Chereads / AndroMega / Chapter 19 - Chapie 18 : Video Game?

Chapter 19 - Chapie 18 : Video Game?

Angin berhembus menerbangkan debu-debu sekitar aspal dan barang-barang rongsokan ringan lainnya. Sunyi, tiada yang berucap di antara mereka semua. Dua anak kembar di hadapan mereka anteng-anteng saja menyeringai. Terlihat seperti tak ada kesiapan apapun di antara keduanya, tapi mereka berlima tahu bahwa dua anak itu mulai merencanakan sesuatu.

"Lakukan!" gumam Rick penuh penekanan pada keempat rekan-rekannya.

Regan, Kobra, Horu, maupun Xeno memunculkan senjata mereka masing-masing dari gelang AndroMega. Mereka berlima melesat menyerang Positif dan Negatif.

"Whoa! Belum apa-apa sudah main keroyokan saja," tanggap Negatif.

"Kau tahan mereka, Negatif!"

Negatif hanya mengangguk paham saat Positif melesat menjauhinya menuju suatu tempat.

Dua buah perisai hologram putih muncul di samping kanan-kiri Negatif, berputar di udara sambil menahan serangan dari pedang Kobra dan Regan hingga kedua pria itu terpental. Dengan gerakan cepat pula Negatif menangkis segala serangan dari tombak Rick dan nunchaku Horu menggunakan dua buah pedang hologram yang keras.

Saat Rick dan Horu melompat menghindari tebasan hologram berbentuk sabit dilancarkan senjata Negatif, anak laki-laki itu mengarahkan perisainya untuk melindunginya dari tembakan Xeno di belakang.

Xeno sendiri terus berlari menghampiri Negatif sambil menembaknya menggunakan sepasang Blaster putih. Saat sudah sangat dekat, Xeno menendang perisai hologram yang melindungi Negatif hingga pecah. Negatif membelalak tidak percaya kalau perisai hologramnya yang keras mampu dengan mudah dihancurkan.

"Perisai hologramku…. Bagaimana mungkin…."

Tanpa memberi jeda untuk Negatif tercengang lebih lama, Xeno bergerak lincah berusaha memukul sekaligus menembak Negatif sambil memutar-mutar dua Blaster. Xeno sama sekali tidak takut jika sampai tertembak oleh senjatanya sendiri karena sudah terbiasa. Negatif pun berusaha menangkis pukulan disertai tembakan peluru-peluru Xeno menggunakan dua pedangnya hingga ia kewalahan dan melompat mundur menjauhi Xeno.

"Haha! Bagus sekali, Xeno!" puji Rick menghampiri Xeno disusul yang lainnya.

Negatif hanya memandang mereka datar seperti sebelumnya, walau perasaannya lumayan kesal karena Xeno berhasil membuat Negatif cukup kewalahan.

"Aku sudah selesai, Negatif!" ucap riang Positif ketika ia muncul menghampiri saudaranya.

"Kau terlalu lama," dengkus Negatif, "Salah satunya berhasil menghancurkan perisai putihku."

"Sungguh?!" Positif tercengang, pasalnya tidak ada satu pun manusia mampu menghancurkan perisai hologram yang telah mereka rancang menggunakan program mutakhir. "Wah…! Kurasa lawan-lawan kita tangguh juga," komentar Positif antusias ketika melihat mereka berlima. "Ini pasti akan menarik."

Rick dan teman-temannya semakin waspada sekembalinya Positif dari suatu tempat. Pasti dua anak kembar itu telah merencanakan sesuatu yang akan membuat mereka dalam bahaya.

"Apa yang mereka rencanakan sekarang?" gumam Regan geram.

Rick memberi aba-aba, "Semuanya, tetap waspada. Kita tidak tahu dua bocah kembar itu akan melakukan apa pada kita berlima. Jangan sampai kita berakhir di tangan mereka."

Keempatnya mengangguk paham dengan aba-aba sang ketua tim. Mereka memang perlu waspada dan bergerak cepat jika sesuatu yang buruk terjadi.

"Jadi…." Positif menunjuk dirinya dan ke arah tim Rick bergantian. "Kami atau kalian dulu?"

Dengan santainya Rick menjawab, "Terserah…."

