Chereads / Ketika Indonesia Menaklukkan Dunia / Chapter 7 - Mystery of Chat: Mengapa Chat Demikian Menggoda?

Chapter 7 - Mystery of Chat: Mengapa Chat Demikian Menggoda?

Karena ini adalah game online, tempat kita duduk di depan layar dan keyboard kita masing-masing (dalam bentuk komputer, netbook, atau hape (kebetulan nama salah satu Field Marshall dan tanker elit di eIndonesia.)) jelas cara berkomunikasi yang efektif adalah melalui chat atau ketik-mengetik pesan. Berpuluh ribu pesan saling dipertukarkan dengan intensif mulai dari obrolan biasa, becandaan, curcol malam buta, hingga koordinasi prajurit perang, pembagian senjata, perdagangan, hingga rapat koordinasi kabinet dan DPR, maupun aliansi antar negara dan benua.

Pada zaman dahulu kala, saat eIndonesia masih muda belia, para warganya saling bertukar informasi dengan menggunakan forum eRepublik Indonesia. Sedangkan para aktivis partai masing-masing rapat dan ngobrol nongkrong lewat conference yahoo messenger atau msn.

Namun forum tidak bisa mengakomodasi pertukaran informasi yang demikian cepat dan urgen, sedangkan yahoo messenger dan msn ternyata sering ngelag, crash, dan hang ketika jumlah partisipan chat bersama mencapai lebih dari empat puluh orang.

Alih-alih, dilirik-lah IRC sebagai teknologi sederhana yang bisa dijangkau banyak orang, cepat, ringan,bisa mengakomodasi banyak orang (termasuk juga hubungan dengan pihak luar negeri), dan juga bisa mengakomodasi keperluan privasi atau kerahasiaan jika diperlukan. Maka chatroom-chatroom eRepublik bermunculan, terutama paling banyak di server Rizon dan Mibbit.

Fitur dalam permainan eRepublik sendiri tidak mendukung fungsi chat interaktif ini hingga awal tahun 2010, saat fitur chat diluncurkan. Sebelumnya, para pemain bertukar pikiran lewat shout, artikel media, forum, dan mengirim surat via PM (private message). Namun saat peluncuran erepublik chat terjadi, banyak pemain Indonesia masih jauh lebih menyukai chat di IRC, karena erepublik chat berat buat dibuka, jadi lama menunggunya ketimbang chatnya. Penyebab kedua para pemain masih lebih menyukai chat IRC adalah karena mereka sudah keburu cinta dengan rumah kedua mereka di server Rizon ini.

The Chatroom Phenomenon!

Ada fenomena aneh bahwa negara ini diatur oleh orang-orang di balik nick-nick aneh ini, serta rasa percaya yang anehnya luar biasa tinggi.

Kami hampir tidak pernah saling bertemu muka dengan para pemain eRepublik lain. Kalau pun pernah bertemu, itu pun mungkin sesekali dalam setahun dan hanya sedikit yang bertemu (para pemain aktif saja). Jadi bagi orang awam, agaknya aneh kalau mendengar kami menyebut IRC ini sebagai tempat perkumpulan Bangsa dan Komunitas ini sebagai Keluarga kami. Lucu menyebut sesuatu sebagai tempat bernaung, bersambung rasa, jika interaksinya hanya lewat deretan ketikan kata, dengan orang-orang yang id-nya aneh-aneh dan gak karuan; yang kalau kita paranoid-thinking pasti mengira mereka semua cewek mengaku cowok, cowok mengaku cewek, para penculik yang beroperasi di IRC (bukan facebooker), namun itulah fenomena yang terjadi.

Interaksi manusia dalam wujud apa pun nyatanya sungguh memungkinkan munculnya ikatan emosional. Orang bisa saling suka bahkan hanya lewat chat dan SMS. Banyak orang memiliki pasangan kencan yang didapat lewat chat. Bahkan statistik tertentu mengklaim bahwa dalam tahun 2025, satu dari sepuluh pernikahan RL bermula dari pertemuan di ranah maya.

