Chereads / You Think / Chapter 15 - Posesif

Chapter 15 - Posesif

Angel masih terpaku dengan suara detak jantungnya. Angel tak tau ini untuk apa dan apa gunanya jantungnya berdetak sebegitu kencangnya untuk Varo.

Angel melepaskan pelukan Varo tetapi yang ia dapat hanyalah kesia-siaan. Varo makin mengeratkan pelukannya.

"Aku takut."

Angel mengeryitkan dahinya karena tak mengerti dengan ucapan Varo.

"Apa yang kau takuti?."

"Aku takut kau terluka."

Angel sekarang mengerti. Tadi pasti Varo melihat bagaimana si Frans menggores lehernya.

"It's okay. Luka ini tak dalam."

Angel mengelus pundak Varo untuk menenangkannya.

"Tapi lehermu terluka."

Angel mencoba kembali melepaskan pelukan Varo dan berhasil. Angel memegang leher kanannya yang tergores dan tersenyum ke arah Varo.

"Ini tak apa-apa. Percayalah."

Varo masih tetap memperhatikan leher Angel yang ia tutup.

"Ayo ke rumah sakit."

Angel mencoba tersenyum untuk meredakkan kekesalannya yang mendadak muncul.

"Ini hanya goresan. Tak perlu ke rumah sakit segala. Aku bisa mengobatinya sendiri. Aku sudah terbiasa akan hal ini."

"Terbiasa?."

Glek.

Angel begitu bodoh. Dia memancing rasa penadaran Varo.

"Ya. Aku..  sudah terbiasa karena.. kau tau kan mereka. Para pasien ku kadang ada yang berusaha memberontak kadang menggunakan pisau, garpu maupun sendok. Kadang itu menggores tubuh ku. Jadi aku sudah terbiasa."

Varo mengangguk tanda mengerti. Angel lega karena otaknya begitu pintar untuk mengarang.

Angel menoleh saat ada yang menepuk pundaknya dan ternyata Silver.

"Kenapa Yul?."

Yulia tersenyum ke arah Varo dan menatap Angel.

"Bisa bicara sebentar?."

Angel menatap Varo dan dibalas anggukan.

"Pergilah. Jangan lama. Aku menunggu mu."

Angel mengangguk dan meninggalkan Varo. Mereka berjalan cukup agak jauh dari radar pendengaran Varo.

"Katakan."

Yulia menoleh kanan dan kiri memastikan tak ada orang di sekitarnya. Yulia menyerahkan sebuah kartu nama ke  Angel.

"Ini..?!."

Angel terkejut saat melihat kartu nama itu. Pemilik kartu nama itu adalah si jalang.

Stefani Auliana

Apa hubungan diantara mereka?

"Gue cuma mau ngasih ini karena Gio nyuruh gue ngasih ini ke lo."

"Thanks."

Yulia mengangguk lalu pergi. Angel menatap tajam ke arah kartu nama itu.

Ternyata si jalang itu memang ingin menghancurkan keluargannya.

"Dokter.. Angel?!."

Angel menoleh saat namanya disebut apalagi menggunakan kata dokter.

"Tuan Bima?."

Bima tersenyum saat Angel masih mengingatnya.

"Apa kabar dokter?."

"Baik."

Angel menerima uluran tangan Bima dan tersenyum.

"EHEM!."

Tanpa menolehpun Angel tau itu suara Varo.

"Tuan Bima, kenalkan ini.."

Angel berniat mengenalkan mereka tapi suara Varo mendahuluinya.

"Alvaro. Pacar Angel."

Angel memutar matanya jengah. Tipe posesif sekali Varo itu. Angel tersenyum ke arah Bima.

Bima menerima uluran tangan Varo dan tersenyum.

"Bima Aliansyah. Mantan pasien dokter Angel."

Varo tak tersenyum dan segera menarik tangannya kembali.

Tangan Varo langsung mendarat mulus di pinggang Angel. Angel kembali memutar matanya jengah saat Varo menunjukkan sikap posesifnya.

"Tuan Bima kenapa di sini?."

"Bima. Panggil saya Bima saja. Saya sedang ingin bertemu dengan rekan saya disini tapi entah kenapa keadaan disini seperti ini."

"Kalau begitu panggil saya Angel saja. Tadi sedang ada sedikit kerusuhan."

Bima mengangguk tapi matanya tak sengaja melihat goresan di leher Angel.

"Leher dokter.. I mean Angel, kenapa?."

Lagi-lagi Angel tersadar jika lehernya tergores. Angel menutup lehernya.

"Ah ini... tadi terkena insiden."

"Apa dokter tadi terkena kerusuhan itu?."

"Ya.. sedikit."

Angel tersenyum kikuk saat ingat kalau dia lah penyebab kserusuhan itu.

"Kenapa dokter tak obati dulu luka itu?."

Varo mulai muak dengan basa basi yang menurutnya hanyalah alibi untuk terus berbicara.

"Dia akan ku obati. Ayo Angel."

Angel merasakan rasa sakit saat Varo menekan pinggangnya.

"Ya. Bima, kami pergi duluan."

Bima belum sempat berbicara tapi Varo telah menyeret Angel pergi. Bima hanya bisa menggelengkan kepalannya tanda memaklumi sikap Varo.

Tipe posesif.

Angel mengerucutkan bibirnya tanda kesal karena sikap Varo yang menurut Angel kurang pantas.

"Varo!."

"Apa?."

"Don't do this again."

Varo hanya bergumam dan segera melesat pergi. Angel mengernyitkan dahinya karena merasa asing dengan mobil Varo.

"Mobil mu baru?."

"No."

"Tapi sepertinya aku belum pernah lihat kau memakainya."

Varo tersenyum dan tangan kirinya mengelus rambut Angel.

"Ini mobil kesayangan ku jadi jarang ku pakai."

Oke mendadak mood Angel down. Angel ingat jika Varo tadi bersama dengan wanita lain dan pasti dengan mobil ini.

"Don't worry. Kau wanita pertama yang ku perbolehkan masuk ke sini."

Angel tersipu karena Varo seakan mengerti perasaannya.

"Ehem. Jangan coba-coba kau menipu ku."

"Siapa yang menipu mu?."

"Kau."

"Tidak. Aku tak akan menipu mu."

"Kau melakukannya."

"Dalam hal apa?."

"..."

"You can't answer, right?!."

Angel mengerucutkan bibirnya. Angel memperbaiki posisi duduknya dan Menyenderkan kepalanya ke kursi mobil ini.

"Aku mendadak mengantuk."

"silahkan."

"Hmmm."

Varo melirik ke arah Angel yang sedang mencoba tertidur. Usaha yang cukup bagus untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Kau sungguh lucu sweetheart. But I like it."

🏵