'Alin udah bangun? Jangan lupa sarapan ya, selamat hari sabtu. Selamat berlibur'
Pesan WhatsApp dari Sam membuat pagi Alin begitu indah, memandangi layar ponsel sambil senyum-senyum sendiri sampai-sampai ia lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Sam yang ke-21 juga hari jadian mereka berdua. Alin belum mengucapkan apa-apa untuk Sam, karena kebiasannya begadang membuat Alin ketiduran sampai bangun kesiangan. Ia langsung bergegas bangun dan merapikan tempat tidurnya, bahkan ia juga belum menyiapkan hadiah untuk Sam. Walaupun Sam pasti memaklumi sifat Alin yang pelupa, tapi Alin sendiri merasa tidak enak pada Sam, sudah berjalan 2 tahun hubungan mereka. Alin merasa Sam lebih banyak mengalah untuknya. Ia bergegas mandi dan segera menuju ke toko kue miliknya. Alin berencana membuat kue buatan tangannya sendiri untuk Sam.
"Pagi mbak Alin, tumben pagi-pagi udah dateng" ucap Bandung.
"Iya Ndung, oh ya Papa mana ya?"
"Beliau lagi pergi menemui temannya mbak"
"Oke baiklah" ucap Alin sambil bergegas pergi menuju dapur.
Alin mulai menyiapkan alat-alat pembuat kue, mulai dari wishk, spatula, ayakan, loyang kue dan alat-alat lainnya. Setelah itu ia mengambil tepung maizena, telur, emulsufier, garam, mentega, gula bubuk dan bahan-bahan lainnya. Selanjutnya ia memecah telur memilih hanya bagian putihnya saja kemudian dicampurkan garam, gula dan setelah itu dikocok selama beberapa menit.
"Sepertinya kamu melupakan sesuatu Lin"
"Ha apa" Alin terkejut dengan suara yang datang secara tiba-tiba.
"Kamu melupakan ini Alin" Banyu mendekat kearah Alin dan memasukan cake emulsufier kedalam adonan yang dikocok oleh Alin tadi.
"A...a..ku lupa" balas Alin terbata-bata, jantungnya mulai tidak stabil ketika tubuh banyu begitu dekat dengan tubuhnya.
"Kamu dari dulu nggak berubah-berubah ya, masih pelupa aja" ucap Banyu sambil mengoleskan tipis tepung ke pipi Alin.
"Banyuu...kotor tau" pekik Alin.
Banyu hanya tertawa sambil membantu Alin menyiapkan tepung maizena.
"Mau bikin kue ulang tahun?" tanya Banyu.
"Iyaa" jawab Alin singkat.
"Buat pacar kamu itu ya" tanya Banyu lagi.
"Iya" kali ini Alin sangat jutek.
"Aku bantuin..aku jagonya bikin kue ulang tahun" ucap Banyu percaya diri.
"Sejak kapan kamu jago bikin kue?" tanya Alin penasaran.
"Sejak kenal kamu sama ayah kamu" balas Banyu sinyat.
Alin hanya tersenyum dan melanjutkan mengocok adonan yang tadi ia buat dibantu Banyu.
******************
Malam yang begitu dingin dan sepi, hanya ada suara jangkrik mengerik bersahutan. Sam duduk seorang diri di teras rumahnya sambil menikmati satu cangkir teh hangat. terlihat tiga puntung rokok berceceran di meja. Sam merasa kesepian pada saat-saat hari libur, kedua orang tuanya tidak pernah ada di rumah bahkan saat hari penting seperti hari ulang tahunnya saja tidak pernah bisa menyempatkan waktunya untuk Sam. Untuk menghilangkan rasa bosan dan kesepiannya ia melampiaskan diri dengan merokok, karena sebenarnya Sam hanya merokok pada saat-saattertentu saja. Bagi Sam rokok bisa menghilangakan penat, namun Sam sangat membenci perokok yang tidak kenal tempat sampai-sampai merugikan orang lain.
Krruussakkkkk.
Suara yang berasal dari semak-semak itu membuyarkan lamunan Sam, ia lupa menutup pagar rumahnya. Ia sudah menebak pasti ada maling atau binatang buas, gagang sapu ia raih lalu pelan-pelan menuju suara tersebut.
"Hayo siapaaaa kamu!!!" teriak Sam, sambil menodongkan sapu.
"Sam..samm samm.. ini akuu Alin" suara Alin tidak kalah keras.
"Astaga Alin, kenapa harus seperti maling begini sih!" ucap Sam maskh tidak percaya dengan kehadiran Alin.
"Maaf.. aku tu mau bikin kejutan buat kamu, tapi lilinnya malah mati jadi aku harus ngumpet buat ngehidupin lilin lagi" ucap Alin panjang lebar. Sam yang mendengar penjelasan Alin merasa sangan bahagia, rasa kesepian yang tadi melingkupinya berubah menjadi rasa gembira karena hadirnya Alin.
Semenjak kehadiran Alin di hidupnya, ia merasa ada dan berharga. Segala penat dan sepi sirna seketika melihat senyum manis yang mengembang di pipi bulat Alin.
"Sam selamat ulang tahun ya, panjang umur. aku say..." belum selesai Alin mengutarakan kalimatnya bibirnya suduh ditutup oleh bibir Sam. Dengan lembut Sam mencium bibir kecil milik Alin. Alin yang awalnya kaget membalas ciuman Sam dengan lembus, tangannya merangkul erat tubuh besar Sam. Malam semakin gelap, bintang-bintang bersinar begitu terang seakan ikut gembira melihat dua insan yang sedang memadu kasih.