Pov Author
Hari ini Lala akan pergi ke kampusnya dan dia sudah bersiap siap, persiapannya menjalani waktu satu jam setengah, Lala memang cewek yang memperhatikan banget penampilannya tetapi tetap pada ala kadarnya, banyak orang yang kenal dengan Lala bahkan yang tidak kenal mengatakan kalau Lala memiliki wajah baby face, tentu saja dia memiliki wajah itu karena mendiang ibunya juga memiliki wajah yang baby face seperti Lala.
Ibu Lala sudah meninggal sejak dia kecil lebih tepatnya saat ibunya melahirkan dirinya, dia sempat menyalahkan dirinya saat tahu akan hal itu, selama ini papa Lala selalu menutupi hal itu dari Lala tetapi saat Lala berumur tujuh belas tahun dia mengatakan yang sebenarnya. Itu adalah saat-saat terburuk bagi Lala, meskipun begitu karena dukungan dan perhatian papanya yang tiada henti membuat dia faham bahwa itu semua adalah takdir.
"Bi Lala pergi dulu ya, nanti sore mungkin Lala baru dateng, bilang aja sama papa kalau Lala masih mau jalan-jalan sama teman Lala," pamit Lala pada seorang wanita paruh baya yang sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri.
"Baik non."
Kemudian Lala pergi ke luar rumahnya dan masuk ke dalam mobil yang memang sudah disediakan oleh papanya tapi dia tidak mengemudikan mobilnya sendiri karena dia tidak begitu pandai dalam hal mengemudi, pernah sekali dia mengemudikan mobilnya sendiri dengan modal nekat tapi yang terjadi setelah itu sungguh diluar perkiraan Lala, dia menabrak tiang listrik, syukur karena dia tidak memgemudikan mobilnya dengan cepat jadi dia tidak apa-apa hanya saja sejak saat itu papa Lala melarang dirinya untuk mengemudikan mobil lagi dan berakhir dengan seorang supir yang selalu mengantarkannya kemanapun dia mau.
Perjalan sekitar tiga puluh menit ditempuh Lala dan sampailah dia ke kampusnya, dia pun keluar dari dalam mobilnya, sebelum itu dia berpamitan pada supirnya.
Kaki kecilnya melangkah kedalam kampus dan dia bertemu sahabat karibnya yang bernama Lolita "Hai Loli."
"Hai juga Lala sayang." Lala mendengus jijik pada Lolita karena memanggilnya sayang "jangan memanggilku begitu, itu menjijikkan, aku tidak mau orang-orang menganggap kita pasangan."
"Hahaha tenang saja aku yakin bahwa mereka akan berfikir kau adalah adikku karena tubuh kecilmu itu, ohh iya apa ada kenaikan dengan tumbuh kembangmu misalnya tinggi badanmu itu, bukankah seminggu yang lalu kau mengeceknya dan kau masih belum menyampaikan apapun padaku sebagai kakak cantikmu ini." Lolita memang lebih tua satu tahun dari Lala tapi jika dilihat dari bentuk fisik Lala dan mukanya tentu saja umur mereka terlihat jauh, saat Lala pergi dengan Lolita semua orang yang tidak tahu bahwa Lala adalah sahabat Lolita akan mengatakan kalau mereka adalah kakak beradik.
"Jangan menghinaku Lolipop, tinggiku memang tidak naik tapi aku yakin satu bulan lagi tinggi badanku akan bertambah."
"Benarkah? Kau harus berhenti mengukur tinggi badanmu Lala karena umurmu sudah tidak memungkinkan untuk dirimu bertambah tinggi lagi jadi sebaiknya kau menerima kenyataan."
"Huhh mungkin kau benar, aku terkadang berfikir kenapa tinggi badanku hanya 150 saja padahal ayah dan ibuku memiliki tinggi badan yang ideal," pada kenyataannya Lala memang terlahir dari sepasang orang tua yang memiliki tinggi badan yang ideal tapi takdir berkata lain, Lala malah hanya memiliki tinggi badan 150 cm.
