Pria itu memutar balikan fakta. Ia mengatakan bahwa Jean lah yak memaksa meminta berhubungan intim dengan pria itu. Tentu saja Jean membantah. Bukan seperti itu kejadian yang sebenarnya.
Tapi apa yang Jean dapatkan? Tamparan dan tarikan kuat di rambutnya oleh ibu tirinya.
Jean bersumpah pada ibunya bahwa pria itu berbohong. Bahwa pria itu lah yang ingin memperkosa dirinya. Namun ibu tiri Jean lebih mempercai ucapan pria itu. Karena posisi mereka yang memperlihatkan Jean lah yang ingin memperkosa pria itu karena Jean berada di atas pria itu.
"Anak tidak tahu di untung. Sudah ku besarkan tapi ini balesanmu. " Murka ini tiri Jean yang bernama Merisa.
"Aku bersumpah bu, bukan seperti itu. Dia lah yang ingin memperkosa aku. " Jean sambil menangis memegang kaki ibunya memohon agar mempercayainya ucapannya.
Bukan simpati Merisa malah menendang dan menarik Jean agar bediri. Bukan itu saja, Merisa berjalan sambil menarik rambut Jean.
"Aku sudah muak dengan mu dan juga daddy mu. Kalau saja aku tidak butuh uangnya, sudah kupastikan kalian aku tendang dari sini." Merisa menarik Jean keluar rumah.
Merisa kembali menghampiri Jean dan mencekiknya.
"Dasar jalang kecil. Pergi dari sini dan jangan pernah kembali sebelum kau menjadi berguna untuk ku. Aku ingin sekali membunuhmu. Pantas saja ibumu-"
Pria selingkuhan ibu tiri Jean memisahkan mereka. "Sudahlah mer, lepaskan dia. Kau bisa membunuhnya. Dan itu akan menjadi masalah besar untuk kita. Lagipula dia belum bertindak jauh padaku. Lebih baik kita kembali kedalam, melanjutkan sesuatu yang menyenangkan, lagi." Pria itu berbisik sensual pada Merisa dan mengecup cuping nya.
Merisa berbalik menghadap pria itu dan mengecup bibirnya di hadapan Jean. "As u wish, honey." Ucapnya lembut pada pria itu dan berubah keras pada Jean.
"Mau apa lagi? Cepat pergi sebelum aku siram kau dengan air keras agar wajahmu rusak."
Jean pun berlari mencari tempat berlindung. Dan rumah Chanyeol lah tempat yang menurutnya paling aman dan bisa menumpahkan semua yang ia alami.
Beruntung matahari masih belum menampakan diri sehingga orang-orang masih terlelap dari tidurnya, tidak melihat Jean berlari sambil mengeluarkan air matanya deras.
Chanyeol yang sedang membuang sampah di depan rumahnya melihat bingung Jean berlari kearahnya. Chanyeol yang bingung hanya diam melihat Jean berlari.
Jean langsung memeluk Chanyeol. Menumpahkan semua air matanya di dada Chanyeol. Karena tinggi Jean sebatas dada Chanyeol.
"Chan." Jean menangis sejadi-jadinya.
"Ada apa denganmu Jean. " Tanya Chanyeol panik.
Jean tidak menjawab. Masih terlalu sulit untuk berbicara.
"Ulah ibumu lagi? " Tebak Chanyeol.
Jean masih tidak menjawab.
"Masuk dulu, tidak enak di lihat oleh tetangga. " Chanyeol membawa Jean masuk ke dalam rumahnya.
Di rumah Chanyeol bersama ibunya. Kakak perempuan nya, Park Yoora sedang honeymoon bersama suaminya, karena belum lama mereka menikah.
"Jean? " Ibu Chanyeol datang melihat Jean menangis.
"Ada apa? " Tanya ibu Chanyeol dengan lembut khawatir melihat Jean menangis.
Jean pun langsung menghambur memeluk ibu Chanyeol. Jean sudah menganggap ibu Chanyeol sebagai ibunya. Sikap lembut dan penuh kasih sayangnya membuat Jean sedikit merasa terisi oleh sosok ibu sesungguhnya di kehidupannya.
Jean pun menceritakan semua apa yang terjadi dengan dirinya. Semuanya, tidak ada yang tertinggal. Ibu Chanyeol memang sejak awal sudah mengetahui bagaimana perilaku ibu tiri Jean. Chanyeol mengepal tangannya geram. Ia hendak menemui pria yang ingin memperkosa Jean. Namun Jean menghentikannya. Jean tidak ingin menjadi lebih buruk jika Chanyeol menghampiri pria itu.