Sejenak Positif dan Negatif saling berpandangan, seringai khas Positif terukir di wajah imutnya. "Oke…. Bersiaplah, Abang-Abang…!"

Positif memulai pertarungan dengan menembakan satu titik cahaya ke arah mereka berlima, menyebabkan ledakan terjadi disertai kepulan asap yang cukup tebal.

Negatif merengut sebal tanpa memandang Positif. "Baik…. Kau membuat mereka tak terlihat, Saudaraku."

Positif nyengir tanpa dosa, "Hehe…. Tenang…! Justru dimulai dari bagian seperti inilah yang menariknya."

Dari sisi samping kanan-kiri kepulan asap, Rick dan Kobra melesat secara bersamaan keluar dari sana, langsung menyerang mereka berdua. Positif dan Negatif segera menepis serangan senjata Kobra dan Rick menggunakan pedang hologram masing-masing. Tiba-tiba dari balik kepulan asap yang sama, ratusan peluru Blaster ditembakan cepat ke arah mereka.

"Menghindar!"

Sesuai aba-aba Negatif, keduanya melompat ke udara demi menghindari tembakan dari Xeno.

"Ahli tembak itu yang tadi sempat menghancurkan perisaiku," kata Negatif saat keduanya masih di udara.

"Hei…. Dia tangguh juga." Positif menyeringai.

Mereka dibuat terkejut saat menyadari kehadiran Regan dan Horu langsung menyerang mereka di udara. Mereka menangkis menggunakan perisai, kemudian terjatuh dan mendarat dengan baik di aspal yang sudah tak rata lagi.

"Mereka punya kerja sama tim yang baik," tanggap Negatif datar seperti biasa.

"Tenang…. Ini baru permulaan."

Sebelum Rick dan anggota timnya kembali menyerang, Positif mengotak-atik program dari layar hologram hitam di hadapannya, menyusun segala macam kode yang akan ia jalankan.

Rick terlebih dahulu menyerang menggunakan tombak Tyrant-X. Namun sebelum Rick berhasil memukul Positif, bocah Virtozous itu berhasil menekan perintah 'Enter' pada layar hologram hingga lenyap sendiri. Mendadak serangan tombak Rick ditahan oleh sesuatu yang keras di balik kepulan kabut debu yang tercipta akibat sesuatu mendarat di hadapannya.

Mata biru Rick membulat sempurna saat mengetahui yang menahan tombaknya sekarang adalah sebuah robot dengan bentuk sempurna menyerupai manusia. Dari balik helm mengkilat sang robot, Rick dapat melihat sepasang lensa menyala merah. Sang robot mendorong tombak beserta Rick sendiri hingga terpental.

Karena fokus penglihatan Regan dan Horu tertuju pada Rick, mereka hampir tidak menyadari kalau ada beberapa kabel hidup melesat ke arah mereka. Dengan sigap Regan menebas kabel-kabel itu, dan Horu menyengat kabel lain menggunakan aliran listrik tongkatnya saat tongkat tersebut sempat dililit. Mereka juga ikut dibuat terkejut dengan kehadiran dua robot serupa seperti yang menahan serangan Rick, tapi mereka memiliki banyak kabel-kabel hidup yang terlihat menyerupai tentakel mekanik.

"Robot…?" gumam Regan semakin geram.

"Ingat, Regan. Mereka Virtozous. Mereka mudah memprogram apapun di sekitar agar bisa dikendalikan sesuka hati," kata Horu memperingatkan. "Kobra! Xeno! Awas!"

Sontak Kobra dan Xeno menghindar saat serangan dari beberapa robot berdesain sama menyerang mereka menggunakan pukulan dan juga pedang. Kobra berusaha menebas beberapa robot, dan Xeno menembak mereka walau para robot itu berhasil menghindar dan menahan serangan dengan mudah.

"Oke! Kurasa persiapannya cukup," ucap Positif riang.

Positif maupun Negatif mulai duduk di sebuah piringan hologram yang mereka ciptakan sendiri. Beberapa layar hologram berwarna hitam dan putih muncul di sekitar mereka, sebagian menampakan beberapa program koding dan sebagiannya lagi memperlihatkan visual pixel menyerupai grafik video game era jadul.

