Seperti yang diperintahkan oleh Dominic, Jeanย pergi kerumah sakit untuk berkonsultasi tentang alat kontrasepsi yang bagus untuknya. Jean juga sudah memikirkan jika akan beresiko kalau dia memiliki anak dari Dominic. Mengingat jika pernikahan mereka didasari bukan karena adanya rasa cinta dari keduanya, melainkan hanya sebatas menguntungkan.
Dominic memanfaatkan status pernikahannya dengan Jean untuk keuntungan mendapat kenaikan saham, sedangkan Jean? Apakah bisa disebut menguntungkan untuknya? Diselamatkan dari tempat terkutuk, lalu masuk kedalam dunia Dominic yang masih abu-abu dan di jadikan istri dari Dominic Archer, apakah termasuk menguntungkan? Bisa saja dia masuk kedalam kandang singa, bukan?
Kalau Jean mengandung anak Dominic, apakah Dominic akan menerimanya? Mengingat jika Dominic dengan keras selalu ingin menolak tidak menginginkan seorang anak. Meskipun tidak mengucapkannya langsung, tapi sikap dan wajahnya menunjukan jika dia tidak menginginkannya.
"Nyonya, Archer." Panggil salah satu perawat menyebut nama Archer yang sudah tersemat di nama belakangnya.
Jean pun berdiri dan langsung masuk kedalam ruangan dokter. Jean datang sendiri tanpa ditemani oleh siapapun. Memang apa Jean harapkan? Dominic menemaninya? Berkonsultasi bersama membicarakan alat kontrasepsi? Seorang Dominic Archer bukan seorang pengangguran yang mau datang ke rumah sakit hanya ingin membicarakan alat kontrasepsi apa yang bagus untuk mencegah agar Jean tidak hamil. Diibaratkan seperti seorang budak yang ingin mengajak makan malam tuannya, yang pasti akan di tolak mentah-mentah.
"Jadi orang spesialnya Dominic Archer mau konsultasi tentang apa?" Tanya Dokter itu terdengar friendly.
Jean mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Dokter itu. Jean berpikir jika Dominic dengan Dokter itu adalah teman atau semacamnya.
"Sepertinya dahi mu ingin mengatakan sesuatu." Dokter itu terkekeh melihat iwan yang bingung.
"Apa hubunganmu dengan pria kutub itu Dok?" Tanya Jean, dia benar-benar bingung.
"Haha!! Bisa dibilang sangat dekat. Sedekat rambut dengan ketombe." Gurau dokter itu. Jean hanya menanggapi dengan tatapan aneh.
"Kita belum berkenalan. Saya Leonard, kamu?" Dokter yang bernama Leonard memperkenalkan diri.
"Jean." Jawabnya singkat, karena Jean tidak mau berbasa-basi dengan orang asing meskipun Dokter itu mengatakan jika dia adalah teman Dominic.
Leonard tahu jika Jean sedikit merasa segan kepadanya, dia pun mulai pada topik yang sesungguhnya.
"Baik, Mrs, Archer, apa yang ingin anda konsultasikan." Leonard mulai sikap profesional.
"Saya ingin melakukan pencegahan hamil, Dok." Jean memberitahu maksud kedatangannya.
Wajah Leonard nampak terkejut mendengar ucapan Jean, tapi hanya beberapa detik dan menetralkan kembali.
Jean melihat jelas perubahan wajah Leonard saat dia mengucapkan itu, tapi Jean memilih diam dan bersikap seolah dia tidak tahu.
"Lalu?" Leonard mendengarkan.
"Saya tidak tahu apa-apa tentang itu. Bisa kau jelaskan padaku, Dok." Jean memang tidak mengetahui tentang apa itu mencegah hamil dan lain-lain.
"Baiklah, Mrs, Archer. Ada beberapa alat kontrasepsi yang bisa digunakan. Alat kontrasepsi itu ada dua jenis, hormonal dan nonhormonal." Leonard mulai menjelaskan satu-satu agar Jean lebih paham.
"Kalau yang hormonal itu ada Pil kelebihan adalah mudah digunakan, dan mudah didapatkan. Kekurangan adalah kalau berhenti kemungkinan hamil masih ada kalau lupa konsumsi. Nomer dua ada suntik dilakukan setiap tiga bulan atau enam bulan. Kelebihan tidak ribet tinggal di suntik. Kekurangan sama seperti pil kemungkinan hamil kalo telat suntik.
