Angel terbangun dari tidur yang menurutnya sangat panjang karena dia sendiri tak tau ini hari apa bahkan jam berapa.
Angel mengingat kembali semua yang ada dalam mimpinnya yang ternyata bukan sekedar mimpi.
Angel tersenyun sinis. Selama ini dia lah yang menjadi saksi satu-satunya dari kasus mafia 17 tahun lalu yang dibuka kembali entah karena apa. Angel dan timnya hanya diberikan tugas untuk mencari saksi dari aksi brutal di rumah mafia itu.
Angel begitu pusing mencari jejak si saksi yanh entah dimana keberadaannya bahkan Angel ragu dia masih hidup atau sudah mati. Ternyata Angel sendiri saksi itu.
Angel ingat semua kejadian dari awal hingga aksi baku tembak yang menewaskan banyak orang. Angel mengalami depresi saat ditemukan ayah angkatnya waktu itu sehingga Angel masuk rumah sakit jiwa untuk penanganan psikologisnya.
Angel yang semakin hari semakin mengkhawatirkan kondisi psikisnya akhirnya dihipnotis untuk menghilangkan memori buruk itu.
Adhira Trischa Lukmawan
Nama asli Angel. Angel melihat ke sekelilingnya dan tak mendapati siapapun disana. Angel turun dari brangkarnya dan berjalan ke arah jendela membawa tiang selang infusnya.
Angel menyibak gorden dan seketika menutup matanya karena silau sinar matahari yang menyorot langsung ke dirinya. Angel membuka matanya perlahan-lahan.
Ternyata hari sudah sore dan matahari sore yang membuat langit sangat indah. Angel menatap kosong pemandangan di depannya.
"Bagaimana pun nyatanya dulu Adhira hanyalah anak kecil yang tak tau apapun dan hanya menurut saat disuruh sembunyi. Jangan dengarkan dan jangan lihat. Adhira tak lihat dan dengar apapun. Jangan keluar apapun yang terjadi."
Harusnya waktu itu Angel keluar untuk melindungi ibu dan adiknya yang dibunuh ayahnya. Ya ayah Angel mafia itu.
Satu tetes air mata meluncur bebas dari mata Angel. Dirinya melupakan segalannya dan hidup bahagia. Angel tak tau bagaimana nasib adiknya.
Angel ingat jika dulu dia pernah terjebak di sebuah ruangan dengan seorang anak laki-laki. Tapi siapa? rupannya bagaimana? Angel lupa.
Yang Angel tau hanyalah tato unik di lengan kanan anak laki-laki itu. Angel harusnya berterimakasih untuk anak laki-laki karena sudah menyelamatkannya dari orang-orang yang ingin membunuhnya dulu.
Angel harus menggali ingatannya lagi dan lagi. Angel menghembuskan nafasnya dengan kasar saat matanya tak sengaja melihat adegan dibawah.
Alvaro bersama seorang wanita dan tertawa bahagia. Angel cemburu? Angel tak punya perasaan apapun untuk Varo.
Angel segera mencari ponselnya dan menghubungi terong maksudnya Teo untuk menanyakan keadannya dan lainnya.
"TEO!."
Angel langsung membentak Teo saat panggilan Angel dijawab dan suara desahan yang pertama kali ia dengar.
Kebrengsekan Teo dimulai lagi. Angel mengepalkan tangannya. Sungguh Angel bertekat akan memukul Teo jika ia sudah keluar dari rumah sakit sialan ini.
"Selow boss."
Teo menjawabnya dengan cekikikan. Angel mendadak ingin menonjok kaca di depannya.
"Dimana kau?."
"Sedang di rumah sakit."
"Kenapa ada suara desahan perempuan jalang?."
"Ah itu ada suster cantik yang menggoda tadi."
"Bangke lo. Dimana yang lain?."
"Oh itu mereka baik-baik saja dan sudah keluar dari rumah sakit. Tinggal kita berdua saja yang masih terkurung disini."
Angel menatap pemandangan depannya setajam mungkin. Angel benci ini. Ia terpenjara disini.
"Berapa lama kita disini?."