Ibu Chanyeol memeluk erat Jean, berharap sedikit menenangkannya. Ibu Chanyeol tak mengira jika Merisa benar-benar menjadi ibu yang jahat bagi Jean.
"Sekarang kamu istirahat dulu di kamar Yoora. Biar Chan
antar kamu." Ibu Chanyeol menyuruh Jean beristirahat di kamar anak tertuanya.
"Chan, antar Jean ke kamar Yoora. " Perintah ibu Chanyeol.
Chanyeol mengangguk. Ia memapah Jean karena kakinya terasa melemas.
Chanyeol mendudukan Jean di kasur queen size milik Yoora.
"Aku akan buatkan susu hangat untukmu. "
Chanyeol hendak pergi ke dapur membuatkan minuman hangat untuk Jean. Namun Jean menahan Chanyeol.
"A-aku takut Chan. " Terlihat jelas raut ketakutan dari wajah Jean.
Chanyeol pun duduk di samping Jean dan memeluknya erat untuk menenangkannya.
"Hsstt... Aku disini. Jangan takut. " Chanyeol menyepuk-nepuk punggung Jean.
"Aku benci diriku sendiri, Chan. Aku bahkan jijik pada diriku. Dia terus mengikutiku " Jean mencakar pergelangan tangannya bekas di sentuh pria itu. Lalu menggigit bibirnya hingga mengeluarkan darah.
Chanyeol segera menghentikan Jean.
" Look at me, Je. "
"Baunya menempel, Chan. " Jean menusukkan kulit pergelangan tangan kanannya dengan kukunya.
"Je." Chanyeol menghentakan bahu Jean agar tersadar.
Jean memandang wajah Chanyeol dengan tatapan kosong.
"Dimana dia menyentuhmu? " Tanya Chanyeol pada Jean.
Jean tidak menjawab. Chanyeol mengambil kedua tangan Jean.
"Apa dia menyentuhmu disini? " Tanya Chanyeol.
Jean mengangguk lemah.
"Aku akan menghilangkan bau tubuh si brengsek itu. "
Chanyeol mendekatkan bibirnya pada pergelangan tangan Jean. Lalu mengecupnya. Bukan hanya mengecup. Chanyeol memainkan lidahnya pada pergelangan tangan Jean.
Jean ingin menarik kembali tangannya, namun dengan segera Chanyeol menahannya.
Tanpa ada kata yang terucap, Chanyeol kembali menyesap, memainkan lidahnya pada pergelangan tangan Jean.
Jean pun terdiam, tidak ada penolakan darinya.
Chanyeol menyudahi mengecupi setiap jengkal pergelangan tangan Jean.
"Di mana lagi dia menyentuhmu? " Tanya Chanyeol.
Jean tidak menjawab, namun Chanyeol bisa melihat jelas Jean menggigit bibir nya.
"Apa dia melakukannya disini? " Tanya Chanyeol.
Jean tidak menjawab.
"Je, jawab. "
Jean pun mengangguk. Chanyeol mengepalkan tangannya erat2. Marah dan ingin membunuh saat ini Chanyeol rasakan.
Tanpa menunggu persetujuan dari Jean, Chanyeol melumat dan mengisap bibir Jean. Berharap agar Jean melupakan apa yang di perbuat oleh pria itu pada Jean, dan menggantinya dengan ciuman manis darinya.
Jean memejamkan matanya. Membiarkan Chanyeol melakukan apapun pada dirinya.
Ciuman itu berlangsung cukup lama. Hingga keduanya sudah kehabisan nafas. Chanyeol sebisa mungkin menahan sesuatu dari dalam dirinya. Chan ingin menjaga Jean, bukan untuk merusaknya.
"Tidurlah. Aku akan berada di sampingmu. " Kata chanyeol.
Jean menuruti perkataan Chanyeol. Ia berbaring dan menekankan matanya. Chanyeol pun ikut berbaring di sebelah Jean. Memberikan tangannya kanannya untuk bantalan Jean. Dan tangan kirinya ia gunakan untuk mengelus rambut Jean.
"Tetap seperti ini dan jangan berubah. " Kata Chanyeol berbicara pada Jean yang sudah terlelap. Lalu mengecup kening Jean sebelum ia juga ikut terlelap dengan memeluk tubuh Jean.
TBC
_________________________________
maaf kalau masih banyak typo dan kata tidak mengerti. mohon kritik dan saran dengan bahasa yang baik ๐