Chereads / Tsuru / Chapter 4 - Pertama kali makan bersama

Chapter 4 - Pertama kali makan bersama

Sam masih bingung memilih-milih pakaian apa yang akan ia kenakan untuk makan malam di rumah Alin. Dari tadi ia hanya memandangi dirinya didepan cermin dengan baju yang gonta-ganti. Setelah sekian lama memilah pakaian sampai satu lemari berantakan tak karuan akhirnya ia berhasil menemukan pakaian yang pas dengan moodnya hari itu. kaos hitam dengan jaket jeans, karena waktu yang sudah semakin malam ia buru-buru bergegas pergi kerumah Alin.

Setelah mengirim pesan singkat kepada Alin, Sam menghidupkan mesin mobilnya dengan wajah yang sumringah ia mengendarai mobil dengan kecepatan yang cukup kencang. Ia tidak ingin terlambat, karena ini pertama kalinya Sam datang ke rumah seorang wanita untuk mengadakan pesta makan malam. Setelah sampai di rumah Alin, Sam merasa kagum karena rumahnya begitu unik di depan rumanya terdapat toko kue yang cukup besar bertulisan Alinkueku. Dengan memasang senyum di bibirnya ia meninggalkan mobil dan berjalan menuju kedalam rumah Alin.

"Sam... aku kira kamu nggak akan datang" Ucap Alin mengagetkan Sam.

"Sudah terjadwal di ingatanku hehe.." sahut Sam sambil cengengesan.

"Ayo masuk..aku kenalin ke ayah"

"Hah? aku tidak menyangka secepat ini" ucap Sam sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Maksudnya?"

"Ah tidak.. ayo kita masuk" ucap Sam mengalihkan topik.

"Ayah.. ini Sam"

"Samudra om.. biasa di panggil Sam ejaan English ya om hehe" Sam mengulurkan tangannya.

"Hahaha.. ada-ada saja anak zaman sekarang.. ya..ya senang berkenalan denganmu Sam" Wicaksana menjabat tangan Sam, dan merangkulnya. Sam merasa bahwa Wicaksana seperti keluarganya sendiri meski baru sekali bertemu namun sikapnya begitu hangat, mungkin sikap hangat dan sifat supelnya Alin menurun dari Ayahnya.

"Ayo-ayo duduk nanti om kenalin ke karyawan-karyawan om"

"Baik om"

Wicaksana dan Sam duduk di meja makan dengan beberapa karyawan Wicaksana, sementara Alin sedang membuat minuman ditemani dengan mbok Nem. Asisten rumah tangga yang sudah di anggap seperti nenek sendiri karena sudah merawat Alin sejak kecil. Pandangan Sam tidak lepas pada Alin, Sam merasa malam ini Alin terlihat sangat cantik dan manis dengan dress bewarna navy dan rambut yang terurai menambah kesan imut pada diri Alin.

"Hey Sam.. dimakan" gertak Wicaksana.

"Oh iya om..om ini kenapa bentuk kuenya burung semua ya" tanya Sam penasaran.

"Itu karena Alin sangat suka burung, di kamarnya saja banyak burung dari origami yang sudah ia buat"

"Kenapa Alin suka sekali burung Om?"

"Dulu sewaktu Alin masih duduk dikelas 1 SMA, ia diculik dan hampir diperkosa oleh kawanan penjahat untungnya ada sosok pria yang menghabisi kawanan penjahat itu tapi sayangnya pria itu langsung pergi. Alin belum sempat berterimakasih dan ketika pria itu pergi yang tertinggal hanya Burung origami bewarna biru, sebagai tanda terima kasih Alin menjadi sangat menyukai burung origami" jawab Wicaksana panjang lebar.

"Oh jadi begitu ya om"

"Nih minumnya" Alin datang dengan menyodorkan jus jeruk dihadapan Sam.

Setelah mendengar cerita dari Wicaksana, Sam seketika diam dan berpikir bahwasanya Alin sangat kagum pada sosok penolongnya itu sampai-sampai apa yang tidak sengaja tertinggal dari si penolong itu menjadi barang sangat disukai Alin.

"Oh iya Lik, ibu kamu mana?" tanya Sam.

"Ibu aku udah meninggal sejak aku unur 3 tahun Sam"

"Oh my god.. maaf Lin maaf.. oh iya om kue ini enak banget" Sam langsung mengalihkan pembicaraan. Sementara Alin dan Wicaksana tersenyum geli dengan gelagat Sam yang konyol. Alin tidak pernah tersinggung jika ada yang membicarakan ibunya, karena ibunya sudah lama meninggal dan ia yakin sekarang ibunya sudah bahagia di alam lain maka tidak baik di bawa sedih sampai berlarut-larut.

Malam ini terlewati dengan hangat, gelak tawa karyawan menghiasi rumah Alin. Sam juga ikut hanyut dalam suana yang hangat tersebut. Obrolan demi obrolan mereka lewati tanpa kehabisan topik sekalipun sungguh malam yang sangat indah bagi Sam.