"Jadi…." Positif berucap dengan semangatnya, "Karena ini permainan yang menarik, maka…."

Di tangan Positif dan Negatif muncul Joystick hologram terhubung langsung ke beberapa layar hologramnya menggunakan jaringan khusus.

"AYO BERMAIN!!!" teriak mereka berdua sambil mengangkat Joystick masing-masing.

"Apa?" Rick yang mendengarnya bingung dengan maksud kedua bocah itu. "Apa maksud mere— BANGSAT!"

Ucapan Rick terpotong saat satu robot menyerangnya menggunakan Hidden Blade. Beruntung Rick bisa menghindar dengan tepat, kalau tidak bisa hancur kepalanya.

Mereka berlima terus berusaha melawan rombongan robot yang jumlahnya cukup banyak. Saat Regan menoleh ke arah Positif dan Negatif, ia menyadari keduanya mengendalikan semua robot dengan cara yang menurutnya aneh.

"Teman-teman!" Regan menahan serangan Hidden Blade dari dua robot menggunakan pedangnya. "Mereka mengendalikan robot-robot ini." Lalu ia tebas walaupun kedua robot itu berhasil menangkisnya.

"Mereka malah terlihat bermain game, Pyo." Xeno menembak beberapa robot yang berusaha mendekatinya, si anak ayam Piyo iseng-iseng mematuk cepat helm salah satu robot yang hendak menyerang Xeno dari belakang.

Biarpun tak berefek apa-apa, yang penting berusaha melindungi sang majikan.

"Justru itu." Regan menepis beberapa serangan. "Mereka mengatur program perintahnya menyerupai game."

"Ih! Yang benar saja?" Horu memukul salah satu robot menggunakan tongkatnya hingga bertransformasi kembali menjadi nunchaku. "Asik 'lho itu!"

"Asik gundulmu!" Rick memukul berkali-kali helm robot. "Mereka berusaha membunuh kita, tahu?!"

Tangan Positif dan Negatif begitu aktif menekan kombinasi tombol Joystick hologram sambil mata heterokrom mereka fokus pada animasi pixel di layar.

"Rasanya seperti main game olahraga karena mengendalikan banyak robot," kata Positif, asik memencet-mencet tombolnya sambil sesekali menjulurkan lidah.

"Aku heran, kenapa kau menciptakan sistem program kendali dalam bentuk video game begini."

Sontak Positif melihat Negatif. "Ayolah…! Perlu sesuatu yang mengasikan agar kita tidak bosan menjalankan tugas. Mengendalikan program perintah seperti biasa itu terlalu membosankan. Begini lebih bagus."

"Apa kombonya?" tanya Negatif saat beberapa robot yang ia kendalikan berhasil kena pukul Rick dan Horu.

"Coba kau kombinasi tombol I-K-I-K-4T-4Y."

"I…. Apa?"

"Ish!" Hampir saja Positif hendak membanting Joystick-nya karena ketidakmengertian Negatif soal kombo. "I-K-I-K-4T-4Y!"

"I-K-I-L—."

"Bukan L! Tapi—."

Ucapan Positif terhenti saat menyadari salah satu robot yang dikendalikan Negatif berhasil ditebas Rick.

Positif pun memutar bola matanya jengah. "Ah, sudahlah…!"

Rick terkejut menyadari bagian robot yang ia tebas tadi mengeluarkan banyak darah, terlihat samar-samar ada tulang belakang yang terhubung langsung dengan helm dan masih dilapisi sekat-sekat otot.

"Robot-robot ini… mereka manusia…?" ucap Rick tak percaya.

"Apa? Ah!"

Regan sempat syok saat menyadari robot yang baru saja ia tebas juga memuncratkan banyak darah dan tulang belakang patah.

"Mereka gila!" desis Regan tak percaya.

"Mereka memanfaatkan mayat-mayat orang di kota ini untuk dimodifikasi menjadi robot," komentar Horu saat memperhatikan gumpalan daging dan darah di sekitarnya akibat dari para robot yang telah mereka hajar.

