Jean menatap heran Eliot yang membawa nya ketempat seperti ini. Ingin bertanya lebih pun Eliot akan membentaknya. Jean benar-benar dibuat bingung oleh situasi ini.
Tidak lama dari dalam lapangan keluar seseorang yang juga mengenakan topeng, tidak tahu siapa orang di balik topeng itu. Dan kembali datang orang satunya lagi, yang juga mengenakan topeng. S
Satu MC datang kelapangan untuk memberi salam kepada para pengunjung dan memperkenalkan siapa yang ada di tengah lapangan.
"Halo, berjumpa lagi dengan saya. Kini kita akan menyaksikan sang king dan sang legenda. Si black rose dan juga black devil. Pertarungan sengit antara dua orang yang tak pernah terkalahkan sekarang sedang dalam satu pertarungan. Jadi siapkan uang kalian sebanyak-banyaknya untuk pertarungan ini." Suara mc menggema. Riuh dari pengunjung pun tak kalah ramainya. Mereka sangat antusias ingin menyaksikan sang petarung tak terkalahkan.
Terdengar beberapa orang berbicara seperti, 'tentu saja black devil yang akan menang' 'tidak mungkin si legenda menang melawan King' 'mereka sama-sama sangat kuat, aku tidak bisa memilih mereka' 'aku mendengar desas desus jika si black devil adalah seorang pengusaha' seperti itu yang mereka ucapkan.
Jean hanya mendengarkan tanpa mau tahu mereka sedang mempertahankan apa. Jean sibuk memicingkan matanya melihat siapa yang berada di tengah-tengah lapangan itu. Jean menyimpulkan jika pertunjukan ini adalah pertunjukan seperti MMA, tinju dan lain sebagainya. Tanpa tahu apa sebenarnya yang akan terjadi.
"Tanpa waktu lama lagi, kita akan melihat pertarungan sengit, dua orang yang tidak pernah terkalahkan antara black rose vs black devil." Kata MC itu memberi tahu jika waktu pertarungan pun sudah di mulai.
Kini black devil dengan black rose sedang berhadapan. Tanpa menunggu lama, mereka pun saling menyerang tanpa tanpa ampun. Saling memukul dimanapun mereka inginkan. Jean melihat dengan ngeri pertunjukan itu. Riuh dari penonton yang menyaksikan pertandingan ini begitu terdengar nyaring, antusias mereka benar-benar tinggi melihat dia pria sedang bertarung tanpa ampun.
"Ini bukan seperti pertarungan MMA atau tinju. Jika pertarungan semacam itu akan ada wasit yang mengawasi. Mereka bertarung dengan bebas. Ini seperti perkelahian tanpa ada batas." Kata Jean setelah sadar apa yang terjadi.
"Wow... Pertandingan jangan sengit, tidak ada yang mau mengalah. Saling melukai satu sama lain. Tapi sepertinya black rose sudah mulai kewalahan menyeimbangkan seorang black devil yang terkenal liar seperti singa." MC itu berbicara mengenai jalannya tinju.
Jean mengalihkan pandangannya, karena begitu menakutkan pertandingan seperti ini. 'Apakah ini pertandingan ilegal? Kenapa mereka melukai, bahkan seperti ingin membunuh satu sama lain. Dan kenapa juga mereka sangat antusias melihat seperti ini.' batin Jean.
Ia ingin pergi dari tempat itu, tapi Eliot mengatakan jika dia ingin menepati janjinya. Lalu dimanakah maksud dari janji Eliot? Bahkan dia tidak terlihat entah sejak kapan. Jean ditinggalkan begitu saja.
"Lihat, black rose seperti sudah tidak bisa mengimbangi kembali. Dia kalah telak, apakah ini akhir untuknya?" Ucap mc itu tanpa ada rasa kasihan.
Jean kembali melirik kedua petarung itu, darah bercucuran diantara mereka. Tapi mereka tetap saja saling menyerang, seolah tidak ada berhenti kalau salah satu dari mereka tidak ada yang tumbang.
"Satu pukulan keras dari black devil menumbangkan black rose sampai tidak sadarkan diri. Dengan cepat black devil langsung menindih dan memukul bertubi-tubi meski lawan sudah tidak berdaya. Jean menyaksikan itu semua. Dia memekik takut dengan yang dia lihat. Bagaimana bisa pertandingan berakhir jika salah satu sudah tidak berdaya, bahkan jika waktu yang sudah di tentukan masih berjalan, si lawan boleh melakukan apapun meskipun nyawa sebagai taruhannya. Dan...
DING...
"Dapat kira lihat siapa yang memenangkan pertandingan ini? Ya, black devil, sang legenda tak terkalahkan memenangkan pertandingan dengan skor telak." Ucap MC itu mengangkat tangan kekar black devil tinggi-tinggi.
Mata Jean dapat melihat jelas iris mata di balik topeng itu. Mata yang sudah menghipnotis dengan pesonanya. Jantung Jean berdetak cepat. Bukan karena dia sedang tersipu atau jatuh cinta, bukan, tapi pria di depannya, pria yang sangat dia kenali dari iris matanya yang tajam. Dominic Archer, pria dibalik topeng itu. Suami dari Jean Florence.
Jean pun berdiri dan keluar dari tempat itu dengan langkah cepat. Tangan nya bergetar melihat sosok Dominic di arena tarung itu. Saat sampai di depan pintu, kaki Jean melemas, dia sudah tidak kuat menahan berat tubuhnya. Air matanya mengalir begitu saja tanpa dapat di cegah.