Sama pula dengan yang terjadi dalam permainan aneh ini.

Mendengarkan orang-orang bicara mengenai kehidupan mereka di eRepublik, mengenang masa lalu, membicarakan rencana bisnis, rencana kabinet, debat kongres, debat ekonomi, pergerakan pasukan ABeRI dan pembagian logistik, melihat orang-orang menumpahkan keluh kesah di malam hari, saling bercanda dan nongkrong di siang dan sore hari, atau bicara dengan bule-bule luar negeri dari negara-negara antik dengan bahasa dan zona waktu mereka sendiri: Brazil (Portugis), Argentina (Spanyol), Hungaria (Magyar), Perancis (Francaise), Serbia (Serbia), Rusia (Aksara cyrillic atau Rusia), bahkan Cina (Huruf Kanji Simplified Han), Amerika, Rumania, Spanyol, dan banyak lagi (ada 60 negara di eRepublik, pilih aja mau chat pake bahasa apa). Semuanya menimbulkan efek magis yang makin menarik kita.

Tanpa terasa setelah beberapa lama kita nongkrong di chat, waktu sudah berlalu demikian cepat. Kita seperti disedot dalam ruang dan waktu yang sama. Dan sekali sudah masuk chat, seperti masuk ke pusaran air. Tidak bisa keluar jika tidak buru-buru keluar, namun tidak ingin keluar juga jika sudah masuk.

Ketika Id-mu Mulai Hidup… Role Playing di RL dan Maya

Salah satu dasar dalam percakapan dunia maya adalah menggunakan alias atau id yang bukan namamu sebenarnya. Namun fenomena aneh lainnya terjadi karena komunikasi dalam chat ini memungkinkan segalanya terjadi.

Orang lebih lepas (liar kalo bisa dikatakan) saat berlindung di balik nama palsu mereka. Alhasil bagian dari diri mereka yang belum pernah mereka temukan sebelumnya muncul di permukaan. Ini bukan kelainan jiwa atau schizophrenic, melainkan aspek manusia sejati sebagai makhluk dramatis (homo dramatique). Homo dramatique memiliki kemampuan adaptasi, imajinasi, dan akting menakutkan. Ia bisa berperan (role-playing) menjadi apa saja. Cowok mengaku cewek adalah fenomena yang paling umum. Saat dikenakan jabatan kabinet atau ketua kongres, tentu saja role-playnya bertambah lagi.

Di dunia nyata pun demikian. Kita gak bisa mengharapkan melihat SBY dalam wujud bercanda kiri kanan-nya saat menghadap ke kamera yang ditonton jutaan rakyat. Kita melihatnya memainkan role play sebagai Presiden NKRI. Sama pula saat kita jadi atasan, bawahan, ibu, ayah, adik, kakak, kita ini multi peran.

Nah sekarang bayangkan kamu berada dalam suatu komunitas dengan nama baru, di mana kamu sebenarnya mulai membentuk perananmu sendiri. Pada awalnya kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan, namun seiring dengan perkembangan dan obrolan, muncul kekhasan cara bermainmu, caramu berinteraksi, dan kemudian "sifat" id-mu.

Id-mu yang aneh itu mulai hidup di mata orang. Dan ajaibnya kamu pun menganggap Id di depanmu itu memiliki sifat, bahkan kebayang kira-kira tampangnya gimana (kadang-kadang tampangnya dalam bentuk avatarnya, atau gambaran kesanmu terhadapnya misalnya kayak kucing doraemon, kaya Jendral Sudirman, kayak hercules, kayak petapa, kayak maho, dll.) Kamu terus berinteraksi dengan role-play-mu, dan imajinasimu mengenai mereka.

Lalu kamu melakukan sesuatu dan menjadi bagian dari sejarah... Dengan sumbangsih dan keunikanmu sendiri. Saat itu tak terhindarkan lagi, id-mu sudah hidup di mata orang lain, dan tak akan mati lagi selama-lamanya.

