Suplemen: Mitos Jadi ePresiden by aban
Sedikit celoteh tentang Presiden eIndonesia, jabatan puncak karir politik dalam eRepublik, untuk mengingatkan bahwa pemilihan presiden akan dilaksanakan 8 hari lagi.
"Kapok jadi presiden lagi!", "Gak mau!" dan "OGAHHHH!" Itulah pernyataan 3 orang mantan presiden ketika dalam kesempatan yang berbeda saya goda dengan pertanyaan: "Mau ya dipilih lagi jadi presiden eIndonesia berikutnya?"
Ketiga orang mantan presiden itu adalah: Bima, n3m0 dan claussen. Entah apa yang membuat mereka bersikap seperti itu. Beberapa fakta mengenai Presiden, mungkin bisa mewakili keengganan mereka mencalonkan diri lagi:
Pertama, konon menjadi presiden eIndonesia musti siap-siap untuk "tidak tidur selama 72 jam" seperti yang dialami Claussen, atau ditelpon ketika sedang berada dalam perjalanan pulang kerja dari luar kota seperti n3m0, atau kasus yang sama seperti Pradana yang ditelpon dan di-sms jam 2 malam untuk bernegosiasi dengan South Africa.
Kedua, konon menjadi presiden eIndonesia, bisa terjangkit gangguan kesehatan psikis seperti kasus Bima yang dituding catalog menjadi Invisible Syndrome karena YM nya invisible terus. Selain psikis, konon katanya menjadi presiden eIndonesia jari tangan presiden terserang gatal-gatal karena tergoda memencet tombol "Declare War". Konon rasa gatal yang luar biasa itu juga yang menyebabkan eIndonesia "mengakuisisi" eAustralia. Entahlah...
Ketiga, konon menjadi presiden eIndonesia berarti juga siap menjadi objek hujatan masal (bahkan salah seorang tokoh erepublik eIndonesia bilang, "musti siap dihujat bahkan oleh temen partai sendiri!").
Hujatan halus lewat sindiran seperti yang dialami Vlavin karena tidak juga memulai war, hujatan karena dituding tidak becus mengelola negara sampai ancaman impeachment seperti yang dialami Bima (Proposal impeachment: Rejected!)
Keempat, konon setelah menjadi presiden eIndonesia, dia bakal cenderung non-aktif karena jabatan presiden dianggap puncak dari segala kiprah di erep. Well, tidak semua memang, namun setahu saya, ayoe_fr, RaFee, Pradana dan andie wicaksono sempat non-aktif lama. Bima dan blink-az (alm) memilih untuk non-aktif dari pemerintahan, tapi beringas di militer. Beda dengan Vlavin yang tetap aktif sebagai Ketua Partai dan anggota kabinet.
Kelima, konon menjadi presiden eIndonesia mengubah perilaku di bidang media. Lihat saja bagaimana DDB berubah wajah setelah n3m0 jadi presiden (dari berita-berita aktual erep berubah drastis menjadi kumpulan bunyi *beep* ). Lihat juga, Bima yang terpaksa menerbitkan artikel secara dia irit menulis artikel (beliau menerbitkan medianya semasa menjabat jadi mendagri zaman andie wicaksono).
Keenam, konon menjadi presiden eIndonesia berarti juga musti siap untuk kesepian. Dari sekian banyak mantan presiden eIndonesia, hanya andie wicaksono yang memiliki eIstri pada saat menjabat presiden. n3m0 memang punya aya, namun mereka tidak pernah menikah resmi di erep. Claussen sempat berikrar akan mencari eIbu Negara sebelum beliau mundur (sayang ikrar itu tidak kesampaian). Mungkin itu juga yang membuat Bima lantas menikah dengan sandygee setelah beliau tidak lagi menjabat jadi presiden.
Ketujuh, konon menjadi presiden berarti juga musti siap berhadapan dengan kongres yang seram. Well di v1.0 ini, bersiap-siaplah untuk di-impeach kongres jika ada kebijakan yang nyeleneh, di luar kendali atau gerakan-gerakan aneh sejenis.
Kedelapan, konon menjadi presiden eIndonesia berarti musti siap disapa dengan panggilan Pak Pres.... YA IYA LAHHHH!!!!
Yang jelas, konon mengkonon di atas mungkin tidak terlalu akurat (saya mohon maaf kalo ada salah kata dan salah data :P) karena terbatasi oleh sudut pandang subjektif dan historis yang saya miliki.
Saya lahir ketika eIndonesia dipimpin oleh Pradana dan hanya di 3 pemerintahan saya bergabung dengan kabinet (andie wicaksono, Bima dan Bolodewo sekarang ini). Alhasil tidak banyak cerita yang saya dapatkan dari mantan presiden sebelum Pradana.
Untuk para capres nanti, sudah siapkah menghadapi fakta konon mengkonon di atas? Atau menambah cerita konon mengkonon yang baru?
Silakan buktikan sendiri...
Hanya di eRepublik!