Chereads / Ketika Indonesia Menaklukkan Dunia / Chapter 10 - The Addiction Starts: Lima Tahapan Siklus Bermain Game Online

Chapter 10 - The Addiction Starts: Lima Tahapan Siklus Bermain Game Online

Artikel berikut ini hanyalah opini belaka dan hanya buat bahan renungan.

Karena siapa bilang harus ada tindakan?

Bukankah makin disuruh bertindak makin gak mau bertindak?

Itulah keras kepalanya kita, para gamer yang kecanduan.

Ada sebuah fenomena aneh yang terjadi saat orang mulai serius mencurahkan jiwanya dalam game. Setelah terjadi pada diriku berulang kali, maka aku mulai mencoba merumuskannya. Dalam tiap permainan video game maupun online, semua pemain yang serius bermain PASTI merasakan lima tahapan yang berbentuk siklus atau lingkaran ini:

1. Tahapan (Re-)Login dan Adaptasi (Ulang):

Pada tahapan ini seorang gamer baru bergabung dalam sebuah permainan. Ia nubi dalam artian calon Guru Ahli Roh . Sebagai pemain baru, ia harus meraba-raba, mengemis, menjilat, belajar mati-matian, bahkan (dalam beberapa game) harus ikut kuis dan jawab pertanyaan kaya di kuliah sama konco-konconya ala ospekti biar bisa cespleng hafal luar dalem isi game itu.

Di tahapan ini, sebagian besar nubie gugur karena apa yang awalnya terlihat indah ternyata tidak seindah harapan, dan mereka pergi ke lain game… Tapi, mereka yang bertahan adalah mereka yang menemukan arti baru bagi diri mereka sendiri dan makin suka berada dalam game ini.

Tahap adaptasi berakhir dengan perasaan dalam diri seorang Nube bahwa ia kira-kira tahu apa yang harus ia kerjakan dalam game ini, mendapatkan cita-cita dan sumber motivasi dan kekuatannya: yakni (lol) Tangan Setan dan Menjadi Guru Ahli Roh!

2. Tahapan Honeymoon

Nubi yang telah berevolusi menjadi Nubichu mendapatkan pencerahan maha dahsyat dan manis! Pencerahan mereka pada umumnya berupa realisasi-realisasi atau pencerahan berikut:

(A) GAME INI MENYENANGKAN! (kalo gak dia udah banting komputernya ke luar... kayak gini:

(B) Ia menyadari bahwa ia berada di strata sosial yang cukup rendah (baik secara ranking, kekayaan, stats, jabatan, tanggung jawab dalam semesta game itu: baik dalam kelompok/guild/gang/'maho' fans club, dll.)

Ia tanpa daya, miskin dengan kancut_robek atau bahkan harus mengemis, nodong, mungli, atau jadi penjilat keyboard.

(C) Langit atas penuh bintang, ia pun ingin jadi bintang:

Ia melihat ke langit-langit dan melihat para raksasa dan master-master di atasnya. Pengusaha sukses dengan puluhan perusahaan, anak perusahaan, ratusan karyawan, dan bermandikan uang. Jendral dan perwira dengan strength sekali pukul ratusan damage. Para politisi dan penduduk tampuk pemerintahan dan istana negara yang demikian gemerlap. Sungguh ia begitu terbuai dengan mereka. Ia ingin jadi seperti mereka!

Ia juga menyadari bahwa taraf para raksasa pun juga bisa dijangkau! Asal kita rajin! Demikianlah, bagi si gamer inilah sesungguhnya masa yang paling indah dan enak. Karena di sini mereka memiliki cita-cita, berkembang, dan saling menghibur dalam companionship sesama guild.

Bagi para gamer yang mulai saat sebuah game baru dilaunching tentu saja suasananya beda. Ia langsung disuruh jadi masuk ke Tahapan ke-3 hehehe. Tapi kenikmatan pertemanannya, apalagi dalam skala kelompok kecil sangat nikmat.

Di sini sense of identity gamer itu, loyalitasnya kepada game dan komunitas itu menjadi semakin kuat. Aku geng ini. Aku geng itu. Aku adalah ini. Aku adalah itu. Aku ingin begini aku ingin begitu (ingin ini itu banyak sekaliiiiiiiii)… dan memang, kalo kalian saksikan sendiri: Nobita yang tengah menikmati alat ajaib terbaru dari Doraemon pada awalnya jelas banget berada dalam tahapan ini.

(D) Cita-citaku... Uuuuuuu....

Sebagian orang ingin jadi kaya. Sebagian ingin kuat. Sebagian ingin menjadi orang terpandang, luhur, menyandang tanggungjawab dan kehormatan dalam bentuk jabatan-jabatan. Dalam tahapan inilah perjuangan menuju tahapan aktualisasi diri (kaya keluarin cahaya dan rambut tegak-tegak dalam manga tertentu. ) dimulai.

(E) Nama spesies: Sarapkus ambisius

Anda jadi gila. Tapi tidak sadar bahwa Anda gila. Anda ambisius sinting bagai Napoleon dan Hitler (contoh tragisnya adalah presiden Spanyol yang ahli kloning, yang menggandakan id-nya dan memasukkan voting buat dirinya sendiri sebanyak 200 lebih. Namun akhirnya ia berakhir di-ban admin.)