"Emmm... hampir 2 minggu."
Angel menutup matanya karena kesal pada dirinya yang tertidur panjang seperti putri tidur.
"Lanjutkan kegiatan mu."
Angel memutus panggilan itu sepihak. Angel segera menghubungi Yulia.
"Hallooooo Angellllll."
Angel menjauhkan ponselnya dari telinganya karena suara nyaring Yulia yang begitu menulikan telinga.
"Gak usah teriak. Dimana lo?."
"Eh lo harusnya nanya kabar gue dulu. Gue habis keluar dati rumah sakit gara-gara kecelakaan tau."
Angel memijit pelipisnya yang mendadak pening.
"Kita kecelakaan bareng oneng."
"Oh iya ya. Sorry. Gue ada di salon"
Again. Angel merasa ingin menonjok kaca didepannya.
"Bagaimana di Rai?."
"Oh kebetulan si Rai lagi dapet tugas dari bos. Dia keluar rumah sakit langsung melapor ke atasan dan dapet tugas terpisah dari kita untuk sementara waktu. Kabarnya dia lagi buntutin anak pejabat yang terlibat kasus korupsi dan pengedar narkoba."
"Ryan? Ryan Sucipto?."
"Kok lo tau?."
"Asal nebak aja."
Angel sebenarnya sudah tau akan kasus ini dan akan diberikan kepada timnya setelah menyelesaikan kasus mafia itu. Tapi ternyata mereka kecelakaan dan kasus itu harusnya diambil tim wolf.
"Eh gue denger-denger suami lo habis bunuh anak pejabat lagi."
Angel langsung berbalik saat menyadari ada yang berdiri di pintu. Angel menatap tajam Varo yang tersenyum di pintu.
"Siapa korbannya?."
"Erna. Erna Widjaja."
Angel menatap tajam Varo seperti singa menatap mangsanya. Angel segera memutus sambungan teleponnya. Varo tersenyum dan mendekat ke arah Angel.
Varo memeluk Angel dengan dekapan hangatnya. Angel tak membalas pelukan Varo.
"Apa kau kembali membunuh lagi?."
Varo melepaskan pelukannya dan tertawa pelan.
"Dia yang mengundang ku ke kamar hotelnya. Aku datang tapi dia tak asik. Aku bosan makanya ku bunuh."
Angel tak bisa berkata-kata lagi.
"Jadi dia selanjutnya?."
Varo mengankat sebelah alisnya.
"Dia?."
"Dia yang kau peluk di bawah tadi."
Varo tersenyum yang menurut Angel sebagai tanda isyarat sesuatu.
"Dia ingin makan malam dengan ku."
Kini giliran Angel yang mengangkat alisnya.
"Kau menerimanya?."
"Tentu."
"Aku akan menghentikan mu."
Varo tersenyum dan mengelus puncak kepala Angel pelan.
"Lakukan. Lakukan semua upaya terbaik mu. Aku tunggu aksi mu. Dokter Angel."
Varo mengedipkan sebelah matanya dan segera pergi meninggalkan Angel yang terpaku ditempat.
Angel melihat tangannya yang masih membekas luka akibat kecelakaan itu. Mana mungkin Angel berkelahi dengan satu tangan. Tak mungkin.
Ting Ting
Angel membuka ponselnya karena mendengar notifikasi. Angel kaget saat membaca pesan itu. Angel meremas ponselnya.
Angel harus datang. Apapun yang terjadi Angel harus bisa datang disana.
🔰
From Unknow
Restauran hotel Indah Dua at 9.15 pm.
Gio akan ada disana bersama gengnya untuk melakukan transaksi narkoba.
Datanglah.
🔰
Kakak yang sangat sulit ia lacak keberadaannya selama 5 tahun ini akhirnya dapat ia temukan.
Senyum Angel memudar saat ingat jika ia juga harus mengenghentikan Varo. Angel harus memilih salah satu diantara mereka.
Kakaknya atau Varo?
Berbeda kepentingan dan resiko yang harus Angel taruhkan disini. Angel terpaksa memilih salah satu diantara mereka.
🏵