajukan mobilnya.
Setelah kepergian clara, angel langsung masuk ke dalam rumah sambil menenteng tas beratnya.
"Angel pulang..." ucap angel bersemangat mencoba seriang mungkin.
"Ish... brisik banget sih lo! balik-balik langsung bikin onar!".
Itulah kalimat yang menyambut kedatangannya.
"Lo harus kuat" batin angel menyemangati dirinya sendiri.
dia pergi meninggalkan ruang tamu yang sedang di isi oleh keluarganya.
Dengan perlahan dia mengangkat tasnya dan menaiki satu persatu anak tangga, hingga pada ahirnya dia sampai di loteng alias kamarnya.
"Huhhh" angel menghempaskan dirinya ke kasur hingga tanpa sadar perlahan kantuk mulai menyerangnya dan sedetik kemudian ia sudah masuk ke alam mimpi.
Hingga pagi sudah menjelang dan matahari pun dengan malu-malu keluar dari persembunyiannya, barulah angel bangun.
Ia masuk ke kamar mandi dengan langkah gontai karena kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul.
Lima belas menit kemudian angel keluar dengan muka yang sudah sangat segar.
Ia langsung ke meja rias, karena sebelum tidur kemarin ia lupa mengganti seragamnya, jadi membuat dirinya tidak perlu repot repot untuk mencarinya walaupun terlihat sedikit kusut.
Angel mulai menyisir rambut yang sangat disayanginya, ia bersyukur penyakitnya tidak bergejala ke rambut, menurutnya itu sebuah keajaiban karna hampir semua orang yang penyakitnya sama dengan angel itu sudah pada botak kepalanya akibat terus menerus di grogoti oleh penyakit tersebut.
Tapi sebagai gantinya angel harus menjaga badan sensitifnya karena sedikit saja ia kecapean pasti langsung mimisan.
Setelah selesai, ia menaburkan bedak baby ke wajahnya dan tidak lupa menenggerkan kacamata bulat di pangkal hidung mancung miliknya.
Setelah dirasa semua sudah selesai dia pergi ke rak buku dan mengambil buku pelajaran hari ini kemudian memasang sepatu lalu pergi turun ke bawah untuk sarapan, itupun kalau bisa.
Ia turun dengan perlahan, namun kali ini angel sama sekali tidak menyapa mereka, mungkin dia sudah lelah melakukan hal yang sia-sia setiap pagi.
"Semalem kamu kemana? kenapa ngga turun pas makan malam? gara gara kamu bibi jadi nyuci piring sendiri!" tanya mamanya tajam, dingin, dan datar kepada angel yang sedang mencoba memasukkan nasi ke mulutnya.
Ia menjatuhkan sendok yang dia pegang ke piring, "maaf ma semalam angel ketiduran" jawab angel sopan.
"Alah... bohong itu mah, bilang aja males! udah bosen tiap hari disuruh nyuci piring" keisya memanas manasi.
"Sumpah ngga key, aku bener-bener ketiduran bukannya males".
"Sudah!, kali ini mama maafin kamu, tapi kalau sekali lagi kamu ngga ngelaksanain tugas, kamu bakal mama hukum!".
"I...iya ma" jawab angel dengan nada bergetar menahan tangis, dan seperti biasa ia langsung keluar dari rumah itu sebelum sempat menghabiskan makannya dan berlari menuju halte bis sambil menangis.
***
Angel turun dari bis dengan tatapan kosong, bahkan setelah sampai di kelas pun dia masih tetap melamun. Wajah di telungkupkan ke atas meja dan berpura pura tidur. bahkan dia lagi-lagi tidak menggubris ocehan clara yang berkicau. setelah pelajaran berlangsung pandangannya hanya fokus ke papan tulis walaupun fikirannya sedang berkelana entah kemana, bahkan alfin saja sudah kehabisan akal untuk membuat angel bicara karena sedari tadi dia telah berusaha mencoba melakukan berbagai hal tapi sama sekali tidak di gubris oleh angel tidak seperti biasanya, dan itu membuat alfin khawatir.
"Oke... Angel, dari yang bapak lihat dari tadi kamu memperhatikan papan tulis, jadi saya yakin kamu pasti sudah mengerti tentang yang saya tulis dan jelaskan tadi, jadi silahkan maju ke depan untuk menyelesaikan soal" ucap gurunya tiba-tiba dari depan.
Angel yang sedang melamun sama sekali tak mengubrisnya.
"Angel!!!" teriak gurunya sambil memukul meja karena merasa tidak di respon dan barulah angel sadar.
"Eh iya pak?".
"K.E.R.J.A.K.A.N S.O.A.L D.I D.E.P.A.N".
"Kok saya pak?".
"Karna kamu melamun!, jadi kerjakan atau keluar dari kelas ini!" gurunya memberi ancaman.
Mendengar itu angel langsung beranjak dari duduknya, dia melirik Alfin sekilas untuk mengisyaratkan agar dia memberi jalan.
Kemudian Angel dengan santainya berjalan ke depan, setelah sampai di depan meja guru, ia langsung mengambil spidol dan berjalan ke arah papan tulis, tapi alih-alih menuliskannya, dia malah menaruh kembali spidol tersebut, "kalau saya fikir-fikir lagi lebih baik saya keluar deh pak daripada pusing mikirin soal yang ntah apa gunanya di kehidupan nyata" angel berucap dengan santainya, kemudian pergi meninggalkan kelas untuk melanjutkan lamunannya sekaligus menghilangkan rasa pusing yang mengganggu kepalanya.