Di sinilah angel sekarang, di ruang uks sekolahnya.
Mungkin kalau anak lain lebih memilih rooftop atau kantin untuk menghabiskan waktu bolosnya, lain halnya dengan angel uks adalah tempat ternyaman untuknya karna bisa tiduran.
Ia membaringkan tubuhnya ke kasur yang tersedia disana sembari memejamkan mata mencoba menahan rasa sakit yang mengerayangi seluruh tubuhnya, untung saja obatnya masih tertinggal di tas jadi dia bisa langsung meminumnya tadi.
Ceklekk...
Terdengar suara pintu uks terbuka, namun angel sama sekali enggan untuk bergerak bahkan sekedar membuka matanya.
"ekhmm" dehem orang tersebut yang angel yakini adalah seorang cowok.
Terdengar orang tersebut menghela nafas, mungkin karna dihiraukan olehnya Angel pun tidak tau dan tidak perduli, hingga pada akhirnya, "sorry, tapi gue saranin kalo mau bolos jangan kesini".
Angel masih tidak bergeming dari posisi semula, "lo ngga liat muka gue sepucet apa?!" deliknya tajam dan datar dengan mata yang masiu terpejam.
" kalo lo sakit kok ngga ada yang nemenin?, lagian tadi sebelum gue ke kantor lo belum ada disini, jadi kapan lo dateng?" tanya orang itu beruntun.
" bukan urusan lo" jawab angel dingin.
Orang itu menghela nafas kasar kemudian melangkah mendekat ke arah Angel, tapi setelah melihat wajah Angel dia tidak jadi mengajaknya berdebat, "iya sih muka lo pucet, sini gue periksa" tawarnya ke angel.
Belum sempat tangannya menyentuh kening angel, angel sudah lebih dulu memelintir tangan orang itu dengan mata yang masih terpejam, "don't. touch.me!" suara angel semakin dingin.
"sakit woy...! gue cuman pengen meriksa lo keadaan lo doang!, soalnya hari ini gue yang piket jagain uks, gue anak pmr lagian gue juga udah belajar banyak tentang ilmu kedokteran ke abang gue yang ber profesi jadi dokter, seenggaknya gue bisa cek keadaan lo" orang itu mencoba memberi pembelaan.
"gue. Ngga. Butuh. Di. periksa. Sama. Lo! "angel membuka matanya kemudian melepaskan plintirannya dari tangan cowok tersebut.
" lo sakit-sakit tenaganya gede juga ya"ucap orang tersebut sambil geleng-geleng kepala sambil memengang tangannya yang sakit, tapi sedetik kemudian ia malah terpesona melihat muka angel yang sedang tidak memakai kacamata.
"brisik, ganggu ketenangan gue aja! "angel beranjak dari ranjang di saat cowok tersebut belum tersadar dari rasa kagumnya.
Disaat angel sudah sampai di depan pintu, barulah orang itu tersadar," eh tunggu".
Angel menurut, "apa?".
" ehmm, lo kan masih sakit, kok udah mau pergi mending lo tiduran aja disini, tapi diliat dari muka pucat lo sih gue saranin kerumah sakit aja, takut tambah parah soalnya".
"lo brisik, ganggu ketenangan gue, tapi saran lo bener juga" jawab angel datar.
"maksud lo? ".
" gue bakal ngikutin saran lo, gue ke rumah sakit, so... Berhubung lo anak pmr, gue mau lo bantu gue buat ke piket minta surat izin".
"eh... Emm... Yaudah ayo minta suratnya" jawab orang itu rada salting.
"oiya, gue lupa, tolong dong ambilin kaca mata gue"ucap angel sambil menunjuk keberadaan kacamata miliknya.
Orang itu menurut dan langsung mengambilnya, "ini".
"thanks"angel langsung keluar dari situ. dengan tenaga yang tersisa dia mencoba melangkah seperti layaknya orang sehat.
"bu, izin kerumah sakit"ucap angel datar kesalah satu guru, setelah sampai di meja piket, sepertinya mengeluarkan suara datar memang telah menjadi kebiasaannya.
"kamu sakit apa sampe harus ke rumah sakit? "selidik guru tersebut.
