Lima hari lagi Alin akan menjadi anak kuliahan, ia sangat antusias mengikuti bimbingan belajar masuk universitas negeri yang ia idam-idamkan. Rencananya ia ingin berkuliah di Semarang agar tidak jauh-jauh dari ayahnya. Ia merasa iba jika harus meninggalkan ayahnya seorang diri, tidak ada yang membuatkan kopi dan menyiapkan makanan rasanya menyedihkan sekali ditambah lagi hidup seorang diri.
Sekolah hari ini diselimuti hujan yang sangat lebat, Alin tidak mungkin bisa pulang karena ia sendiri lupa membawa mantel. Semarang tidak seperti biasanya, hari ini begitu dingin. Alin berjalan menuju dapur sekolah untuk membuat teh hangat. Saat berjalan menuju dapur ia mendengar suara pria bergumam seperti bercakap-cakap namun dijawab sendiri, tepatnya di dalam ruangan osis ruangan yang ia lewati. Karena rasa penasarannya ia mencoba masuk dan mencari tahu. Alin mengendap-endap seperti layaknya detektif yang sedang menjalankan tugas. Namun kakinya tidak sengaja terjerat kabel dan membuat tubuhnya terjatuh.
"Astagaaa makhluk apa kamu.. maksudku ss..siapa kamu?!!" Ucap pria itu kaget.
"Maaf..maaf aku mengagetkanmu.." Sahut Alin tersipu malu.
"Sini aku bantu, kamu tidak apa-apa kan?" Ucap pria itu sambil mengangkat tubuh Alin yang terjatuh.
"Terima kasih"
"Kamuu Alin kan?"
"Kok kamu tahu?"
"Itu ada namanya" matanya melirik ke arah dada Alin.
"Samudra?" Ucap Alin sambil gantian melirik nama yang tertulis di dada pria itu.
"Yap.. but you can call me Sam" balas pria itu sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Sam?ok"
"Sam ejaan English bukan Sam ejaan Indonesia oke?"
"Hahaha.. tapikan namamu Samudra kenapa harus ejaan English?" tanya Alin sambil tertawa.
"Itu karena aku yang menginginkannya, dan itu namaku jadi siapapun yang mau berteman denganku harus memanggilku Sam"
"Jadi kamu berpikir kalau aku mau berteman denganmu?" Ucap Alin sambil kembali tertawa.
"Of course.. karena aku memaksamu berteman denganku dan itu harus terjadi..mari berjabat tangan.. Aku Samudra panggil aku Sam" Jawab Sam sambil mengulurkan tangannya.
"Baiklah.. Alinea panggil aku Alin" Alin membalas uluran tangan Sam.
"Alinea namanya yang lucu.. oke Alin sekarang kita berteman" Senyum merekah di bibir Sam.
Hujan mulai mereda, Sam dan Alin mulai meninggalkan ruangan Osis dan bergegas menuju kerumah masing-masing. Alin sangat senang bisa bertemu dengan Sam, baru kali ini ia bisa tertawa lepas dihadapan seorang pria, biasanya Alin sangat malu berbincang dengan lawan jenis. Sam yang memiliki kepribadian supel memang dikenal oleh banyak siswa-siswi di sekolahnya. Tidak berbeda dengan Alin, Sam juga sangat senang bisa berkenalan dengan Alin. Perempuan yang imut dan juga manis ia berharap bisa bertemu lagi dengan Alin setelah pertemuan pertamanya di ruang Osis.