Tangan Rick terkepal begitu erat, giginya gemeretak emosi. Amarahnya meluap saat mengetahui tindakan keji yang dilakukan dua bocah Virtozous itu sudah keterlaluan. Sebegini bengisnya'kah Sains dan teknologi dimanfaatkan di tangan yang salah? Rick benar-benar tidak bisa membiarkan mereka!

"Ergh! Tidak bisa diampuni!"

"Rick!"

Regan hendak memperingatkan Rick, tapi tak sempat karena pria berjaket merah itu sudah melesat cepat lebih dulu menuju Positif dan Negatif. Tombak Tyrant-X mengeluarkan butiran hologram merah, menandakan daya serangnya telah ditingkatkan secara otomatis. Seiring melesat, Rick menebas dan memukul semua robot yang berusaha menghalangi jalannya, tak peduli jika robot-robot itu hancur mencipratkan banyak darah. Fokusnya hanya pada dua Virtozous itu.

Setelah dirasa berada di jarak yang pas, Rick memutar-mutar tombaknya hingga tercipta kobaran api di mata tombak, segera melemparkan tombak itu ke arah Positif dan Negatif dengan daya lontar diperkuat oleh dorongan pelontar Shotgun di ujung bawah tombak.

Tombak api itu melesat bagaikan meteor jatuh menembus atmosfer, menembus beberapa perisai lapis hologram yang diciptakan keduanya. Tapi tidak sampai mencapai Positif maupun Negatif, tombak Tyrant-X malah mengenai tubuh salah satu robot yang berinisiatif menahan serangan tersebut dengan mengorbankan tubuhnya. Negatif dan Positif hanya menatap datar nasib malang robot itu, sama sekali tak bersimpati atas pengorbanannya.

"Senjatanya punya daya hancur besar saat masuk tahap peningkatan lewat perintah saraf tangan. Bahkan beberapa lapis prisai hologram yang kita pasang bisa ia tembus," komentar datar Negatif. "Kau sudah menganalisa program yang ada pada senjata tersebut beserta kemampuannya?"

Positif mengacungkan jempol saat tangan satunya mengotak-atik layar hologram. "Sudah teranalisa secara otomatis. Tinggal kita serahkan saja pada sindikat."

Rick mendecih kesal ketika tombaknya gagal mengenai kedua bocah kembar itu. Ia menangkap tombak Tyrant-X yang otomatis kembali ke tangannya setelah dilesatkan. Keduanya benar-benar susah untuk ia kalahkan. Tidak bisa diremehkan.

"Jangan gegabah, Rick." Regan menghampiri Rick, berusaha memperingatkan sang ketua, "Mereka Virtozous, bukan tandingan kita. Lagipula, robot-robot di sekitar sini masih banyak mengepung kita." Mata peraknya melirik ke sekitar dimana para robot mengepung mereka, bersiap untuk melancarkan serangan berikutnya.

"Aku punya ide." Horu menghampiri Rick dan Regan, membisikan ide yang ia rencanakan, "Aku akan menggunakan Kemampuan Utama AndroMega milikku untuk menghancurkan para robot yang tersisa sekaligus meretas sistem pertahanan dua Virtozous itu."

"Kau yakin?" tanya Regan cemas. "Para robot ini sangat susah untuk kita hancurkan dengan serangan biasa, ditambah lagi kau ingin meretas pertahanan Virtozous? Walau Virtozous memiliki sistem yang hampir sama dengan komputer, tapi kemampuan mereka jauh lebih hebat dan mengerikan."

"Aku tahu. Tapi, tak salah jika mencoba, kan?"

Rick menggosok kasar wajahnya. Tidak ada rencana lain selain usul dari Horu. Tak salah memang tuk mencoba, tapi menggunakan Kemampuan Utama AndroMega benar-benar sangat menguras energi AndroMega dan energi tubuh sendiri.

"Terserah kau saja, Hor." Rick menepuk bahu Horu. "Kami percayakan padamu selagi kami mengalihkan perhatiannya."

Horu mengangguk paham sebagai balasan.

Rick sempat berbisik pada Regan. "Reg, usahakan tuk melindungi Horu saat ia sedang bersiap menggunakan Kemampuan Utama."

"Baik." Regan mengangguk paham.

