Chereads / Ketika Indonesia Menaklukkan Dunia / Chapter 11 - A Career Starts: Koran Crow Guardians

Chapter 11 - A Career Starts: Koran Crow Guardians

Dari semua pencapaianku

Sekretaris DPR, Letnan, Peternak sapi unggul

Menteri, Satpam IRC, editor wikipedia eIndonesia soal Erep

Investor di Tanril Org, Provokator, Tukang Korek Got Jawa dan Sumatra

Pencapaianku yang kuanggap paling berharga adalah:

Koran Crow Guardians…

Karena merekalah panggilan hidupku…

Menulis menulis menulis…

Aku bukan pebisnis dan pengusaha. Sedari awal aku bermain eRep, energiku sebagian besar habis untuk aktif dalam bidang politik untuk memajukan eIndonesia. Namun jiwa RL-ku bergolak hebat, sebab panggilan hidupku memang jadi penulis.

Namun aku agak risih menulis artikel atau koran dalam game eRep ini. Karena aku ini masih newbie tolol, tidak tahu apa-apa. Jadi apa yang harus kutulis? Kalau aku asal kecap atau mengambil berita RL atau asal bikin puisi, aku bisa kena timpuk bata merah dan dicaci maki.

Karenanya pada awalnya, aku tidak menyadari bahwa menjadi penulis artikel di eRepublik bakal menjadi profesi hidupku. Aku lebih dikenal banyak orang di eRep sebagai ahli propaganda kelas tinggi. Bahasa kasarnya kalau di masyarakat: provokator. Selain bisa memengaruhi opini dalam negeri, aku kerap juga menulis untuk membangun persahabatan dengan sekutu di luar negeri (dalam bahasa inggris) atau menyerang balik negara musuh dengan propaganda pedas.

Idolaku seperti yang telah kubahas adalah kang n3m0. Jadi mana berani aku menulis. Aku hanya enjoy karya-karyanya saja. Meski di RL aku adalah seorang penulis, namun jelas aku ragu menulis di sini. Lagipula, aku punya banyak cerita yang harus ditulis, belum lagi pekerjaanku di RL. Aku tak akan punya waktu, demikian alasanku. Aku tidak akan mau mencurahkan jiwaku untuk suatu koran di dalam sebuah Game!

Tapi hati kecilku berbisik lain. Game ini bukan game biasa. Koran dalam game ini juga tidaklah remeh. Dari puluhan koran yang kulanggani, hasil seleksi, tidak ada koran yang bisa dipandang remeh, apalagi sekelas DDB milik kang n3m0 atau Voiceless Screaming milik kang masila, atau sekonyol-tapi-cerdas Koran Komik kang b0ng. Koran-koran mereka bukanlah sekedar berita dalam game! Itu adalah jurnalisme! Itu adalah intisari hasrat berbagi pengetahuan dan aktualisasi diri, pengungkapan sukma dan raga lewat ketikan di atas keyboard, lewat curahan batin dan pemikiran untuk menyusun kata demi kata, menautkan kalimat, gambar, dan link.

Sungguh, aku sudah jatuh cinta pada media sebelum aku bahkan tahu akan kedahsyatannya. Namun titik balik yang memupus keraguanku untuk menulis dan menjadi Media Person di eRepublik dimulai saat aku melihat sayembara Lomba Penulisan Media alias LPM di koran Social Science milik Menteri Komunikasi dan Informasi saat itu: Phortoz.

Aku tak peduli ceracas cerocos mengenai detil syarat dan ketentuan sayembara itu, sampai aku akhirnya melihat:

Hadiah 1: 25 G + 250 IDR + 3 q5 + 4 q4 + 3 q2 + 6q1 (weapon)…

Mataku langsung belok!

WUAAAHHHHHHHHHHH!!

Itu kekayaan yang melebihi kalau kerja rajin 6 bulan berturut-turut tanpa absen!

Maka kulihat 2 kepeng goldku...

Hasil upah menerjemahkan 2 artikel kang n3m0…

Mungkinkah ini memang sudah takdir?

