Chereads / Ketika Indonesia Menaklukkan Dunia / Chapter 24 - Kematian Pertamaku

Chapter 24 - Kematian Pertamaku

Tragedi oh tragedi. Akunku tewas di-ban Mimin!

Pada saat saya jadi Wander Howard, saya mencicipi madu beracun yang disebut dengan cloning atau nyapi . Saya terbujuk rayu himbauan agar cepat kaya, hingga saya membuat 13 id klonengan yang terus saya keloni. Saat aktivitas beternak saya ini diketahui, saya di-ban admin. Wander_howard tewas...

Di saat saya tengah semangat-semangatnya. Kesibukan setiap hari menjadi menteri, rektor, penulis, peternak, sekaligus sekretaris kongres sungguh luar biasa. Jadwal sehari rutin saya:

2 jam buat patroli berita pagi

3 jam buat bikin sari berita

3 jam mengajar buat kelas nubie sore

3 jam mengajar buat kelas nube malam

Belum lagi menyempatkan diri mampir ke chatroom.

Saya sibuk dan sebenarnya sangat terkuras fisiknya.

Saya sudah sering membuat propaganda buat mencela warga eRumania. Namun di hari naas itu, ada sebuah rencana bodoh terbit dalam otak saya yang sudah sunguk dan sepet. Rencananya seperti ini: "Hey, kenapa kita tidak kirim clone dengan nama aneh ke eRumania, (yg lagi perang ama eIndonesia), lalu jadikan dia propaganda negatif terhadap kaum mereka sendiri?"

Bingung? Contoh tebaliknya kaya gini. Misalnya, ada warga eUSA yang mengirim klonnya bernama Mr Lambe untuk menjadi warga negara eIndonesia. Di eIndonesia, si Lambe tereak-tereak pake bahasa inggris lewat artikelnya:

"eUSA bodoh! eIndonesia negara almighty tauk! Lu orang tidak pantas hidup!"

Kesan awalnya patriotis, tapi saking lebay-nya, sampe kita orang Indo sendiri jadi malu punya warga sepeti itu. Saya melaksanakan rencana kaya gitu ke rumania. Saya kirim Klonengan Wander Howard bernama munburi ke Rumania, saya biayain tiket ama gold buat set up newspaper, saya pasang avatar bendera Moldavia (saya kira Rumania ah... dasar geografi saya C--), lalu saya pasang tuh artikel anyar.

Kontan Sebahmah, salah seorang cendekia rumania, jadi marah. Awalnya sih dia komentar: "Sori guys, ini bukan warga kami dan pendapat umum kami. Maafkan kegeblekannya."

Di komentar berikutnya, dia ternyata sudah riset habis-habisan : "Ini klon Wander Howard! Liat aja donation list sama gaya nulisnya!"

Saya kayak kesambar petir saat melihat dia memberikan komen seperti itu. Lonceng kematian mulai bertalu-talu di benak-ku. Saat itu juga, sebahmah sebenarnya sudah kirim surat pengaduan ke admin...

Narasi Kematian

Dalam perjalanan pulang melintasi pematang sawah, sehabis melaksanakan program PM massal saya, mendadak saya melihat benda berkilau jatuh dari sebuah sapi. Well, saya terang saja kaget. Saya mendekat dan memungutnya. Ternyata koin gold man! Lalu saat saya menengadah melihat sapi ajaib itu, saya melihat tulisan di punggung sapi itu yang membuat sekujur tubuh saya linu bin dingin binti tercekam teror.

"WANDER HOWARD BAKAL MATI DI DEPAN SAPI INI."

Persis seperti Luca Blight (Musuh Suikoden II), persis seperti Pang Juan (musuh Sun Bin) tewas di depan pohon berguratkan tulisan itu. Demikian wander howard tewas saat Sapi itu meledak di depannya. Kerugian harta bendanya mencapai ratusan gold dan 700 IDR.

Curhat Kematian

Pernahkah anda tahu gimana rasanya mati itu?

I can feel it clearly. Kematian itu pahit, hitam, menyakitkan, karena attachment kita terhadap hidup ini. Terhadap siapa diri kita, apa yang kita sukai dan kita benci, terhadap kedudukan, harta, termasuk terhadap hal yang sebenarnya bikin kita penat dan sumpek. Tapi jika kita bisa melampaui badai kegelapan dan kepahitan, akan muncul hal itu: Pembebasan.

Sebuah ruang yang tak terbatas dan tak terhingga, tidak ada waktu, tidak ada emosi negatif, yang ada hanya kelegaan luar biasa. In a way, kematian itu malah melegakanku dari tugas Menkominfo yang kucipta sendiri. Aku agaknya sudah terlampau sesat dan error hingga sampai bisa sesibuk ini, lalu puncak dari kesumpekan itu ada di ide maksiat seperti munburi barusan.

Ya wajar saya udah menggali kuburan saya sendiri, dan memesan talenan bacok buat musuh-musuhku. Kematian juga membawa perenungan mendalam (bukan penyesalan ya, penyesalan itu tak ada gunanya). Kenapa sampai gila main erep begitu? Kenapa sampai se"sakit-jiwa" itu menjalankan tugas-tugas yang sangat menyita waktu? Hingga di RL pun semuanya kacau Ia?

Tidak lain karena saya tamak. Saya tamak puja-puji, tamak kedudukan, tamak ingin dapat media mogul, tamak ingin kaya makanya ngelon. Tamak ingin menyambar geledek Rumah Nia pake propaganda segala. Tidak lain karena saya pikir saya pintar padahal masih hijau.

Liat saja: mana ada orang ngirim klonengan pakai donasi dr akun induk, itu namanya bunuh diri. Kalaupun kaga kelacak, jelas ketahuan klonengan itu berasal dari eIndonesia, liat aja mata uangnya yang nyala di layar. In the end, perenungan itu menyadarkan saya bahwa maksud2 saya itu sudah tidak murni lagi. Rendah, hitam, dan seperti kata orang itu intention level : "sampah!"

Game pun tidak lagi terasa menyenangkan dan menggembirakan. Mengapa? Karena kita memainkannya dengan ambisi sesat, bukannya pengabdian.

Maka saya menghabiskan 3 hari pertama merubah pola pikir saya, lalu meminjam tubuh elros_elrond saya kembali memberitakan kabar kematian kepada warga eIndonesia.

Ini artikel saat itu:

Tugas kementerian syukurnya hanya terbengkalai beberapa hari.

Menyedihkan memang kematian itu.

Tapi saat saya kembali, saya sudah lebih santai, rileks, berbahagia.

To hell sama klonengan.

I come back to have fun, to serve eIndonesia!

Sampai hari kini saya belum menemukan kenikmatan melebihi hal ini, yaitu menjayakan eIndonesia.

Patah Tumbuh Hilang Berganti! Hidup eIndonesia!