"Itu takdirmu sayang, ya sudah ayo kita masuk karena aku yakin dosen yang mengisi hari ini adalah dosen yang memiliki sengat menyakitkan di lidahnya, jadi ayo masuk sebelum kita terlambat dan berhenti memikirkan tinggi badanmu itu lagi pula aku lebih suka kau yang kecil karena aku merasa bahwa diriku memiliki adik."
*****
Pov Eric
"Apa gadis kecilku berada di kampusnya sekarang?" tanyaku pada bawahanku yang aku tugaskan untuk memantau gadisku dari kejauhan "iya tuan."
"Baguslah karena aku tidak suka gadisku pergi ke suatu tempat yang membuat banyak pria menatapnya lapar, terus awasi dia, jika dia pergi ke suatu tempat katakan padaku."
"Baik tuan."
Bawahannya itu langsung pergi sedangkan aku menatap bingkai foto gadisku yang akan segera aku miliki, aku sudah tidak sabar ingin membawanya ke pelukanku. Kemudian aku melanjutkan pekerjaanku yang masih menumpuk, hingga kulihat waktu sudah berlalu dua jam lebih dan ada yang mengetuk pintuku.
Tok
Tok
Tok
"Masuk."
Bawahanku yang tadi pengabari aku tentang gadisku kembali lagi dan menunduk hormat lalu menatapku "kenapa kau kembali lagi Karina?" pada kenyataannga bawahan yang aku perintahkan memata matai gadisku adalah seorang wanita, itu karena aku tidak rela jika orang yang mengawasi gadisku seorang pria karena dia hanya milikku.
"Tuan saya ingin mengabarkan bahwa nona sedang berada di pusat perbelanjaan dengan temannya."
"Kenapa kau baru mengatakan sekarang?" tanyaku dengan marah, Karina menunduk hormat lalu berucap "maaf tuan ini kesalahan saya."
"Kali ini aku maafkan tapi lain kali aku tidak akan memaafkan kecerobohanmu itu," aku langsung keluar dari runganku untuk menjemput gadisku, biasanya jika gadisku ada diluar maka aku hanya akan menelefon papanya agar meminta gadisku pulang tapi kali ini aku yang akan membawanya pulang karena aku sudah terlalu lama menunggu untuk hal ini.
*****
Pov Lala
Sekarang aku sedang berada di pusat perbelanjaan bersama Lolita, kami sedang melihat lihat pakaian dalam yang ternyata membuat Lolita berteriak dengan tidak tahu malunya, sekarang saja dia sudah memilih lima pakaian dalam untuk dia beli dan yang membuatku jijik adalah saat kulihat Lolita juga memilih bahkan menyukai pakaian dalam dengan motif macan tul tul.
Aku yang memang tidak begitu peduli dengan pakaian dalam hanya melihat lihat pakaian dalam di depanku ini dengan malas, sebenarnya aku memiliki motif celana dalamku sendiri, aku suka dengan motif celana dalam yang sangat lucu tapi di sini hanya ada pakaian dalam yang motifnya menjijikkan.
"Kenapa kau tidak memilih satu pun pakaian dalam Lala?"
"Aku tidak suka dengan motifnya dan bentuknya, aku lebih suka yang memiliki gambar lucu."
"Ohh ayolah kau ini bukan anak kecil atau remaja lagi yang harus memakai pakaian dalam seperti itu, sekarang pilih atau aku akan memilihkannya untukmu."
"Aku tidak mau."
"Oohh ya ampun Lala, kenapa kau sangat kekanakan? Coba pikirkan apa yang akan dipirkan suamimu nanti saat tahu kau memakai pakaian dalam yang memiliki motif lucu seperti motif kelinci, mungkin suamimu akan syok dengan apa yang dia lihat."
"Kau terlalu berlebihan lagi pula aku masih belum mempunyai suami."
"Dan itu akan segera terjadi baby."
"Hah?"
*****