" parah, ngga liat muka saya udah sepucet ini" jawab angel dengan nada yang sama, cuman kali ini terdengar makin jutek.
"kamu kalo mau izin ngomongnya yang sopan! "bentak guru tersebut yang tidak tahan dengan sikap angel.
" mending ibu ngomong sama dia aja nih" angel menyeret cowok tadi ke hadapan guru tersebut.
"maaf bu, saya aldo anak pmr, saya mau minta surat izin buat dia bu soalnya dia sakit dan anak pmr juga udah ngga bisa nanganin soalnya udah parah, mukanya udah pucet banget" ucap cowok itu sopan ke guru tersebut.
"iya ibu tau kamu aldo, hemmm kalo kamu yang ngomong ibu percaya deh, cuman dengan satu syarat" guru tersebut menggantung ucapannya.
"syaratnya apa bu? "tanya orang yang bernama aldo tersebut penasaran.
" ibu akan kasih izin tapi dengan catatan kamu harus mengantar dia sampai ke rumah sakit dan nanti kamu harus kasih buktinya ke ibu, karna ibu kurang percaya sama dia" guru tersebut melihat angel dengan sinis.
Angel hanya menghela nafas mendengarnya.
Aldo melihat ke arah angel sejenak meminta saran yang dibalas dengan anggukan.
"yaudah bu, saya bakal nemenin dia".
"yaudah namanya siapa? "tanya guru tersebut.
" angelina katrina" jawab angel datar.
"yaudah nih" sepertinya gurunya dendam terhadap angel.
Setelah berpamitan angel dan aldo langsung berjalan ke arah parkiran, "ayo naik mobil gue aja" saran aldo.
"serah lo, tapi kalo bisa kita ke rumah sakit puspita aja".
"oh, yaudah".
Mereka berdua masuk ke dalam mobil, di tengah jalan untuk memecah keheningan yang ada aldo mulai membuka pembicaraan, "oiya kita belum kenalan, kenalin nama gue rivaldo prasetya tapi lo cukup manggil aldo aja" aldo mengulurkan tangannya.
"angel" jawab angel dengan muka yang melihat ke arah jendela dan sama sekali tidak membalas uluran tangan aldo.
"emm, lo kok make kacamata sih, kan mata lo ngga minus, buktinya tadi lo bisa jalan walaupun ngga pake kacamata" aldo bertanya lagi.
"bukan urusan lo, lagian gue cuman minus bukan buta jadi masih bisa jalan dan ngeliat tanpa pake kacamata" delik angel dengan ketus.
"oke... Kayaknya saat ini lo emang bener- bener ngga mau di ganggu" ujar aldo.
Angel hanya diam, karna rasa sakit yang dirasakannya terasa berlipat sehingga membuat tubuhnya sangan lemas bahkan setetes demi setetes darah mulai keluar dari hidungnya.
"oke... Kita udah sampe..."ucap aldo bersemangat.
"hmm" hanya itu yang keluar dari mulut angel.
"yaudah ayo, biar lo cepet ditanganin sama dokter" aldo membuka pintu mobil, tapi melihat angel yang tidak kunjung keluar, dia langsung membuka pintu mobil di sebelah angel, tapi aldo malah jadi panik setelah membukanya, " yaampun njel...! Lo kenapa?! "teriak aldo dengan segera dia langsung mengangkat tubuh angel dan langsung berlari ke arah ruma sakit.
" dokter...! Suster...!, tolong temen saya... Dia sekarat! "teriak aldo di rumah sakit.
" aldo kamu ngapain disini? "tanya seseorang yang berpakaian dokter.
" bang aldi? bang, tolongin temen aldo dong bang dia sekarat, mukanya udah pucet banget, trus darah juga ngga mau berhenti keluar lagi dari hidungnya" ujar Aldo panik.
Abangnya langsung melihat ke arah wajah Angel untuk melihat keadaan nya, "loh ini kan angel, yaudah ayo cepet bawa dia ke ruangan abang" orang yang di panggil aldi itu langsung ikut-ikut an panik setelah melihat orang yang di gendong aldo.
Mereka berdua langsung berlari keruangan aldi seperti orang yang sedang di kejar setan.