Rick melesat, memulai pertarungan dengan para robot. Ia memberikan aba-aba pada Xeno dan Kobra untuk ikut menyerang dan berusaha mengalihkan fokus perhatian Positif dan Negatif. Selagi perhatian para robot dan kedua bocah kembar itu teralihkan, Horu segera bersiap mengaktifkan Kemampuan Utama Tongkat Elektra-Volt.

Pergerakan Horu yang mencurigakan sempat tertangkap oleh Positif dan Negatif. Tak semudah itu Horu dapat mengaktifkan Kemampuan Utamanya. Mereka akan berusaha untuk mencegah Horu.

"Aku mencium bau-bau Kemampuan Utama AndroMega…," cibir Positif.

"Takkan kubiarkan dia melakukannya!"

Negatif segera mengendalikan beberapa robot menggunakan Joystick untuk menyerang Horu yang tengah berusaha mengangktifkan Kemampuan Utama. Ketika robot-robot itu hampir sampai mendekati Horu, Regan berusaha menahan serangan dan menebas mereka. Namun sedikit bagian pedangnya mengalami retakan akibat tidak mampu menebas pertahanan armor para robot. Pedang Regan hanya mampu memberikan goresan dalam, tapi tak bisa lagi menebas menjadi beberapa bagian.

"Sialan…! Rick!" Regan kembali menyarungkan pedangnya. "Pedangku tidak tahan untuk menebas robot-robot ini." Dia memutuskan untuk memukuli para robot itu menggunakan pedang yang telah disarungkan. Setidaknya, pukulan-pukalan itu cukup kuat untuk mencegah serangan mereka pada Horu.

"Tahan, Bung!"

Rick sempat memukul satu robot yang hendak menyerangnya dari samping. Si pirang ini segera berlari mendekati Regan sambil memutar-mutar Tombak Tyrant-X hingga bertransformasi menjadi Flamethrower. Segera Rick semburkan api dari Flamethrower ke arah para robot di hadapan Regan dalam suhu tinggi sampai membuat sebagian armor mereka meleleh.

"Kau tak apa?" tanya Rick pada Regan setelah berhasil menyemburkan apinya.

Regan berusaha mengatur nafasnya karena kelelahan sambil menepuk bahu Rick. "Sepertinya…, Pedang Ekstensa tidak bisa kugunakan untuk sementara. Mungkin lima sampai enam kali tebas, pedang ini bakal hancur."

"Oke. Kau sudah melakukan yang terbaik, Reg." Rick pun memastikan Horu yang berada di belakang mereka dengan satu layar hologram aktif. "Bagaimana denganmu, Hor?"

"Siap!" Horu segera menghapus layar hologram itu dengan menggesernya sampai lenyap.

"Baiklah…!" Rick memberikan aba-aba pada teman-temannya. "Segera menjauh dari Horu!"

Sesuai perintah, Kobra, Xeno, dan juga Regan segera ikut Rick menjauh dari Horu yang kini telah siap mengaktifkan Kemampuan Utamanya.

Tidak ingin apa yang dilakukan Horu terjadi, Positif dan Negatif buru-buru mengendalikan semua robot yang ada untuk menyerang Horu.

"Kemampuan Utamanya tipe peretas," kata Negatif panik sambil membaca data-data program milik Horu yang baru saja terdeteksi di salah satu layar hologram.

"Jangan biarkan dia menggunakan Kemampuan Utama!" perintah Positif mulai emosi.

Tongkat Eletra-Volt milik Horu kini melayang di hadapannya, mulai memercikan percikan-percikan listrik di sekitar tongkat. Sambil menjaga keseimbangan tongkat tersebut menggunakan kedua tangan, Horu pun segera memberi perintah pada gelang AndroMega.

"Kemampuan Utama : Aktif."

"AndroMega Ultimate : Elektra-Volt!"

Tongkat tersebut membelah menjadi beberapa bagian. Di antaranya terbang menyebar ke atas, memancarkan jaring-jaring keunguan di sekitar area, langsung menembakan banyak listrik ke segala arah dalam tegangan yang besar hingga membuat silau dan berisik akibat dentuman ledakannya. Robot-robot yang sebagian tak mampu dikalahkan kini hancur tak berbentuk.

