Sorai gembira siswa-siswi kelas dua belas SMA membuat langit juga ikut tersenyum gembira. Langit kala itu berwana merah bercampur jingga, seperti rona wajah siswa-siswi yang dinyatakan lulus dan juga diterima di perguruan tinggi yang mereka idam-idamkan. Semuanya bersuka cita, tak terkecuali dengan Alin, ia sibuk menulis tandatangan di seragam teman-temanya. Peluk haru mewarnai hari-hari terakhirnya di SMA. Ucapan selamat dari teman-temannya juga membanjiri Alin. Alin telah diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di Semarang di prodi yang ia idam-idamkan yaitu business management.
"Selamat ya Lin"
"Eh Sam.. iya terima kasih.. kamu juga selamat" Alin mengulurkan tangannya kepada Sam.
Tentu saja Sam membalasnya, mereka tampak pergi meninggalkan kerumunan pelajar yang sedang asik merayakan kelulusannya, menuju suatu tempat yang dipenuhi dengan bunga kertas.
"By the way.. kita sama-sama diterima di prodi yang sama dan Universitas yang sama Lin.. kayaknya kita jodoh deh" Ucap Sam menggoda.
"Ih apaan sih Sam.. itu kebetulan aja kali" jawab Alin sambil memukul perut Sam.
"No..no..no kebetulan itu nggak ada..semua berjalan karena takdir..the power of destiny" Sam menyangkal ucapan Alin, dengan gaya bicaranya yang konyol dan khasnya.
Alin tersenyum lalu mendekatkan dirinya ke tubuh besar Sam. Dengan spidol warna merah ia menuliskan namanya di seragam Sam, dan tidak lupa tanda tangan unik dengan ganbar bangau kecil yang menambah keunikan dari tanda tangan Alin. Sam terpaku dengan sikap Alin yang begitu supel dan hangat. Selama ini ia tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh wanita manapun. Bahkan dengan wanita yang pernah dekat dengannya.
"Lin"
"Apa?"
"Kamu itu kok lucu ya"
"Maksud kamu? aku kayak badut gitu?"
"Enggak bukan itu..sifap kamu nggak seperti wanita kebanyakan"
"Ya emang begitu kan sifat orang itu tidak selalu sama"
"Nanti malam kamu sibuk nggak" tiba-tiba Sam mengalihkan topik pembicaraan.
"Emang ada apa?"
"Nonton yuk.. makan..ngopi..kita rayain kelulusan kita dan ngerayain karena kita diterima diprodi dan universitas yang sama"
"Hmmm jadi nonton..makan apa ngopi ni? rame amat?"
"Semunya aku yang traktir..okey.. plis said yes?"
"Sayang sekali aku sudah ada janji dengan ayahku"
"Yah..tapi kalau janji itu dengan ayahmu aku tidak berani memaksamu"
"Atau begini saja kamu nanti malam kerumahku..ayahku pasti masak banyak makanan kamu harus ikut berpesta" Ucap Alin.
"Setuju.. 💯 persen setuju" Jawab Sam dengan muka yang sumringah.
"Ini alamatku jangan lupa mengirim pesan terlebih dahulu..aku mau menemui temanku dulu..dahh Sam"
"Sampai jumpa nanti malam Alin" Sam melambai ke Alin, yang mulai pergi menjauh meninggalkannya, Sam tidak berhenti memerhatikan Alin. Rasanya ada getaran yang berbeda yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Semenjak pertemuan pertamanya dengan Alin, wajah manis Alin selalu terlintas di kelapa Sam.