Waktu yang dihabiskan untuk game meningkat, mulai nginvite orang untuk mencuci otak orang lain, mempelajari mekanika game dengan lebih serius. Mendapatkan 1 G aja udah senang mau mampus pada awalnya, tetapi saat Production Capacity dari karakter-nya sudah naik, maka ciri khas kematangan tahapan ini adalah saat: 1 G sudah berasa kurang, tidak berarti, bahkan 200 gold pun dianggap kecil dan tidak berarti (mungkinkah itu terjadi?)

3. Tahapan Mastery alias Raksasa alias Klimaks sampe Overdosis

Sesuai hukum ekonomi ekonomi dan pemuasan, maka segala sesuatu memiliki titik puncaknya. Apakah puncaknya?

Saat entah mengapa Anda sudah ada di puncak. Anda jadi Presiden, FM , GM handal atawa konglomerat, dll. Kebahagiaan telah bergeser. Apa yang dulunya dapat lemparan 1 G aja udah cium-cium sungkem, sekarang Anda yang lempar koin 1G ke 'gelandangan-gelandangan ahli roh' itu tanpa perasaan apa pun. Kayak lembar garam ke laut.

Segala kegiatan menjadi rutin. Dull. Yang kaya kerjaannya cetak uang terus dan terus, tapi tidak terasa lagi nikmatnya. Segalanya malahan mulai terasa berat. Terutama bagi yang berada di sektor tanggung jawab. Ada Koran yang membahas di erep bahwa Presiden tidak efektif setelah menjabat 2 masa jabatan berturut-turut (burnout, mutung, kesambar petir, konslet dikutip sebagai alasannya). Nggak ada yang kaya Pak Harto staminanya.

Ibarat pacaran, setelah tahapan tai kucing rasa ambrosia lewat, maka tai kucing bener-bener serasa tai kucing, beracun lagi. Sama pula seperti mendiami sebuah rumah selama waktu yang cukup lama. Mata mendadak mulai melihat bocor-bocor, noda-noda, dinding terkupas, serta berbagai kekurangan di sana-sini.

Beberapa mulai menyampaikan komplain, meski mereka tahu benar bahwa: 99% game yang ada di luaran rata-rata mimin-nya dudut dan bego, dikombinasikan dengan perusahaan pembuat game-nya yang materialistis. Hal itu mengakibatkan kekecewaan dan kesengsaraan berkepanjangan.

Apalagi saat balance kehidupan pribadi dengan maya mulai goyah. RL mulai datang mengetuk-ngetuk. Alarm tanda bahaya berbunyi! Sapi-sapi Anda mendadak terkena anthraks semua! Anda akhirnya sadar bahwa Anda gila.

4. Tahapan Hidup-Segan-Di-Ban-Pun-Tak-Mau

Ada banyak alasan penyebab hal orang masuk ke Tahapan 4 ini. Tapi utamanya adalah satu hal: Getir. Hampa. Lelah atau kecewa dengan game ini. Baik berangsur-angsur maupun mendadak! Baik ada desakan dari RL, esuami, emaho, eistri, eanak, dll…

Anda burnout. Baik karena digilas tank, digilas amuk rakyat, dipentung kiri kanan di IRC, didemo rakyat, digugat eCerai or mendadak Anda merasa everything just simply… I don't know…

Tapi melihat char dan account Anda yang telah berumur, Anda merasa sayang. Ketika Anda mengeluhkan hal ini di depan konsorsium nubi: Guru-guru Ahli Roh yang baru-baru bilang Anda gilak! Masa Char Fielde Marshal mo dibuang?! Kasih saya dong duitnya! Beberapa Pemain Madya tercengang, beberapa Nube Expert ikut prihatin, ikut feel your pain bro/sis, ikut marhum sambil memberikan petuah bijak.

Anda menyadari sekali lagi bahwa saat Anda sudah dekat. Anda merenungkan karir Anda dalam game ini dan dalam flashback itu terlihat apa yang Anda telah raih atau habiskan. Jika Anda cukup arif buat mengambil hikmah darinya Anda mungkin akan terhibur atau merasa beruntung. Sebab ada juga yang memilih disconnect dari dua dunia (abis jadi Guru Ahli Roh jadi Roh betulan… seperti kasus di Korsel atau RRC ).

Di tahapan ini pemain mulai inaktif dan mempertanyakan apa korelasi game ini dengan hakikat kehidupan. Juga mulai lebih banyak menaruh perhatian ke masalah RL yang lebih mendesak.

5. Keluar dari Game (Sementara atau Selamanya).

Keluar dari game. Jika sementara, karena rindu atau masalah RL sudah teratasi, ia bisa kembali lagi. Maka ia kembali lagi masuk ke Tahap 1. Jika selama-lamanya, itu berarti dia akan beralih ke game yang lain. Lalu mulai dari Tahap 1 lagi. Dalam game yang berbeda. Jika ia tidak bermain game lagi, belum tentu ia sudah lolos dari kecanduan.

Mengapa? Hidup itu sendiri memang game...

Coba sekali lagi inga-inga, wahai sodara-soadara! Ingat pemeo: "Hidup ini kayak panggung sandiwara". Apa bukannya itu berarti "Hidup ini kayak permainan?"