Layar-layar hologram yang digunakan Positif dan Negatif kehilangan kendali, memperlihatkan kode-kode program acak disertai notifikasi peringatan.

"Aku tidak bisa menahan kendali efeknya," kata Negatif. Tubuhnya yang didominasi oleh sistem-sistem komputer kini terasa kaku untuk digerakan akibat efek dari kemampuan senjata Horu. "Kemampuan senjata AndroMega-nya… telah meretas semua sistem kita…."

Positif terlihat menahan sakit pada tubuhnya yang mulai terasa. "Sialan Agent itu…."

"AAAAARRRGGGHHH!!!!!"

Tubuh kedua Virtozous kembar itupun juga terkena sengatan bertegangan besar yang dilancarkan senjata Horu. Sistem-sistem pada tubuh mereka kehilangan fungsi, terasa kaku dengan rasa sakit yang luar biasa. Memang, efek dari Kemampuan Utama senjata Horu berakibat sangat fatal pada obyek-obyek yang menggunakan mesin dan sistem berteknologi seperti mereka.

Setelah semua serangan Kemampuan Utama itu telah dilancarkan, tongkat-tongkat di atas Horu kini menyatu kembali dan jatuh ke tanah. Horu juga ambruk di tempat karena terlalu kelelahan menggunakan semua tenaganya sekaligus berusaha menahan beberapa sengatan listrik yang sempat mengenai dirinya sendiri.

Bagi Horu, Kemampuan Utama Elektra-Volt masih belum sepenuhnya sempurna, sehingga di saat-saat tertentu akan menyerangnya pula.

"Horu!"

Rick dan kawan-kawan mendekati Horu tengah tersungkur tak sadarkan diri di tanah. Belum sempat mereka melihat jelas keadaan Horu, pendengaran mereka menangkap suara kekehan agak jauh di hadapan mereka, tepatnya pada dua anak kembar yang berusaha bangun setelah ambruk kena serang tadi.

Tubuh serta pakaian Positif dan Negatif terlihat kacau, tapi mereka masih bisa bangkit dengan sisa kekuatan yang ada.

Mereka berempat melihat heran ke arah Positif dan Negatif, heran karena setelah Horu menggunakan Kemampuan Utamanya sampai pingsan, mereka masih bisa bangkit seperti ini.

"Ada apa dengan mereka…?" desis Rick tak percaya melihat dua kembar itu mampu berdiri tegak.

Positif terlihat dengan santai membersihkan sisa-sisa debu yang menempel di tubuhnya seakan-akan tidak terjadi apa-apa padanya, sedangkan Negatif malah membungkuk dengan tangan bertumpu pada lutut sambil menggeleng-gelengkan kepala agar rasa pusing hilang.

"Hehe…. Kemampuan itu cukup untuk membuat kami kewalahan," komentar Positif santai, "Tapi tak seberapa untuk mampu melumpuhkan kami."

"Dari seratus persen sistem pertahanan Virtozous di tubuh kami, hanya sekitar dua puluh persen Kemampuan Utama itu mampu menembusnya," kata Negatif tenang.

"A-apa?!"

Mereka semua terkejut. Perjuangan Horu dalam menggunakan seluruh Kemampuan Utama AndroMega demi mengalahkan Positif dan Negatif jadi sia-sia. Apalagi melihat keadaan na'as Horu sekarang.

"Kami akui, kemampuan itu cukup berbahaya bagi kami. Aku terkagum," puji Negatif walau nada bicaranya terdengar dingin.

Sesaat Positif bertepuk tangan. "Dan itu cukup membuat kami panik. Oleh karena itu, sebagai pertahanan akibat kepanikan kami, kami mengirim Malware hidup pada teman kalian."

"Malware?" Sejenak Regan memperhatikan tubuh terkapar Horu di dekat mereka. "Untuk apa kalian mengirim Malware? Malware tidak akan berefek apa-apa pada manusia, bukan?"

"Memang benar," jawab Positif tenang. Telunjuknya menunjuk ke arah Horu. "Tapi tidak bagi Cyborg."

"Cyborg?" ucap Rick bingung.

