Chapter 11 - Revan

adelia dan Amel berjalan menuju ruang kelas,karena sebentar lagi kelas akan di mulai,dosen pun sudah memasuki ruang kelas. pandangan adelia tertuju pada dosen yang sibuk menerangkan didepan,tapi sayangnya hanya pandangan adel saja yang fokus kedepan,tapi fikirannya masih melayang,dia masih terus berfikir tentang revan. amel yang berada di samping adel menyadari kalau adel lagi memikirkan sesuatu.

"del... lagi mikiran apa shi.. revan yah.." tanya amel sambil berbisik.

"ngk ko' siapa bilang aku lagi mikirin dia..."

"terus kalau bukan revan,mikirin siapa donk...??? tapi del.. menurut kamu revan jujur ngk shi kalau dia itu bener" sibuk.. bukannya lagi menghindari kamu"

"mana aku tau...."

"tapi kamu yakin ngk buat salah sama revan, buat dia menjauh dari kamu"

adel hanya terdiam sambil berfikir,sebenarnya dalam hati dia juga memiliki fikiran yang sama dengan amel,tak lama kemudian kelas pun bubar adelia dan amel sibuk membereskan buku - buku mereka,tiba-tiba seseorang muncul dari pintu dan menyapa mereka

" hei del... udah selsai yah kuliahnya" tanya tomi

"iya tom " jawab adel

"kita jalan yuk del.. mumpung masih sore nhi"

"maaf tom aku ngk bisa"

"kalau gitu aku anter pulang yah..."

" ngk usah tom,lagian aku lagi ada janji sama amel mau pulang bareng.. iya kan mel.. " sambil memberi kode ke amel...

"a...a... iya tom.. betul... aku dan adel ada keperluan" jawab amel yang agak linglung

"yah udah del kalau gitu,aku pergi dulu yah,moga lain waktu kamu punya waktu"

adelia"..."

adelia dan amel pun sama" menuju pulang,tapi sampai di parkiran merekapun berpisah karena tak searah,adelia hanya membuat alasan ke tomi karena dia tidak punya alasan lain untuk menolak,entah kenapa dia mulai memikirkan revan,dia takut kalau revan salah paham bila mengetahui dirinya jalan bersama tomi.

di dalam kamar adelia sibuk menatap HP,dia berharap revan segera menghubunginya,dia memandangi hp begitu lama namun revan tak kunjung menelfon juga,pada akhirnya adelia memutuskan untuk menelfon namu tiba" bingung harus menjawab apa nanti saat revan bertanya,akhirnya di neletakkan kembali hp nya,

Di tempat yang berbeda Revan lagi sibuk kerja siang dan malam demi sebuah kado buat adelia,sedikitpun dia tak pernah mengeluh walaupun dia belum pernah bekerja begitu keras,berasal dari keluarga yang berkecupan membuat revan tak pernah kekurangn uang jajan, namun kali ini dia benar-benar menunjukan pada adelia bahwa dia juga mampu menjadi pria mandiri dan tidak bergantung pada orang tua. saat revan pulang dari cafe untuk bernyanyi tiba" saja ada sebuah mobil yang melaju dari depan dan menabraknya,lukanya tidak terlalu parah namun mengharuskan revan untuk menginap beberapa hari di rumah sakit. selain teman-teman revan tidak ada yang mengetahui hal itu termasuk adelia,karena revan sengaja tidak memberitahunya namun Andi sahabat revan mencoba memberi tahu adelia, dia sedih melihag temannya yang terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit dengan wajah yang murung,dia tahu bahwa kehadiran adelia mungkin bisa memberinya sedikit senyum.

Di dalam kamar adelia tiba" terdengar suara dering Hp,adelia melihat dari nomor yang tidak di kenal,karena dia penasaran akhirnya di menerima telfon tersebut