Id-mu bukan kepribadianmu yang kedua. Id-mu pun bagian dari dirimu yang selama ini belum pernah engkau eksplorasi. Kini, setelah menemukan bahwa dirimu hidup dengan banyak kepribadian, kita sama-sama bisa mengakui dengan sehat bahwa di dunia ini semua orang memang punya bibit tidak waras sekaligus bibit pemain sandiwara. Namun sandiwara dan kegilaan yang dimainkan dengan sungguh-sungguh itulah jati diri kita, sekaligus kebahagiaan dan kenikmatan kita.

Kan kata sebuah lagu... Dunia ini memang panggung sandiwara. xD

Fenomena Maho dan eCinta

Tatkala orang-orang udah bisa ngomong sesukanya di chat tanpa malu, maka saat itu merebaklah fenomena lain lagi. Salah satunya fenomena Maho dan eCinta (alias Manusia Homo). Maho dalam kehidupan sehari-hari, kecuali di komunitas yang elit dan gaul, sangat dihindari dibicarakan oleh warga kita. Banyak warga juga parno oleh golongan Maho ini yang meliputi kaum homoseksual plus kaum waria.

Tapi di eIndonesia, Maho sangat terkenal. Ini bahan candaan dan perhatian yang paling populer. Begitu seringnya hingga terkadang yang pura-pura akting jadi Maho pun girang. Maho jadi sebegitu sering dibicarakan hingga kalau tersinggung pun kita langsung nyeletuk, "Maho lu!"

Tapi di saat yang sama, ada beberapa orang yang berdedikasi dalam peran mereka sebagai Maho. Sampai mereka menjalin eCinta, dan bertukar artikel lamaran nikah dan bener-bener nikah di eRepublik! Lengkap dengan kondangan, pembacaan ijab kabul, pake sah dan tidak sah segala, bagi-bagi suvenir dan angpao! Wedaannnnn!

Ada yang bilang penyebab Mahoisme ini adalah karena jarang ada cewek betulan di eRepublik. Kayaknya kaum Hawa masih jarang diajak berpolitik dan membangun negeri. Kalaupun ada cewek atau id yang bernama kecewek-cewekan, kita semua udah pasang curiga. Jangan-jangan itu cewek palsu...!

Namun mau asli atau palsu, yang bermain pada akhirnya adalah imajinasi. Jadi bodo amat. Wong maho ama maho aja jadi, kenapa gak dengan cewek palsu? Yang penting gerak-gerik dan logatnya kayak cewek hehehe.

Maka tumbuhlah eCinta di mana-mana. Tiap kali ada cewek masuk ke IRC kontan digodain dan dalam waktu singkat dilamar kiri kanan. Sungguh dunia yang aneh tapi rame.

Ketika Kamu Menjadi Keluarga...

Maka saat Id-mu hidup, diakui, dan memiliki peranan yang dibuat olehmu sendiri dalam komunitas yang bebas dan luas ini; muncul sebuah rasa kekeluargaan yang sukar dilukiskan dengan kata-kata. Perasaan ini bahkan ada di luar bakti kepada negara ini.

Banyak pemain lama bertahan karena hubungan emosional dan memori ini, dan meski mereka telah melalui banyak asam garam bersama admin game dan berbagai kebijakan mereka yang gak masuk akal, mereka selalu berkata: "Kami bermain bukan untuk game ini, melainkan untuk komunitasnya..."

Terkadang hasil dalam permainan adalah nomor dua. Nomor satunya adalah komunitas. Namun baktimu terhadap komunitas itu yang membuat negaramu jadi nomor satu selamanya di hatimu dan di hati kawan-lawanmu. Bagaimana hubungan dan kehangatan dalam keluarga ini juga terbawa dalam kehidupan RL-mu.

Nyaris 90% waktu permainan eRepublik bagi para pemain aktif dihabiskan dalam chat. Hanya 10% dipakai buat memelototi fitur eRepublik. Ini adalah permainan sosial dalam artian sebenarnya. Sebuah permainan komunitas dan keluarga kita.

Semua ini hanya di IRC.