Nomer tiga pada Implan aptapu susuk yang bertahan bisa dua tahun atau bisa sampai lima tahun. Kelebihanya adalah dia presentasi tidak hamilnya sebesar 90%. Dan untuk non hormonal dia ada alat kontrasepsi yang ditaruh alatnya di masukan ke dalam rahim. Dan untuk kekurangannya adalah bisa terjadinya kehamilan ektopik atau disebut hamil diluar kandungan, pakai ini masih ada kemungkinan bisa hamil. Dan terakhir ada kondom. kelebihannya mudah didapat, cara pakai mudah. Kemungkinan tidak hamil 1%, kemungkinan hamil 99%. Kekurangannya, boros karena sekali pakai." Leonard memberitahu detail tentang alat kontrasepsi. Jean mengangguk-angguk mendengar penjelasan Leonard.
"Jadi bagaimana, Mrs, Archer?" Leonard bertanya apa yang akan Jean pakai untuk cari amannya.
*****
Jean sedang dalam perjalanan pulang setelah berkonsultasi tentang kontrasepsi, dan Jean memilih pil untuk pencegahan hamilnya. Kenapa dia memilih itu? Karena pil yang paling mudah. Jika dia menggunakan alat yang ditanam sekitar dua sampai lima tahun baru di buka Jean berpikir jika itu waktu yang sangat lama, karena dia tidak tahu kapan status pernikahannya dengan Dominic akan berakhir. Dan pilihan menggunakan pil adalah tepat, dia tinggal berhenti meminum itu dan semua selesai.
Pernikahan yang tidak tahu akan berakhir kapan, karena memang semua diawali dengan tiba-tiba dan kemungkinan akan berakhir tiba-tiba juga. Jean hanya mengantisipasi dari awal.
Ponselnya tiba-tiba berbunyi, nomer tidak dikenal menghubunginya. Jean sedikit ragu untuk mengangkat ponselnya, tapi dia penasaran siapa yang menelepon nya, takut-takut jika panggilan penting. Jean pun menggeser tombol hijau itu.
"Siapa?" Tanya Jean kepada sipenelpon.
"Hai menantu." Sapa si penelpon.
Jean mengernyitkan dahinya tidak tahu siapa yang berada dibalik panggilan itu. Jean hendak menutup panggilannya karena dia tidak tahu siapa si penelpon. Tapi suara itu kembali berbicara.
"Hai nak, aku Adam, ayah mertuamu." Ternyata yang menelpon adalah Adam, ayah Dominic.
"Oh, hai, Da..d" Jean sedikit canggung memanggil Adam dengan sebutan itu.
"Jika kau keberatan memanggilku seperti itu, kau bisa memanggilku Adam." Adam menyadari jika Jean canggung memanggilnya seperti itu.
"Tidak apa-apa. Ada apa Dad menelponku?" Tanya Jean penasaran.
"Hanya ingin mengajakmu lunch, apa kau tidak keberatan?" Adam meminta untuk makan siang bersama.
"Tapi Dominic-" Belum selesai bicara, Adam sudah memotongnya.
"Tidak perlu, hanya kamu." Ucapnya cepat.
"Ah.. Oke." Jean pun menyanggupi.
"Baiklah, sampai bertemu di rumah, menantu." Adam mematikan panggilannya.
"Pak, tolong pergi ke kediaman Archer." Kata Jean kepada driver nya. Tanpa menjawab, driver itu mengerti.
Sekarang Jean bingung, apa dia harus memberitahu Dominic tentang kunjungannya ke rumah Daddy nya atau tidak. Jean ingin menelpon Dominic, tapi sedetik kemudian tidak jadi, karena Jean menganggap jika ini hanya kunjungan biasa, lagipula datang ke rumah Adam, bukan yang lain, jadi kemungkinan Dominic tidak akan marah padanya.
****
Jean pun sampai di kediaman Adam, rumah megah pastinya, karena memang keluarga Archer tidak dapat diragukan lagi kekayaannya.
"Kau sudah sampai, silahkan masuk. Kita langsung makan, atau kau mau melihat-lihat dulu?" Adam menyambut kedatangan Jean dan mempersilahkan untuk masuk.
"Langsung saja, Dad." Ucapnya, karena Jean sedikit gugup jika bersama dengan keluarga Archer tanpa ditemani oleh Dominic.