Bahwa 2 gold itu pas sekali buat biaya membikin koran?

Tidak ada ruginya, pikirku.

Sekarang atau tidak selama-lamanya…

Maka kudirikanlah koran. Aku masih ingat tanganku saat itu gemetar kala memilih nama dan logo. Kuberi nama koran itu Crow Guardians. Lalu kuberi logo burung gagak, burung favoritku yang melambangkan siklus kehidupan dan kecerdikan. Aku masih tidak tahu apakah aku bisa menulis atau tidak, tapi setidaknya aku sudah mengambil satu langkah lebih maju...

Kembali ke kompetisi LPM tadi. Hatiku lantas kembali layu saat melihat bahwa peserta lomba itu sudah banyak dan marak.

Artikel-artikel LPM lain yang sudah diterbitkan hebat-hebat…

Tapi dalam hatiku aku bertekad untuk setidaknya menulis.

Setidaknya unjuk gigi sebagai nubie. Aku melihat topik-topik lomba itu…

Semua peserta diwajibkan menulis artikel mengenai salah satu topik ini:

A. POLITIK (walah! Kaga ngerti aku!)

B. MILITER (pangkat saja masih private belum pernah perang mana bisa nulis soal ABeRI?)

C. EKONOMI (duwit 100 idr aja belum pernah megang… amit2 mau jadi Boediono ato Kwik Kian Gie.)

D. SOSIAL (Nah...! Ini baru pas. Pasti ada unsur budaya dan perasaan universal yang bisa kutulis, tidak peduli betapa newbienya aku.)

Maka kuputuskan membuat artikel LPM bidang Soksial. Setengah terpacu matre, separuh dicambuk hasrat tak terbendung untuk mengaktualisasi diri di dunia eRep. Saat 'ku bersemedi di depan monitor komputer yang menyala sepanjang malam, aku membayangkan aku berada dalam gedung harian Crow Guardians. Gedung yang masih baru. Perabotannya masih ditutupi kain. Lalu aku, wander howard, jurnalisnya, menyeka debu di meja dan mesin ketik. Lalu, aku pun mengetik.

Aku memiliki ide dari pengalaman masa lampauku bermain game. Aku harus mengungkapkan aspek psikologi gamer, sesuatu yang menggigit, harus lucu, orisinil, dan abadi, bisa diacu setiap saat. Maka lahirlah tulisanku dalam waktu kurang dari 2 jam berpikir dan merevisi.

Namun, sejak saat artikel ditulis, aku tanpa sadar terus menerbitkan artikel demi artikel. Lagi dan lagi! Aku bagaikan kesetanan ingin menuangkan apa yang pernah kupelajari, tak sabar mendengar komentar para pembaca. Memang seorang penulis itu sungguh egomaniak jika bukan Megalomaniak. Mereka senantiasa kecanduan menunggui karya mereka dikunyah dan dikomentari pembacanya.

Apalagi aku tidak sabar menunggu vonis para juri…

Lalu saat hari pengumuman sayembara LPM muncul...

Juara Pertamaxxx adalah:

Wander Howard dengan artikel topik SOSIAL.

Aku terhenyak separuh tak percaya. Apalagi saat kutelusuri komentar para juri yang saya kopi di bawah ini:

Juri 1 (kang n3m0), Juri 2 (kang bolodewo), dan Juri 3 (kang bebek phortoz ) melihat wander howard bisa menganalisa dengan dalam dan memilah-milahnya dalam bebrapa tahapan, yang banyak orang tida bisa klasifikasi. Selain itu juga ia mampu membuat batasan antara satu hal dengan yang lainnya. Analisanya tajam, dimana ia bisa menyelami dan menilai perasaan para pemain dari berbagai level.

Menurut Juri 1, Harus ada sumber/data yang dirujuk seperti melalui wawancara. Ini yang berbeda dengan kibz. Namun Juri 2 dan 3 berpandangan bahwa wander lebih layak menjadi juara pertama dan kibz juara kedua. bukan karena keseharian wander suka menulis di RL, tapi kemampuan untuk beradaptasi dan memahami erep secara cepat yang harus diakui, apalagi Ia terhitung newbie .