Tangan Jean bergetar hebat, tanda dia sangat takut dengan sosok Damian yang dia lihat tadi. Jadi selama ini saat Dominic pulang dengan wajah babak belur karena dia melakukan pertandingan ilegal itu. Dominic si legenda, Dominic si black devil. Apakah sosok Dominic yang sesungguhnya seperti itu? Atau ada lagi yang lebih besar dari sosok Dominic sesungguhnya? Jean menjadi begitu takut saat ini. Dia benar-benarasuk kedalam kandang singa. Suaminya, tidak, suami kontraknya adalah sang pembunuh berdarah dingin.
"Aku sudah menepati janjimu." Eliot tiba-tiba datang dari belakang, mengagetkan Jean.
"Kenapa kau tidak langsung mengatakannya padaku. Siapakah sosok Dominic yang sebenarnya?" Jean menangis dihadapan Eliot.
"Kenapa? Sekarang kamu takut?" Eliot menunjukan smirk nya.
"Jika kau sudah masuk kedalam kandang singa, sangat sulit untuk kau keluar kembali. Aku sudah mengepati janjiku padamu. Kalau aku beri saran padamu, lebih baik kau tidak memberitahunya jika kau sudah tahu semuanya. Tapi jika kau ingin terjadi sesuatu padamu, aku tidak bisa bertanggung jawab untuk itu." Kata Eliot sebelum benar-benar pergi.
Jean meneguk saliva, dengan susah payah dia berdiri dan berpegangan pada dinding untuk menahan tubuhnya yang masih terasa lemas.
Ia berjalan dengan sempoyongan. Kakinya terasa sangat lemah. Pikirannya melayang entah kemana. Jean tidak tahu apa yang akan dia lakukan jika bertemu dengan Dominic. Jujur, Jean merasa takut dengan Dominic saat ini. Sosok yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.
Dominic memang pernah berkata kasar padanya, tapi tidak benar-benar tahu jika Dominic seorang petarung ilegal. Sudah berapa banyak nyawa yang dia hilangkan di pertandingan itu? Jean menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pikiran-pikiran buruk terhadap Dominic. Yang terpenting adalah Dominic tidak melakukan hal kasar padanya, setidaknya untuk saat ini. Tidak tahu jika seterusnya.
***
Jean sudah sampai di mansion besar milik Dominic yang sudah beberapa lama dia tempati. Sedangkan Dominic jarang pulang, dan Jean sudah mengetahui alasan dia jarang pulang dan pulang dengan wajah babak belur. Sekarang apa yang harus Jean lakukan setelah mengetahui siapa sosok Dominic? Memberontak? Meminta Dominic untuk berubah? Sepertinya mustahil untuk di lakukan.
Jean memilih merendam dirinya dengan air hangat, berharap dengan berendam bisa sedikit meringankan semua beban yang terjadi untuk hari ini.
Aroma dari sabun menyeruak di indra penciuman Jean. Lilin aroma terapi sengaja ia letakan untuk menambah kesan nyaman untuknya. Kepalanya terasa sangat berat, seperti ada beban yang sedang menumpang pada tubuhnya.
Apakah Jean menyesal mengetahui kebenaran itu? Jawabannya iya. Jean lebih memilih tidak tahu siapa Dominic yang sebenarnya dari pada ia tahu tapi banyak pikiran yang masuk kedalam kepalanya.
****
Entah sudah berapa lama Jean berendam. Karena mata Jean terpejam dengan sendirinya akibat terlalu lelah. Pemotretan, lalu pergi untuk melihat sosok liar Dominic. Kulitnyaa mengeriput, tanda dia sudah terlalu lama berendam. Jean pun segera keluar hanya mengenakan handuk yang ia lilitkan ditubuhnya.
Saat hendak mengambil pakaian, Jean mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Jean sedikit takut, karena saat ini hanya dirinya yang ada dirumah, tidak ada penghuni lain. Jean takut jika ada maling yang menyatroni mansion Dominic.
Jean mengambil tongkat baseball yang diletakan di pinggir menari. Dengan langkah pelan, Jean menghampiri sumber suara itu dengan mengindik-ngindik.
Sebenarnya Jean merasa takut, tapi dia tidak mau ada satu barang pun milik Dominic yang hilang. Jean takut jika Dominic menyangka Jean yang mengambilnya.
Benar saja, ada seseorang yang masuk kedalam rumah seorang pria entah siapa. Karena lampu pada membuat Jean tidak dapat melihat dengan jelas siapa orang itu.
Dengan langkah di buat seringan mungkin, Jean menghampiri orang itu dan ingin memukulnya. Pelan tapi pasti Jean mendekati, dan sudah bersiap dengan pemukulnya. Setelah sampai, Jean sudah mengangkat tongkat baseball yang dipegangnya. Tapi orang itu segera membalikan diri saat Jean sudah melayangkan pukulannya. Orang itu dengan sigap menahan tongkang yang hampir mengenai wajahnya.
"Kamu mencoba membunuhku?" Ucap orang itu.
________________
Hua... Makasih banyak buat kalian yang udah ngasih gift, power stone, bintang dan review nya... Ga perlu disebutin satu² siapa aja yang udah ngasih itu. Aku tahu siapa aja <3<3
Makasih banyak ya, tanpa kalian aku bukan apa2 T_T
Aku update lagi ya. Karena respon kalian <3 Jangan bosen2 ngasih review, powers stone dan bintang.. Luvluv