Dia tak percaya sahabat masa sekolahnya itu adalah seorang Cyborg seperti yang dituduhkan Positif. Tatapan mata Positif terlihat memberi perintah pada mereka untuk memastikan Horu. Oleh karena itu, Rick memberanikan diri berjongkok di samping tubuh Horu dan hendak menyentuh tangannya.

"Aish!"

Namun, spontan Rick menjauhkan tangannya sendiri sambil mengibas-ngibaskannya ketika merasakan sengatan listrik kecil di sekitar tangan Horu. Saat mata birunya memperhatikan kulit Horu, kulit itu agak terkoyak memperlihatkan rangkaian metal dan jaringan kabel-kabel ringan. Sambil berusaha menahan sengatan-sengatan kecil itu, Rick cepat-cepat melepas kulit tangan Horu.

"Ho-Horu?" Rick membuang asal kulit buatan tersebut, tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Dia benar-benar Cyborg?" tanya Regan heran, "Kenapa dia tidak cerita?"

Kobra hanya diam, tak tahu harus berkata apa.

Xeno sendiri syok dengan ditemani si anak ayam Piyo yang ikut-ikutan terlihat terkejut di atas kepalanya. Setahunya, Horu merupakan manusia seutuhnya. Mungkin ada sesuatu yang terjadi setelah ia dan Rick berpisah dengan Horu, sehingga membuat pria berwajah oriental itu menjadi Cyborg.

Rick menggeleng tak percaya sebagai balasan dari pertanyaan Regan. "A-aku tidak tahu…. Setahuku dan Xeno, dia merupakan manusia sungguhan."

"Oh, ayolah…! Kalian nge-drama banget."

Mereka menatap tajam ke arah Positif, masih saja terlihat santai sambil menyurai rambut hitamnya.

"Aku seperti melihat drama sinetron dadakan, nih…."

Negatif sendiri memandang jengkel saudara kembarnya sambil bersedekap. Sungguh, bukan hanya tim Rick yang sebal, Negatif pun juga sebal dengan sikap Positif yang kekanak-kanakan.

Merasa risih dengan tatapan Negatif, Positif memandangnya heran. "Apa?"

Negatif menggeleng dan mengibaskan tangannya. "Terserah. Lanjutkan saja penjelasanmu."

Positif sempat mencibir sesaat cara bicara Negatif. Dia pun kembali bicara pada Rick dan kawan-kawan, "Malware hidup dapat menyerang segala macam mesin, termasuk bagian-bagian Cyborg. Bagian-bagian tubuh Cyborg teman kalian itu akan mengalami hilang fungsi dan kurasakan fatal. Karena Malware buatan kami menggunakan sistem AndroMega, dapat mengubah benda nyata menjadi virtual, atau sebaliknya, maka Malware tersebut akan berubah menjadi virus hidup yang dapat merusak sistem kekebalan tubuhnya."

"Apa?!" Tanpa sadar kedua tangan Rick terkepal erat, ia menatap nyalang ke arah Positif. "Ka-kau… kalian… bagaimana bisa kalian melakukan hal-hal keji seperti ini…?"

"Keji? Ini belum seberapa keji, Bung," jawab Positif. "Jika kalian tidak segera menanganinya, cepat atau lambat bagian-bagian Cyborg-nya akan hancur dan tubuhnya pun kemungkinan besar akan mengalami kelumpuhan, bahkan menimbulkan kanker."

"Kalian!" Karena tak tahan lagi, Rick berdiri dan langsung menunjuk ke arah Positif. "Apa yang sebenarnya kalian inginkan?! Mengacaukan kota, membunuh siapa saja yang ada di sini, menjadikan mereka sebagai robot-robot kalian. Kalian benar-benar monster…!"

"Kau tak tahu apa-apa soal kami, Bung." Negatif membalas sinis, "Kami melakukan hal ini atas dasar tugas."

"Tugas…?! Tugas dari siapa?! Iblis mana yang telah memberikan tugas seperti ini pada kalian?!"

"Ck! Sudahlah…!" Positif mengibaskan tangannya risih. "Hentikan drama seperti ini. Aku sudah muak."

Positif mengulurkan tangan kanannya ke depan, menciptakan papan ketik hologram dari jari-jemarinya, mengetikan suatu kode di sana yang membuat tubuh Horu mendadak kejang-kejang beberapa saat. Sontak teman-temannya terkejut melihat keadaan Horu semakin parah, percikan listrik jadi semakin sering muncul di bagian-bagian tubuh metalnya.