MENANGG!! WAHAHAHA! MENANG!!! Rasanya luar biasa!

Anehnya, saat itu aku tak lagi benar-benar peduli dengan uang atau gold hadiah. Tentu saja uang dan gold itu membuatku kaya mendadak, tapi rasanya biasa saja.

Mungkin ini terkesan klise, namun saat uang hadiah itu ditransfer Pak Menteri Phortoz ke rekeningku … Seluruh isi karung uang itu tidak membuatku se-happy ketika dipuji oleh para pembesar dan raja media eIndonesia!

Kemampuanku diakui! Itu yang membuatku benar-benar girang dan menumbuhkan kepercayaan diriku! Aku makin kesetanan!

Apa yang terjadi dengan uang hadiah itu? Well… Duit hadiah itu kusumbangkan habis-habisan buat membeli Welness Box, gift, dan weapon buat para tentara elit pada saat perang perebutan tanah suci eRepublik: West Siberia! Sisanya aku investasikan ke Tanril Org milik Chiruu.

Aku menyadari yang paling berharga dalam hidupku adalah adaalah vote demi vote, subscriber demi subscriber, comment demi comment yang mampir ke redaksi Crow Guardians.

That's what keeps me alive! That's what propels me to Heaven; Writer's Heaven.

Writer's Fever: Impian dan Penyakit Semua Media Writer

Aku tak bisa berhenti menulis.

Aku pikir sejak aku mulai menulis artikel, kutuk dan takdirku telah ditentukan.

Dalam permainan eRepublik, artikel adalah fitur paling unik yang pernah ada. Tidak ada dalam game lain ajang di mana para pemainnya bisa menulis koran, lalu menerbitkan artikel yang bisa diberikan dukungan (vote) atau komentar oleh pembacanya.

Fitur artikel inilah yang mendominasi lebih dari 70% penyebaran informasi dalam tingkat fitur, juga menjembatani antara rakyat yang tidak pergi ke IRC (hanya bermain di fitur), dengan yang ada dalam IRC untuk memahami isu-isu yang kini tengah terjadi.

Aku akan mati selalu dalam dahaga tak berujung, mendamba puji dan cerca,

Menuai dukungan tanpa pernah puas.

Penyakit yang mendera penulis dalam eRepublik ini adalah penyakit votes. Setiap penulis serius dalam eRepublik berlomba-lomba menuliskan artikel spektakuler demi mendapatkan votes sebanyak mungkin. Lima artikel tertinggi votesnya dalam waktu 24 jam akan masuk dalam Top 5 Artikel Nasional. Kalau sudah bisa masuk Top 5 niscaya akan tambah populer lagi artikel itu dan diberi banyak komentar, sebab tulisannya tak tergoyahkan oleh masuknya artikel-artikel lain (kecuali kalau Anda tergeser dari Top 5 atau kadaluarsa setelah 48 jam).

Selain itu, impian seorang penulis juga adalah masuk ke Top 5 Internasional Artikel, artinya artikelnya memiliki ribuan votes dan masuk jajaran dunia! Wedaaaaaannnnn!

Lalu ukuran lainnya kesuksesan seorang penulis adalah jumlah orang yang berlangganan koran dan berapa votes yang bisa ia tuai dari artikelnya. Jika orang itu memiliki ratusan hingga ribuan langganan dan bisa menuai ratusan votes dalam hitungan jam, ia bisa memengaruhi opini masyarakat, menjadi provokator, pendek kata: ia terkenal. Namanya akan tertera dalam benak para pemain lainnya.

Seribu subcriber akan memberinya sebuah lencana Media Mogul (Raksasa Media). Lencana itulah yang digilai para penulis media, juga keglamoran, karisma, serta pamor yang ditebarkannya melalui artikel-artikel yang sukses.

