Chapter 6 - perasaan revan

Dilain sisi adelia sangat sibuk,jadwal perkuliahan yang padat, dengan tugas-tugasnya yang begitu banyak,mana tugas dari senior,mana tugas dari dosen,belum lagi dia belum terbiasa dengan keadaannya sebagai mahasiswa,karena menjadi siswa dan mahasiswa tentunya jauh berbeda,jangankan untuk mengangkat telfon dari erlang makan dan tidurpun tak pernah teratur.

waktu itu kebetulan adelia sangat lelah dia merebahkan tubuhnya di atas kasur,dia berencana untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan tugas-tugas saat itu Hp berdering,dan itu telfon dari Erlang.

"hallo del... kamu kemana aja shi.. aku telfon" dari kemarin kenapa tidak perna di angkat" tanya erlang dengan hati yang kesal dan nada yang keras,

"iya Erlang maaf aku benar -benar sibuk" jawab adel dengan nadah yang lemah dan males menjelaskan karna terllu banyak beban.

"sibuk apa aja shi del... bilang aja kamu males bicara sama aku" erlang masih bersikap kasar dia berusaha melampiaskan kekecewaannya terhapada adel.

"aduh erlang ngk usah lebay deh" adel menjawab dengan nada yang ketus dan ngobel dalam hati,ko erlang lebay banget deh.. marah - marah nda jelas seakan" aku ini pacarnya yang sedang mengabaikannya.

"yah udah del... terserah kamu,mulai sekarang tidak usah hubungi aku,aku juga tidak akan menghubungi kamu lagi" jawab erlang dengan nadah yang benar benar marah

"ok erlang terserah kamu,emang kamu fikir kamu siapa marah- marah nda jelas sama aku,pacar juga bukan" jawab adelia,dia pun mulai teroancing emosi oleh sikap erlang.

"ok del makasih buat semuanya mulai hari ini kita hapus nomor masing-masing,dan tidak usah saling menghubgi,jika kita memang berjodoh,suatu saat nanti takdir akan mempertemukan kita lagi.,jawab erlang dan langsung mematikan hp.

Erlang sangat kecewa dan melampiaskan semua kepada adelia,dia terlalu emosi dan tidak bica berfikir jernih,namun setelah semuanya berlalu dia baru menyadari dan menyesali tindaknnya,dia tidak bisa lagi menghubungi adelia dan tidak dapat mengingat nomornya,karna adelia sering menganti nomor.

disisi lain adelia tidak tau apa yang terjadi pada erlang yang membuatnya begitu emosi karna kegagalannya menjadi anggota TNI,sehingga dia merasa kesal dengan sikap erlang yang marah" tidak jelas kepadanya.

Waktu berlalu begitu cepat kini adelia sudah memasuki semester 4,aktivitas kulia pun tak lagi sesibuk waktu masih maba (mahasiswa baru), waktu itu adelia lagi lagi berkunjung ke kosan temannya,kebetulan kosan itu bisa di bilang rumah,cuman memiliki banyak kamar dan kebetulan di kosan itu campur penguni cowo dan cewe,tapi tidak sembarang orang yang tinggal,karna penghuninga campur,yang kosan disana kebetulan adalah teman,ada yang karna berasal dari kampung sama,atau ada hubgungan kekerabatan dengan pemilik atau penghuni kosan, saat itu adelia berkunju kekosan tersebut karna salah satu temannya kost disana,namanya Amel,tapi siapa sangka dari kunjungannya kesana,dia berkenalan dengan Revan,Revan ini satu kosan dengan Amel dan bisa di bilang ada hubungan kekerabatan dengan Amel,karena tante Revan dan Om Amel menikah,

Revan mulai suka dengan Adelia sejak pertama bertemu, dia diam - diam sering mencari tau tente adelia ke Amel,dia seorang Pemuda yang tampan,sederhana dan berhati lembut, dia orangnya sangat pemalu tapi entah kenapa melihat adelia dia selalu pengen menncari tau semua tentangnya,

Adelia memiliki sifat cuek dan malas tau,dia sebenarnya sadar kalau Revan naksir dengannya tapi dia berusaha bersikap biasa saja terhadap revan,sifatnya yang mudah bosan terhadap seuatu membuatnya takut menjalani hubungan dengan orang lain,dia takut menyakiti revan jika suatu saat nanti dia bosan dan memutuskan revan dengan alasan yang tak masuk akal tersebut karena revan sengat baik dan selalu ada buatnya,dia berusaha menjadikan revan hanya sebagai sahabat,revan sudah berulang kali menyatakan cinta kepada adelia namun tak pernah menanggapunya,namhn dia tak pernah menyerah,dia tetap berusaha mendekati adelia dan berharap suatu saat adelia bisa menerima cintanya.