"Apa yang ingin kau lakukan lagi?!" teriak Rick tidak tahan dengan perlakuan Positif.

Positif menyeringai, "Aku akan mempermudah kematian kawanmu. Biar virusnya lebih cepat hidup dan berkembang di dalam tubuhnya."

Belum sempat Positif menekan kombinasi program di papan ketik, warna hologramnya yang semula kelabu kini berubah menjadi merah, saat diketik kembali papan ketik itu sama sekali tidak bekerja. Positif sempat heran dengan apa yang terjadi pada sistemnya, tapi ia menyadari bahwa sistem miliknya diretas.

"Sudah cukup, Negatif, Positif!"

Mereka semua menoleh ke arah titik merah yang muncul di dekat Positif dan Negatif. Titik itu semakin melebar sampai membentuk sebuah lubang portal. Dari portal itu, keluar sosok seorang wanita berpakaian serba merah menghampiri Positif sambil memperbaiki posisi kacamata yang ia kenakan.

Rick dan timnya bingung dengan kedatangan wanita tersebut secara tiba-tiba. Dari guratan-guratan sirkuit elektronik merah yang terdapat pada wajah, leher, serta tangannya, mereka bisa menebak bahwa wanita itu juga seorang Virtozous.

"Kak Veronica!" panggil Negatif dan Positif bersamaan melihat ke arah wanita tersebut.

"Sudah cukup untuk tugas kalian berdua." Veronica memasukan kedua tangan ke dalam saku jas merahnya. "Tugas kalian sudah selesai. Master ingin kalian segera kembali ke markas."

"Apa?!"

Positif kecewa karena dia tidak bisa bersenang-senang meladeni tim Rick, tapi tidak bagi Negatif yang menghela nafas di belakang Positif karena ini semua berakhir. Negatif sungguh merasa lelah dengan semua ini, apalagi harus menghadapi perilaku saudara kembarnya yang ngeri minta ampun.

"Kok gitu, sih?!" ucap Positif tak terima sambil menghentakan kakinya seperti anak kecil ngambek. "Tugas ini belum selesai! Mereka belum kami habisi!" Positif menunjuk ke arah Rick dan kawan-kawan.

Mata merah Veronica sempat melirik ke arah tim dari NEBULA tersebut, lalu kembali memperhatikan Positif. "Cukup sampai di sini saja, Positif. Ini perintah Master. Lagipula, kalian perlu istirahat karena sudah beberapa hari berada di kota mati ini."

"Tapi—."

"Tidak mau makan kue pie apel buatanku dan Sharon?"

Tak diduga, kedua kembar Virtozous itu buru-buru masuk ke dalam portal. Melihat kelakuan kekanak-kanakan mereka hanya membuat Veronica terkekeh sejenak. Pandangannya kembali teralih pada tim Rick. Dia sudah disambut oleh tatapan setajam pedang dari iris mata biru sang ketua.

Veronica pun menghela nafasnya, "Haaah…. Sepertinya cukup sampai di sini." Ia berbalik, berjalan mendekat menuju portal. Namun sebelum ia masuk, Veronica menoleh ke arah Rick. "Kau memang kuat seperti yang diduga, Tuan Dattora."

Rick terbelalak ketika mendengarnya. Wanita Virtozous yang sama sekali tidak ia kenal tahu marga keluarganya.

"Kau…. Bagaimana kau tahu margaku?! Hei!"

Belum sempat Rick menghampiri, Veronica sudah lebih dulu masuk ke dalam portal hingga portal itupun lenyap di udara.

Rick berdiri dalam diam, kebingungan dengan sosok sang wanita. Dia sangat penasaran, dari mana wanita tersebut mengetahui marganya, dan para Virtozous itu. Ini semua membuatnya pusing, ditambah dengan keadaan Horu yang parah.

Mungkin untuk saat ini mereka harus fokus merangkum informasi yang telah mereka dapat agar bisa diserahkan pada Golden, dan juga membawa Horu secepatnya untuk berobat.

~*~*~*~