Ukuran artikel yang sukses adalah: Mampu memancing emosi dan tanggapan dari orang lain, baik positif atau pun negatif. Namun artikel yang benar-benar brilyan adalah artikel yang penulisannya luar biasa bagus, isinya tepat sasaran, dan bisa membangkitkan motivasi dan menggerakkan banyak orang untuk meresponnya. Dalam hal ini, artikel yang bersifat positif dalam jangka panjang lebih kuat daripada artikel negatif yang orang keburu prasangkai dan jauhi.

Setiap detik dan menit bagiku menjadi keabadian,

Kala aku mengamati dan mengamati negeri ini, menunggu datangnya inspirasi,

Tapi setiap penyakit kecil dimulai dari gejala yang kecil. Gejala awalnya adalah jika Anda selesai bikin artikel dan menerbitkannya, Anda gatal untuk selalu memolesnya menjadi lebih baik. Lalu Anda menantikan apakah artikel Anda votes-nya sudah naik apa belum, siapa saja yang komen dan apa komennya.

Sebuah artikel juga bisa jadi seru dan unik dari komen-komen para pemain lain di bawahnya (selain Pertamaxxx dan page one tentu saja. LIHAT "Budaya Pertamaxxx"). Kadang artikel politik bisa berakhir menjadi ratusan komen karena debat di kolom komen antara TS (Thread Starter atau penulis artikel) dengan para komentatornya.

Nah bagaikan gila dan demam, para penulis bolak balik mengecek apakah ada tambahan vote atau komentator. Menyerupai sakit jiwa memang, dan pujian berupa voted, +1, keren gan, atau mantaps!, bisa bikin meriang saking senangnya.

Lalu setelah itu Anda tak akan bisa berhenti. Id Anda sudah jadi hidup/

Dan Anda telah dikutuk menjadi penulis.

Reward Menulis

Penulis yang baik mendapatkan reward tiada duanya dalam permainan ini.

1. Ia menjadikan namanya dikenal orang dengan cepat dan gratis (2 gold pendirian awal belaka).

2. Ia belajar berlatih mengungkapkan ekspresi dirinya dengan sebebas-bebasnya namun masih terkendali peraturan dan sopan santun bermedia.

3. Berlatih menggunakan bahasa Indonesia atau Inggris yang baik.

4. Melatih imajinasi dan daya kreativitas.

Namun juga ia dikutuk selalu dalam kecanduannya tanpa akhir akan madu dan racun kata-kata.

Kutuangkan menjadi kata dan artikel,

Lalu aku gemetar, kecanduan, menunggu... dan menanti...

Tanpa ujung, tanpa henti...

Salah satu penulis media paling legendaris di eIndonesia adalah n3m0. Dari sejak ia lahir, ia telah mulai menulis artikel berita mengenai luar negeri kepada rakyat eIndonesia. Pengabdian dan keseriusannya dalam mencari berita sudah menjadi legenda hidup. Ia sering membawa banyak hadiah, gold, IDR, demi mencari akses ke sumber berita (presiden dan kabinet negeri musuh, yang enggan menemuinya) dan mendapatkan wawancara dengan sasarannya.

Ia menulis dengan apik dan rapi, terkadang memerlukan waktu 5-6 jam sehari buat mengumpulkan berita dan menulis artikel. Korannya terbit setiap hari dengan nama DDB (Dunia Dalam Berita). Tiap artikelnya kadang berisi berita dari 4-5 negara sekaligus. Kegilaan DDB ini membuat n3m0 menjadi bintang dalam eRepublik baik nasional maupun internasional. Para admin bersahabat dengannya, rakyat eIndonesia mencintainya, dan lawan-lawannya pun membaca medianya.

Aktivitas intens ini ia lakukan sambil bekerja di RL selama hampir 1 tahun penuh. Jika ditanya mengapa ia melakukan ini, mungkin ia hanya bisa mengatakan bahwa ia telah dikutuk oleh asmara terhadap media dan bangsa. Sama seperti aku saat memulai membuka koranku dan menulis.