Makanan sudah terhilang begitu banyak di meja makan, mulai dari buah, kue dan makanan utama. Untuk minuman, Adam menyiapkan wine dengan kualitas tinggi pastinya. Dia benar-benar ingin memanjakan menantunya meskipun dia tidak tahu jika Jean tidak menyukai jenis minuman seperti itu.
Jean pun menyantap makanannya dengan diam, karena memang dia tidak tahu harus memulai percakapan dari mana.
"Kau menyukainya? Yang membuat semua makanan ini adalah chef pribadi baru kami. Jadi kau bisa menilainya, jika tidak enak dia akan segera di berhentikan." Adam memulai percakapannya.
"Ini sangat lezat." Jawabnya. Jean bukan berbasa-basi tapi memang benar makanan itu sangat enak.
"Bagaimana dengan anak itu?" Tanya Adam mengenai anaknya, Dominic.
Dimata Jean saat ini Adam seperti seorang ayah yang sedang merindukan anaknya. Terlihat kuat dari luar, namun rapuh didalamnya.
"Dia baik." Jawab Jean.
"Begitu? Syukurlah, aku harap kau baik-baik dengannya. Seperti yang sudah Dad bilang kepadamu, anak itu menyebalkan, tapi kamu akan menemukan sosok baik didalam dirinya jika sudah mengenal baik." Adak mengatakan itu sambil tersenyum. Mungkin dia merindukan saat dimana Dominic masih menjadi anak penurut, tidak seperti sekarang, saling mengacungkan pedang.
'Lalu apa yang membuatnya menjadi seperti sekarang?' batin Jean bertanya-tanya.
"Dad pasti sangat menyayanginya." Tebak Jean. Adam membalas ucapan Jean hanya dengan senyuman. Entahlah, terkadang pria dengan pria tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
"Dulu dia anak yang penurut. Dan menjadi seperti sekarang setelah kepergian ibunya." Adam mulai bercerita tentang Dominic. Jean tentu saja sangat tertarik dengan apa yang ingin dikatakan oleh Adam.
"Ibu?" Jean ingin mengorek lebih dalam.
"Ya, ibunya-" Belum sempat Adam melanjutkan ucapannya, Dominic datang langsung menarik Jean ke arahnya.
"Berhenti membual, dan sudah aku katakan untuk tidak menyentuhnya." Terasa jelas suasana menjadi mencekam. Jean sangat ingin tahu kenapa Dominic sangat membenci Adam..
"Menantuku, apa aku sudah menyentuhmu?" Adam sengaja mengucapkan itu, padahal ia tahu jelas apa yang di maksud Dominic tentang 'menyentuh'
"Persetan dengan itu, sekali lagi kau mengusikku, aku tidak akan segan membuatmu.." Dominic menghentikan ucapannya.
"Membuatku? " Adam mengulang ucapan Dominic. Adam juga tahu, sebenarnya masih ada sisi baik Dominic untuknya, tapi Dominic terlalu membentengi diri dengan kebencian sehingga membuat hubungan keluarga menjadi seperti seorang musuh.
"Apapun itu, aku sudah memperingatkan mu. Aku tidak akan segan membuatmu jatuh, Adam." Dominic menekan kata terakhir untuk membuat Adam takut. Tapi nyatanya dia malah tertawa.
"Kau masih tidak mengerti aturan peran Son." Adam tertawa meremehkan.
"Kita pulang." Dominic menarik Jean keluar. Sebelum benar-benar keluar, Jean membungkuk hormat kepada Adam. Bagaimanapun adam adalah orang tua Dominic, meskipun dia tidak tahu situasi apa yang sedang mereka hadapi.
***
Dominic dan Jean sudah di dalam mobil untuk perjalanan pulang. Hening, tidak ada satupun yang membuka percakapan. Jean benar-benar penasaran dengan konflik yang sedang terjadi di keluarga Archer. Apakah sopan jika Jean bertanya pada Dominic?
"Wajahmu selalu berkerut jika ingin mengetahui sesuatu." Tebakan Dominic selalu benar.
"Apa aku boleh bertanya tentang hubungan kau dengan Daddy?" Tanya Jean hati-hati.
Dominic mencium bibir Jean, hanya beberapa detik dan menempel. Lalu setelah itu kembali diam tidak menjawab pertanyaan Jean.
"Bisakah kau sedikit terbuka padaku?" Kata Jean memberanikan diri.
______________________